Prolog

81 5 0
                                    


Salwa tampak tergesa-gesa berjalan mendekati fingerprint untuk absen kepulangannya. Setelah berhasil dia turun dengan lift dan keluar dari Gedung Rajawali tempat kerjanya mulai bulan lalu. Cukup kecewa mengetahui kabar tim PJRM nya harus digilir dari Paviliun Garuda ke Gedung Rajawali yang berarti jarak Gedung Parkir Karyawan lebih jauh.

Dan sekarang dia harus berjalan keluar gerbang rumah sakit yang berarti lebih jauh dari gedung parkir, tempat biasanya ia parkir mobil. Namun karena pagi tadi ban mobilnya bocor tanpa pikir panjang dia segera menuju halte BRT terdekat. Meskipun sudah mendapat tawaran dari teman satu timnya untuk pulang bersama, Salwa menolak. Dia rindu naik BRT. Seingatnya terakhir kali naik bus saat di SMA, bertahun-tahun yang lalu.

Saat ini dia sedang berjalan santai melewati ruang operasi yang nampak beberapa orang sedang tertunduk lesu di depannya. Lalu melihat di taman banyak pasien yang sedang berjalan atau duduk di kursi roda menikmati angin yang berhembus ringan juga langit mendung di musim kemarau. Tanpa sadar dia sudah keluar Rajawali, berbelok ke kiri menuju pintu keluar.

Setelah sampai di Halte BRT, Salwa duduk sambil sesekali memukul pelan kakinya yang terasa pegal. Kepalanya mendongak ketika ada yang menampar jidatnya pelan.

Lihat! Kurang ajar! Pura-pura gak tahu! Batin Salwa melirik tajam pria yang berdiri membelakanginya.

Di sampingnya berdiri seorang wanita hamil membuat Salwa dengan segera berdiri dan mempersilahkan wanita tersebut duduk.

Salwa semakin geram ketika berkaca di HPnya ada bekas merah di jidatnya. Bukan tamparan pelan tapi keras!

"Mas, gak ngerasa punya salah?" Salwa kelepasan dengan nada tinggi membuat orang-orang di halte melihatnya dan langsung memperhatikan jidatnya terang-terangan.

"Saya?" Tanya pria yang sekarang berdiri berdampingan dengannya.

Salwa terpaku. Matanya berkedip-kedip gugup. Tangan kirinya memegang HP, sedangkan tangan kanannya menutupi jidatnya.

"Eh, bukan. Ini lagi voice note ke temen," Salwa berbisik pelan agar hanya pria tersebut yang mendengarnya.

Pria tersebut hanya manggut-manggut tanpa menatap kembali Salwa yang sudah seperti cacing kepanasan.

Grogi gara-gara cowo ganteng? Plis Sal ini bukan kamu banget!

Di dalam bus, Salwa terus mencuri pandang ke pria tadi. Seragam putih yang ada di balik jaket hitamnya cukup menjelaskan bahwa pria tersebut juga salah satu karyawan PJRM rumah sakit. Tapi bukan satu tim dengannya karena Salwa tidak pernah melihatnya.

Mungkin di bagian administrasi? Atau di paviliun garuda? Atau... merak? Atau elang?

Saat turun, Salwa sedikit terkejut karena pria tersebut juga turun dan berjalan memasuki gang yang sama dengannya. Salwa berjalan santai memberi jarak diantara mereka. Sayangnya Salwa lebih dulu berbelok dan masuk rumahnya.

Gapapa deh jidatku korbannya. Hatiku bahagiaaa...

•••

PJRM artinya Penanggung Jawab Rekam Medis

PRADIPTA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang