Chapter 1 : Don't Go

2.4K 206 14
                                    

khalifahlee x ulalalalalalala
Proudly Present

.
.
.
.
.

Satu, dua, tiga, empat, lima...

Daniel terus mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada kemudi mobilnya.

Sudah hampir dua jam pria sibuk berusia 26 tahun itu menunggu di depan pintu utama Universitas Chung-Ang, tepatnya ia menunggu di dalam mobil pribadi miliknya.

Ia hafal betul, di hari Jumat pemuda itu hanya memiliki sedikit jadwal dan seharusnya ia sudah pulang.

"Apa mungkin jadwalnya sudah berubah? Tapi kurasa tidak ada perubahan di hari-hari sebelumnya" gumam Daniel dengan risau.

Pria itu menggigit bibirnya, kedua matanya yang tajam terus mengawasi akses utama keluar masuk tempat dimana pemudanya menuntut ilmu.

Tak berapa lama, Daniel melihatnya—
Pemuda manis yang rambutnya berwarna cerah, siang ini ia memakai celana kain berwarna cokelat muda dan sweeter berwarna putih polos.sungguh menawan.

Namun kegembiraan Daniel menghilang setelah menyadari bahwa pemuda itu tidak berjalan sendirian, ada sosok pria tinggi bertubuh jangkung dengan tas punggung mengiringi pemudanya.

Mereka berjalan beriringan, tertawa bersama, bahkan si pria jangkung membawakan tas tenteng pemudanya yang Daniel tahu pasti berisikan kamus-kamus serta beberapa file penting.

Tidak bisa menahan dirinya, Daniel segera keluar dan menghampiri dua insan yang tidak menyadari kehadirannya itu.

"Sayang, ayo pulang." Daniel yang muncul tiba-tiba menggandeng tangan pemuda itu, membuatnya terkejut apalagi setelah menyadari jika itu adalah Daniel.

"Ya Tuhan. kau masih saja berkeliaran di sini. Lepaskan aku." pemuda itu menjawab ketus.

"Ya! Siapa kau berani-beraninya mengganggu Jihoon Hyung?" Pria jangkung tadi melepaskan tangan Daniel dan berkata emosi.

"Hahahha, dasar bocah. Kau mau jadi pahlawan? Jihoon adalah tunanganku. Sebaiknya belajar saja yang rajin tidak usah merayu kakak tingkatmu."
Daniel tertawa meremehkan.

"Sial sekali kau.." pria jangkung itu tidak terima kemudian hendak menyerang Daniel tapi Jihoon segera menahannya.

"Kuanlin-ah, sebaiknya kau pulang saja, jangan meladeni pria gila ini."

"Tapi hyung.. dia bisa menyakitimu.."

"Aku bisa mengurusnya sendiri, pulanglah." Pria jangkung itu menurut dan menunjuk Daniel geram sebelum memutuskan untuk pergi.

Daniel menatap pemudanya heran, ia baru saja dikatai gila, Kang Daniel yang tampan itu adalah pria gila.
Ya Tuhan, Daniel rasanya ingin mengamuk jika saja bukan pemuda itu yang mengatainya.

"Siapa dia?"

"Kau tahu dia adik tingkatku mengapa bertanya lagi? Dan kurasa kau tidak punya hak untuk bertanya tentang hidupku lagi."

"Astaga, kau mau membalas dendam? Sekarang kau memilih berkencan dengan adik tingkatmu? Anak ingusan itu?"

"Kang Daniel! Ingat, kita sudah berakhir, terserah aku akan berkencan dengan siapapun itu bukan lagi urusanmu."

"Tidak bisa, kita belum berakhir, aku tidak pernah menerima keputusan sepihakmu, kau tunanganku” Daniel melirik sekias jemari Jihoon kemudian melanjutkan seruannya  “lihat ini, aku masih memakai cincin pertunangan kita, dan kau juga masih mengenakannya."

Daniel menyeringai kecil, merasa menang karena menyadari benda pengikat itu masih melekat pada pemudanya.

Jihoon menutupi jari manisnya yang memang masih memakai cincin emas putih itu.

Sial, ia seharusnya langsung melepasnya ketika ia memutuskan untuk berpisah.

"Kukembalikan padamu, kalau begitu kita resmi berakhir." Jihoon melepas cincin itu dan memindahkannya ke tangan Daniel.

Pemuda itu kemudian berjalan tergesa, dan tentu saja Daniel tidak menyerah.

“Jihoon-ah.. sayang.."
Daniel menarik tangan pemuda itu, hingga membuat tas tentengnya terjatuh dan beberapa kamus berserakan di jalan.

Jihoon memandang tajam Daniel, pria itu merasa sangat bersalah.

"Maafkan aku, aku akan merapikannya."
Daniel berjongkok dan memunguti kertas yang berserakan, dengan Jihoon yang masih berdiri; matanya berkaca-kaca, ia sangat marah.

Bukan karena barang-barangnya yang terjatuh, tapi karena sikap Daniel yang kekanakan menurutnya.

"Jangan menyentuh apapun, atau aku akan meneriakimu pencuri." ucap Jihoon tajam.

Gerakan Daniel terhenti.

Kemudian pria tampan itu mendongak, dan ia melihat pemuda menangis.

Park Jihoon menangis.

Meskipun tanpa bersuara tapi Daniel melihat jelas butiran air mata meleleh jatuh melewati pipinya.

"Love..."

"Kenapa kau sangat egois? Tidak bisakah kau pergi dari kehidupanku? Berhentilah menguntitku, jangan menggangguku lagi, keputusanku tidak akan berubah."

"Aku sangat mencintaimu, aku menyesal"

"Tidak ada gunanya, sejak kita memulai komitmen aku sudah pernah memberitahumu hal apa yang paling tidak bisa kutolerir, dan kau melakukannya. Kita sudah berakhir, Kang Daniel pergilah. Kau pria sibuk tidak seharusnya membuang-buang waktumu seperti ini”

Kemudian Jihoon bersimpuh, memunguti kertas dan kamusnya lalu memasukkannya ke dalam tas seperti semula.

Daniel hanya bisa memandang pemuda itu dengan sedih, kemudian dirinya ikut berdiri ketika pemuda itu telah selesai.

Tanpa menoleh sedikitpun kearah dirinya, Jihoon langsung pergi tergesa meninggalkan Daniel disana.

Meninggalkan Daniel yang hanya bisa memandang bahu sempit yang telah lama ia rindukan itu.

Bahu sempit yang selama ini jadi sandaran dirinya.

Bahu sempit yang setelah lama ini jadi tempat ternyamannya.

Bahu sempit yang beberapa tahun kebelakang ini jadi objek pelukan hangatnya.

TBC?

__________

Jadi aku bawa ff project bareng yang tersayang khalifahlee jadi minta dukungannya ya hehe.

Jadi lanjut ga nih?

NielWink ; Lost Of The Last [ Complete ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang