2

11 1 0
                                    

Aldric pov

“udah hampir jam 7 dan Vicry belum datang-datang juga” ucap Valery dengan memajukan bibirnya yang membuatku gemas dan menyubit pipinya

“hey nggak usah khawatir, bentar lagi juga datang” Lery menepis tanganku dari pipinya yang memerah

“tapi Vicry nggak menjawab panggilan dari ku, aku bahkan sudah menelponnya sekitar 20 kali. Al kamu coba ke rumah Vicry sekalian jemput dia” Valery memasang wajah memohonnya yang pasti tidak dapat aku tolak

“huu ngapain harus di jemput si? Ya udah mana alamatnya?” aku bangkit dan memakai jaket lalu menerima alamat Vicry

“Ingat kamu harus bawa Vicry ke sini, okay?” Valery memasang wajah garang tapi bagi ku itu sangat imut

“iya iya aku akan membawa dia kesini, bye” ucapku seraya berlalu dan menuju mobilku

“huu sepertinya aku harus melacak keberadaannya” aku memanggil nomornya untuk memastikan hpnya aktif lalu mulai melacak dimana dia

“loh ini bukan daerah rumahnya, sepertinya ini taman?” aku sedikit tidak yakin tapi aku segera menuju tempat yang diperlihatkan oleh aplikasi di hp ku

Aku sampai di taman yang sangat gelap, huu lokasinya menuju danau. Dan tepat saat aku berbelok menuju danau di sana terdapat mobil Vicry dalam keadaan menyala. Aku mematikan mesin mobil lalu menuju mobilnya, mengintip ke dalam mobilnya yang ternyata kosong, aku mencoba menelponnya tapi hp nya berbunyi di dalam mobil.

“shit dia kemana sih, nyusain aja” aku agak geram, dan sebenarnya aku malas untuk mencarinya jika ini bukan permintaan dari pacar ku aku tidak akan melakukannya. Huu tunggu sepertinya ada bayangan dari danau yang sedikit terkena cahaya lampu mobil Vicry. Aku mendekat ke pinggir danau untuk memeriksanya.

“sial apa yang dia lakuin”

Byur
Aku melompat ke dalam danau yang sangat dingin untuk menarik tangannya dan menariknya ke keluar dari danau ini. Badannya sangat dingin dan dia tidak sadarkan diri.

“Vic Vic bangun hei bangun” aku memukul-mukul pipinya untuk membangunkannya tapi tidak ada respon darinya. Aku memberi nafas buatan hingga dia terbatuk-batuk dan mulai sadar.

Vicry pov

“apa yang lo lakuin sih? Mau bunuh diri? Nyusahin aja tahu nggak lo!” Dia membentakku. Aku perlahan duduk dan menatapnya

“apaan sih? Ngapain lo ada disini? Lagian gue nggak pernah mau lo tolongin” aku harus kuat di hadapannya

“jika ini bukan permintaan Valery buat nyariin lo gue nggak bakalan capek-capek ke sini buat nyariin lo” dia berdiri dan membelakangiku

“kalau begitu lo boleh pergi, gue juga nggak butuh lo ada disini” aku masih duduk dan menunduk mencoba menahan air mataku.

“huu udah cepat bangun kita kerumah lo buat ganti baju lalu ke kafe, semuanya udah nungguin lo” dia berjalan menuju mobilnya

“haa, Vic lo harus kuat” aku menyemangati diri ku dan berjalan menuju mobilku

“he lo bareng gue aja, ntar gue nyuruh orang buat ambil mobil lo”

“tapi gue basah dan ..” ucapakan ku terpotong

“gue juga basah, udah cepetan ambil barang-barang lo dan kesini. Jangan lama-lama”

Di dalam mobilnya kami hanya diam dan aku memandang jalanan di balik jendela mobilnya, oiyah mobil ku

“Halo sayang, kamu dimana?” aku bertanya kepada orang yang aku telpon

My MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang