tulisrasa part 6

87 27 1
                                        

Ayo, katakan sekali lagi. Aku ini sosok yang aneh, bukan? Sosok yang sukar dimengerti, tak seperti orang kebanyakan.

Katamu, untuk apa mempedulikan jiwa banyak manusia, sementara aku sendiri masih tak tahu cara bangkit dari nestapa. Katamu, aku sendiri belum bisa memulihkan diri. Namun aku tetap ingin menemani setiap jiwa yang merasa sepi.

Katamu, setiap malam kedua pipiku masih saja terbasahi oleh air mata yang mengalir dari kedua mataku. Dan lagi, aku masih saja ingin menempatkan diriku pada pilu yang dirasakan setiap orang yang bercerita keluh kesahnya padaku.

Begini, biar kujelaskan agar kamu mengerti. Aku tidak bodoh. Aku tidak benci pada diriku. Hanya saja, aku merasakan bagaimana rasanya merasa sepi, berjuang seorang diri tanpa ada yang mengetahui.

Aku tahu rasanya ketika orang lain terlelap sementara aku sibuk mengompres kelompak mataku yang sembap. Aku tahu rasanya ketika orang lain tertawa bahagia sementara aku harus bersandiwara agar tampak bahagia di depan mereka.

Aku tahu rasanya ketika aku mengamati kulit tanganku yang luka akibat diriku yang tidak bisa mengendalikan emosi. Aku tahu rasanya ketika dunia mengecam segala hal yang ada pada diri ini.

Aku tahu rasanya. Oleh karena itu, aku ingin orang-orang yang juga merasakan itu tahu bahwa mereka tidak sendiri. Ada aku di sini. Aku yang akan berdiri di samping mereka dan menggenggam tangan mereka agar semua rintangan akan terasa lebih mudah untuk dihadapi.

Jangan menilai diriku bodoh atau terlalu baik hati. Cinta dan perhatianku tulus kuberikan kepada mereka. Aku mengerti keadaan mereka karena aku pernah merasakan hal yang mereka rasakan.

—Berawal dari saling mengerti, akan berujung pada saling menguatkan.


--N.zlfyh📝


NEW PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang