Gue sampai duluan dirumah, rumah gue lebih dekat dari rumah Aldi.
"assalamualaikum bun". ucap gue sambil membuka pintu rumah dan mencium tangan ibu.
"waalaikum sallam, kamu dari mana saja Thean?" tanya ibu sambil menyiapkan makanan.
"Abis perang bu, bantuin Genghis khan memperluas kekuasaannya."
"terus gimana?, menang?" tanya ibu.
"80 persen, sisanya lanjut minggu depan".
"kasihan, yaudah kamu mandi dulu!"
"siap"
Setelah gue mandi dan pake baju, gue langsung pergi ke meja makan untuk makan malam, disana sudah ada ibu dan kakak laki-laki gue. gue punya dua kakak, satu kakak laki -laki yang sudah memiliki usaha sendiri dan satunya lagi kakak perumpuan yang sedang melanjutkan penidikan di ibu kota.
"Malam kak!" sapaku.
"Malam Thean" jawab kakak gue.
"gimana sekolah kamu?".
"Sama seperti biasanya, Membosankan" jawab gue sambil mengunyah makanan yang tadi ibu siapkan.
"hahahaha, memang" jawab kakak gue. "di perusahaan kakak juga banyak yang lulusan sekolah tinggi yang ngelamar kerja, tapi Cuma sedikit yang mau kerja keras"
Kakak gue ini memang gak terlalu suka dunia sekolah, dia Cuma lulus SMA itu pun karna paksaan orang tua gue, berbeda dengan kakak perempuan gue yang seorang maniak pendidikan, tapi anehnya dia bisa buka usaha dan sukses.
"Huss kamu ini ngomong apa Thean!" Sela ibu, "kamu juga Rakak, seharusnya kamu juga dukung adek kamu!".
"Hahaha iyah deh" jawab kak Raka "Thean!, kamu udah punya mimpi?".
"hmm, belum sih" jawab gue, sedikit bingung.
"Gini ya Thean!, pas kakak lulus sekolah, kakak coba cari kerja dan ngelamar kesana - sini, tapi sulitnya minta ampun" kakak pun mengambil air di gelas dan meminumnya, lalu melanjutkan omonganya. "karna saingan kakak itu para sarjana, dan saat melamar keja yang perusaan liat pertama kali adalah pendidikannya, tapi kamu tau apa yang membuat kakak bisa bediri lagi" kakak berhenti sejenak, "kakak punya MIMPI!"
Setelah kami selesai makan dan ibu sedang membereskan meja makan, gue masih ngobrol sama ka Raka.
"kamu tau kan, kakak itu sekolahnya bandel" lanjut kakak
gue ngangguk.
"di sekolah, kakak sering bolos dan berantem dan gak sedikit juga guru yang bilang kalau kakak ini gak bisa sukses di masa depan, bahkan hampir semua murid pun berkata kalau nantinya kakak jadi orang yang gak berguna" kak Raka terlihat sedih. "tapi dibalik semua itu ada seorang guru yang bilang ke kakak, selagi kamu masih bernafas dan masih punya tujuan, maka sukses bukanlah hal yang tidak mungkin bagimu"Sejenak suasana hening dan hanya terdengar suara kecil air ditempat ibu mencuci piring di dapur.
"akhirnya kakak buka usaha dan bekerja keras, bukan untuk membungkam mulut orang yang merendahkan kakak, tapi untuk menciptakan senyuman dari orang yang menghargai kakak" kakak gue tersenyum. "tapi kamu juga jangan lupa pendidikkan juga penting, lihat Rina kakakmu, dia berusaha keras utuk membanggakan orang tua dengan pendidikannya"
gue mengangguk.
"kamu mengerti Thean?"."iya" jawab gue.
"baguslah, kakak mau mandi dulu" Sambil berdiri kak Raka meninggalkan gue yang sedang terpaku.
Gue pun kembali ke kamar gue, sebuah markas kecil, tempat seorang penjahat beristirahat.
Gue pun mengambil komik yang gue beli tadi, setelah membaca beberapa lembar terdengar suara khas dari hp cinitnit gue.
Ternyata seorang makhluk amfibi yang nelpon gue disaat gue lagi sibuk - sibuknya baca komik."Halo Thean!!" teriak Aldi, dengan nada suara yang terdengar senang.
"apaan sih, lu ngomongnya bisa pelan dikit gak?"
"yaa sorry, lu tau gak cewek yang tadi bareng kita di angkot?, gue berhasil ngobrol sama dia di telpon"
Gue kira ada apa, ternyata Cuma laporan gak penting dari seorang jomblo kelas atas.
"Terus gue harus gimana?" tanya gue dengan nada sedikit datar.
"Gak gimana - gimana sih, hehe BTW makasih ya udah ngenalin gue sama dia".
"iya sama - sama, udah lah gue lagi sibuk. Lagian gue males telfonan sama cowok malem - malem gini". Sambil nutup telpon, gue langsung kembali ke kasur dan melanjutkan membaca komik.
Tapi gue juga jadi kepikiran sama apa yang kakak gue katakan tadi, dia mirip banget sama ayah gue yang saat ini lagi lembur di luar kota, selalu ramah dan peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noob Dream
Teen Fiction"Perjalanan seorang pemula dalam mencari mimpi, yang di bantu oleh seorang pengejar mimpi akut stadium 4" Silahkan baca, moga suka Kalau gak suka juga gapapa kok gua gak bakal maksa😅