Fàèdàh Gák Disiplin

49 5 5
                                    

Nama gue Thean Al-cahya seorang manusia kere kelas 12 SMA yang ditugaskan mencari jati diri. Karna guru dan orang tua gue bilang, kalau manusia itu harus punya mimpi dan tujuan hidup. Namun jujur saja, gue gak punya mimpi, gue cuma pengen menjadi manusia yang tidak punya mimpi namun sukses di kemudian hari.

Hari ini, seminggu setelah libur panjang gue pergi ke sekolah, dan karna gue adalah murid yang sudah mengenyam pendidikan di SMA selama kurang lebih dua tahun dua bulan dua puluh dua hari, langkah kaki gue lebih santai dibanding junior-junior gue yang takut akan hukuman Jendral Botak sekolah, yang selalu siap dengan pembinaan fisik dan mentalnya kepada setiap murid istimewa.

Karena pas gue turun dari angkot tadi gue sempetin nolong ibu-ibu yang bawa belanjaan melebihi batas maksimum beban yang mampu diangkat tubuhnya,gue jadi terlambat masuk sekolah. Tapi gapapa lah, lagian walaupun gue kere dan level kegantengan gue di bawah rata-rata, gue tetap harus ngebantu orang lain.

Dan karna gue telat, gue terpaksa harus menunggu di luar selama upacara berlangsung, gue pun langsung menuju kursi di samping gerbang sekolah yang sudah disediakan untuk murid-murid istimewa seperti gue. Tidak seperti biasanya, kali ini ada makhluk berjuluk perhiasan terindah sedang duduk di kursi panjang langganan gue. Wajah cewek itu lumayan cantik namun raut wajah khawatir menghiasi kecantikannya, menandakan bahwa dia murid rajin dan pengejar prestasi di sekolah yang takut akan hukuman guru.
"Anggota baru ya?". Sambil mendekatinya gue coba bersikap ramah pada dia.

"anggota apa?". Jawabnya, dengan muka penasaran dan sedikit bingung .

"Organisasi paling tinggi di sekolah ini, IMKD".

"IMKD?".

"Yap, Ikatan Murid Kurang Disiplin, kamu member baru kan?".

"Apa? Bukanlah, lagian siapa juga yang mau gabung organisasi aneh kayak gitu".

Jujur aja, gue merasa tersinggung dari jawaban dia tadi, karna dia menandakan bahwa gue adalah salah satu murid aneh.

"Terus kenapa bisa telat?". Sambung gue.

"kak logikanya gini aja ya, ada gak sih cewe lagi telat, terus mau di wawancara sama cowok yang bahkan dia gak tau namanya"

Menakjubkan, gue kira dia cewek lembut dan polos,tapi nyatanya dia adalah pembunuh suasana terbaik yang pernah gue temui.

"Oh iya maaf, aku cuma kasian aja kalau sampai ada siswi yang nanti nilainya turun dimata guru, Cuma gara-gara gak disiplin dan dihukum di depan semua murid".

Mungkin pernyataan gue seperti ancaman, tapi percayalah, murid yang kelihatannya rajin kayak dia, akan takut kalau reputasinya turun di mata guru-guru.

"Hemm tapi.."
Nice, perkiraan gue berhasil, dan disini gue kembalilah yang mengendalikan suasana.

"Tenang aja, ada cara lain kok, tapi kecil kemungkinannya kamu enggak kena hukuman sama sekali."

"Maksudnya?"

"Maksud..."
Sebelum gue sempet ngomong, bel sudah di bunyikan pertanda upacara selesai, dan biasanya murid telat yang amatir langsung menyerbu gerbang sekolah yang sudah di buka.
Cewek imut disebelahku terlihat semakin khawatir dan ingin segera masuk ke sekolah. Dan benar saja seketika dia bangkit dan hendak pergi.

"Tunggu, kamu mau kemana?". Gue terpaksa menarik lengannya untuk menahannya.

"Kenapa sih?, kita kan udah telat, harus cepet cepet masuk, kamu tau kan? Kalau aku dihukum dan nantinya nilai kedisiplinanku turun dimata guru-guru, semakin kecil kemungkinan aku dapat rangking".

Gue suka banget liat wanita ngomel, itu memperlihatkan kalau dia peduli.

"De logikanya gini aja, kalau kamu langsung masuk pas upacara selesai, kamu nanti langsung di hukum sebelum guru-guru dan para murid masuk ke ruangannya masing-masing".

Sekolah gue ini memang lumayan keras, murid telat upacara akan dihukum di depan para murid lain dan guru sebelum mereka masuk ke kelas.

"jadi gimana, kita nunggu aja sampai mereka di hukum dan gerbang ditutup lagi gitu?".

"Tentu, kamu percaya sama aku aja, bisa?".

"iyah".

Entah kenapa dia langsung diam dan menuruti gue, itu mungkin karna gue punya efek magis yang bisa mempengaruhi orang lain.

"Kita tunggu beberapa menit setelah gerbang itu di tutup"

Sudah sepuluh menit setelah semuanya masuk kami bergegas menuju gerbang, di gerbang, kami sudah di tunggu oleh pak jendral yang terlihat belum puas membina fisik murid telat amatir.

"THEA..N, kamu dari mana saja?, kamu ini murid senior di sekolah, seharusnya kamu mencontohkan yang baik untuk adik kelasmu". Tanya pak jendral botak dengan nada suara tegas yang dapat meluluh lantahkan mental murid-murid lemah di sekolah.

"Tadi kami sibuk berdoa pak". Jawab gue.

"Hah, doa apa?"

"Doa supaya bapak panjang umur dan sehat selalu, serta tidak menghukum kami, pak"

Gue lihat senyuman manis wanita disamping gue yang sedari tadi terlihat takut dan khawatir.

"Terus gimana,terkabul?". Tanya pak jendral

"Semoga pak".

"Baiklah saya tidak marah", sejenak gue merasa lega, "tapi saya tetap harus menghukum kamu Thean karna ini sudah merupakan peraturan sekolah".

Ah sial, gue kira, kami bisa terbebas dari hukuman, tapi ternyata hasilnya nihil. Kami dibawa ke tengah lapangan untuk menikmati pembinaan fisik yang sudah disediakan untuk kami.

"Thean seperti biasanya kamu harus melakukan 100 kali push up dan 10 kali lari keliling lapangan, laksanakan!" Ucap pak Jendral botak.

"Dan kamu" Sambil menunjuk wanita imut yang semakin menunjukkan wajah khawatirnya.

"berisik botak" Sebelum sempat memberikan hukuman pada wanita imut ini, gue mengalihkan perhatiannya.

"Apa kamu bilang?" Tanya pak jendral dengan nada marah.

"Bo Tak"

"Kamu ini, saya sudah baik kamu malah meledek saya, hukuman kamu saya kali kan dua kali lipat, dan kamu Arin, kamu boleh masuk kelas. Saya mau melakukan pembinaan intensif pada Thean hari ini"

"ba.. baik pak" Dia pun meninggalkan gue bersama pak jendral yang memaksa gue untuk melahap semua hukuman.

Noob DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang