3

8 1 0
                                    

"whoa lo emang selalu jago ngedance" ucap Tessa, perempuan yang menantang ku

"Hehe lo kaya baru tahu aja" aku tertawa menanggapinya sembari mendekati tempat Valery dan Aldric

"Sampai saat ini gue masih heran kenapa lo nggak pernah mau masuk klub dance ataupun musik, padahal itukan kesukaan lo" Tessa yang masih kepo terus mengikuti ku

"Karena aku harus menghindar" ucapku tanpa sadar

"Menghindari siapa?" Tanya Tessa dan Valery bersamaan

"Ahh? Menghindari siapa? Aku hanya tidak menyukai mengikuti banyak kegiatan, bagiku klub renang sudah cukup" hehehe untung aku bisa ngeles

"Ugh aku udah lapar, kita kapan makannya?" Aku mencoba mengalihkan topik

"Oiya GUYS WAKTUNYA MAKAN MAKANNNN" Valery tiba-tiba berteriak

***

Saat aku selesai makan, sekali lagi Tessa memanggil ku. Kali ini untuk menyanyi, dia menyuruh ku untuk mengambil kertas secara acak untuk mendapatkan judul lagu yang akan ku nyanyikan. Tuhan memang senang bermain-main dengan perasaan ku, aku mendapat lagu dari Samson - Kenangan Terindah

"Hmm lagu yang bagus, tapi aku ingin kamu menghayatinya. Kamu harus menunjukkan bakat akting mu, ada yang kamu ingin katakan sebelum menyanyi?" Tessa melihat ku sembari tersenyum penuh kemenangan, dasar anak itu sangat senang menantang ku.

"Bagaimana kalau aku meminjam mini piano itu?" Aku menunjuk mini piano yang ada di panggung kafe ini

"Okay, kamu bisa menggunakannya, kalau begitu ayo cepat mulai" dia mendorong ku lembut menuju mini piano

"Sorry bagi yang membenciku, kalian harus melihatku lagi" ucapku sembari memperlihatkan mimik sedih

"Bagi fans ku selamat kalian akan mendengarkan suara indah ku lagi" ucapku tersenyum seraya memeletkan lidah 👅 ke arah penonton, banyak sorakan dan tawa dari mereka tapi wajahnya masih saja datar. Huft kamu sangat membenci ku😢

Aku yang lemah tanpamu
Aku yang rentan karena
Cinta yang t'lah hilang
Darimu yang mampu menyanjungku

Selama mata terbuka
Sampai jantung tak berdetak
Selama itu pun aku mampu
Untuk mengenangmu

Darimu kutemukan hidupku
Bagiku kaulah cinta sejati

Bila yang tertulis untukku
Adalah yang terbaik untukmu
Kan kujadikan kau
Kenangan yang terindah dalam hidupku
Namun takkan mudah bagiku
Meninggalkan jejak hidupku
Yang t'lah terukir abadi
Sebagai kenangan yang terindah

Ahh sial kenapa air mata ini harus keluar, aku akan kelihatan lemah di matanya. Apa aku harus membuka mata sekarang, tapi apa aku siap melihat mata tajamnya yang mencemooh ku?

"Vicry, buka mata mu" perintah dari suara berat yang asing di telinga ku

"L lo ngapain" serius aku kaget melihat seorang pria berlutut di sampingku

"Vicry Bluesky Princess D, i love you.  Can i be a part of your life?" Ucapnya seraya meraih tanganku dan mengecupnya. OMG apa-apaan ini, aku masih berusaha mencerna semuanya

"Baby V, don't you remember me? Ahh kamu melupakan ku sepertinya aku harus pergi" Tanya nya seraya melangkah pergi dan membuat ku kembali sadar, dan nama panggilan itu terasa tidak asing, tapi siapa yang ..

"Sean? Sean? SEANNN" aku berlari menghampirinya dan melompat kedalam pelukannya, melingkarkan kedua tanganku di lehernya dan kedua kakiku di pinggangnya dengan erat. Dia juga memelukku dengan erat, tertawa dan memberi kecupan-kecupan ringan di pipiku

"Kamu mengingatku, tapi aku terluka karena kamu lama mengenali ku" dia memasang wajah cemberut

"Maafkan aku, kamu yang hilang selama bertahun-tahun bukan salah tidak mengenali mu sekarang. Ughh i love you my Sea" ucapku sembari mengecup kedua pipinya

"Love you too baby V, but baby i must go now" ucapnya seraya menurunkan ku dari pelukannya

"Kenapa?"

"Aku ada rapat baby, 5 menit lagi di mulai. I'll see you at home, okay?" Dia mengecup pipiku

"Aku tidak bisa pulang ke rumah nanti" cicitku seraya menunduk

"Kenapa? Kamu tidak merindukanku baby?" Dia mengusap kepala ku

"Tidak tidak bukan itu, hanya saja aku ada janji menginap di rumah teman. Maaf"

"Hmm tidak apa-apa, kalau begitu besok aku akan menjemput mu di sekolah. Okay?"

"Okay,, bye bye" aku mengecup pipinya sebelum dia melangkah pergi

"Ahem ahem cieeee" terdengar teriakan-teriakan dari arah belakang ku

"Oh shit, kalian. Kalian kenapa" aku memasang wajah innocent dan berjalan ke tempat Valery yang senyam senyum melihat ku

"Gue seperti sedang menonton drama romance" teriak seseorang

"Shit mereka romantis sekali"

"Vic cowok tadi siapa" dan masih banyak pertanyaannya yang muncul dari sekelilingku

"Haa Val sepertinya aku harus segera pulang" ucap ku pada Val

"Loh kenapa? Cepat banget"

"ini sudah jam 10, kamu ingatkan aku punya jam malam"

"Tapikan tadi kamu bilang mau nginap di rumah teman, jadi nggak akan ketahuan"

"Umm tidak, aku sudah janji balik sebelum jam setengah 11"

"Ya udah sih sayang, biarin aja dia pulang" ucap Al dingin

"Hmm okay, Al ayo berdiri" ucap Valery menarik tangan Al agar berdiri

"Loh kenapa?"

"Kan tadi Vicry datang bareng kamu, jadi kita harus anterin dia pulang"

"Ngapain sih diakan udah gede, bisa pulang sendiri" kata-katanya sungguh menusuk dan melukai ku

"Betul, aku duluan yah Val"

"Tunggu Vic di luar hujan deras, kamu naik apa pulang?"

"Aku akan cari taxi, kamu tidak perlu khawatir"

"Umm Al mana jaket kamu? Kasih ke aku" Valery meminta jaket Al lalu memakainya di badan ku

"Nanti kamu kedinginan pakai baju itu" ucapnya, Valery memang sangat baik

"Tidak tidak, nanti kamu juga kedinginan sayang. Lagian dia pasti langsung naik taxi, jadi tidak usah berikan jaket ku padanya"

"Al betul, lagian aku tidak kedinginan. Ini, aku harus pergi bye bye see ya" aku melangkah pergi setelah mengembalikan jaketnya pada Val yang di rampas dengan kasar oleh Al.

Shit disini sangat dingin, sudah setengah jam aku berdiri tapi taxi tak kunjung datang. Rasa sesak itu kembali datang saat kilasan kejadian di cafe tadi muncul, perlahan air mataku mengalir. Aku berjalan dibawah guyuran hujan deras, yang membuat rasa sesak itu bertambah dan semuanya berubah menjadi gelap.

My MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang