Part 3

47 8 0
                                    


Reminder:
🚨Typo akan sering terlihat
⚠️Kesamaan plot ataupun tokoh adalah ketidaksengajaan
🚫No plagiarism

Erina "Hei Jay tunggu... YA! LEPASKAN!"

Dengan tatapan marah Ernina melepaskan genggaman Jay.

Erina "Kau ini kenapa ha? Mengapa menarikku seperti itu?"

Jay "Kau yang kenapa! Tersipu melihat lelaki tadi. Kenapa mau saja didekati begitu? Dengan pria yang baru di kenal lagi!"

"Apa katamu? YA! Dia tidak mendekatiku! Dia juga bukan orang asing! Dia itu seniornya Jennie di SMA. Dia seorang psikolog. Aku akan menjadi kliennya nanti!! Jadi jangan asal saja kau!!"

"Jadi klien psikolog? M-maksud mu apa?" Jay menurunkan nada suaranya.

"Bukan urusan mu!"

Erina sangat marah saat itu. Ia pergi begitu saja dan berjalan menuju meja Jennie dan Ji Hoo, tempat mereka bertiga duduk tadi. Erina pun kembali duduk disana dan meminum coklat dinginnya.

Jennie " Siapa tadi itu, Rina? Kenapa dia menarikmu?"

Erina "Bukan siapa-siapa. Aku benar-benar minta maaf oppa teman ku tadi sudah tidak sopan."

Ji Hoo "Aah.. tidak apa-apa. Pacarmu ya? Kelihatannya dia marah sekali"

Erina "Bukan kok kak... Hanya teman. Oppa, aku harus pergi sekarang. Aku harus ke perpustakaan untuk mencari buku. Aku pamit dulu ya. Jennie-ya aku pergi dulu,, dah..."

Jennie "Iya. Aku mau ke kelas dulu. Setelah kelas ku selesai aku akan kesana. Ji hoo oppa, aku pergi dulu ya.. Sampai ketemu hari rabu."

Ji Hoo "Keure. Annyeong..."

Erina berjalan ke perpustakaan. Tak lama kemudian Jay mengikutinya dari belakang. Awalnya Erina tidak tahu kalau Jay mengikutinya, sampai akhirnya Jay pun berbicara.

Jay "Maaf kan aku, Rina. Aku tahu kalau aku lancang, tapi firasat ku benar-benar buruk tentang orang tadi."

Erina "Apa sih mau mu?! Sudahlah! Aku sedang ingin sendiri. Pergilah." "Belum genap satu hari sejak penawarannya itu, tapi dia malah membuatku kesal."

"Aku benar-benar minta maaf,Rina"

Namun Erina tak mendengarkan Jay. Ia terus jalan menuju perpustakaan dan meninggalkan Jay. Sesampai du perpustakaan Erina memilih buku yang diperlukan dan duduk. Tak lama kemudian Jennie dating menyusul Erina.

Jennie "Hei Miss Untouchable!!" Sapanya sambil duduk disebelah Erina.

Erina "Bukannya kau ada kelas? Kenapa sudah disini?"

"Dosennya gak jadi masuk. Hei ngomong – ngomong yang tadi menarikmu siapa?"

"Hanya orang aneh. Jangan pedulikan."

"Ayolaaahh.. Ceritakan padaku. Kau sedang dekat dengannya kan?"

"Yaaa begitulaah... Tapi belum lama dekat dia sudah kelihatan posesif."

"Aah.. Benarkah? Apa dia marah karena kau berbicara akrab dengan Ji Hoo oppa?"

"Anehkan?"

"Hmm... Tapi sepertinya dia sunguh – sungguh dengan mu loh!"

"Kenapa memangnya?"

"Ku lihat dia berjalan lesu menuju parkiran."

"Biar saja.. Aku juga butuh waktu menenangkan diri."

"Hmm arasseo bos."

Jay yang saat itu tak bisa berbuat apa-apa memutuskan untuk pergi. Ia harus pergi ke rumah sakit untuk dinas jaga hingga besok paginya. Diperjalanan ke rumah sakit, Jay melamun sambil menyesali perbuatannya tadi. Karena tidak konsentrasi, ia memutuskan untuk menepi sejenakdan meminum air yang memang ada sebagai stok di mobil. Tak lama ponselnya bergetar. Ada panggilan masuk.

"Hei Jay. Kau masih belum sampai rumah sakit?" seseorang bertanya padanya

"Belum. Aku masih diperjalanan. Kenapa?" Jawab Jay

"Tak apa-apa. Kau sudah dimana?" Tanya orang itu lagi

"Baru didepan halte bus dekat kampus."

"Aaa aaaa. Baiklah. "

Orang itupun menutup telfonnya. Lalu tiba-tiba ada yang mengetok kaca mobil Jay.

Tok tok tok....

"Hei Jay buka pintunya!" seseorang berbicara pada Jay dari luar mobil

**

 Waah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waah.. Kira-kira siapa ya? See you guys next part ^^

Jangan lupa vote dan komen ya~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UntouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang