Chapter 1

11 1 1
                                    

"Aneska, bangun sayang. Ini hari pertama kamu sekolah di SMA Harapan Jaya, jangan sampai terlambat ya sayang"

"Mmm, ya."

"Nanti kalau sudah selesai mandi, sarapan ya, bi Ita sudah masak."

"Hmm"

Aneska pun bangun dari tempat ternyaman baginya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah beberapa lama, Aneska keluar dari kamar mandi dan mengenakan seragam yang sudah disiapkan oleh ibu (?) nya.

Setelah selesai, Aneska turun ke bawah dan langsung memakai sepatunya.

"Aneska, sarapan dulu sayang."

"Ga perlu. Aneska bisa sarapan di sekolah."

"Tapi nak"

Aneska tidak menghiraukannya, ia pun langsung pergi menuju halaman rumahnya dan masuk ke dalam mobil yang terdapat pak agus di dalamnya.

"Ayo berangkat pak."

"Tapi non, non belum sarapan."

"Gapapa pak, saya bisa sarapan nanti di sekolah." Jawab Aneska dengan ramah.

Aneska memang seperti itu. Ia terkenal ramah dan baik hati. Tetapi kepribadiannya akan bertolak belakang ketika ia bertemu dengan ibu nya.

Selama perjalanan Aneska hanya melihat lihat suasana kota yang baru ia tempati ini.

"Sampai di sini aja pak."

"Tapi non, sekolah non masih agak jauh dari sini."

"Gapapa pak, saya sekalian liat liat daerah sekitar sini pak."

"Oh yaudah non. Hati hati ya non."

"Ya pak " Senyum pun mengembang di wajah Aneska yang manis itu.

Aneska melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki. Tiba tiba Aneska berhenti berjalan karena ia melihat seorang anak kecil yang tertidur di terotoar jalan.

Aneska pun berlari mendekati anak itu dan melihat wajahnya yang sangat pucat.

"Yaampun, dek bangun dek."

Tidak ada respon dari anak itu. Aneska mencoba memeriksa keadaan anak itu sebisanya. Dan ternyata denyut nadi anak itu lemah, yang berarti anak itu pingsan.

Dengan sekuat tenaga Aneska mencoba untuk menggendong anak itu menuju rumah sakit yang tidak terlalu jauh letaknya dari tempatnya berada sekarang.

Memang SMA Harapan Jaya memiliki letak yang strategis. Terdapat banyak fasilitas umum disekitarnya.

Akhirnya Aneska pun sampai di rumah sakit tersebut dan langsung dibantu oleh suster yang sedang bertugas lalu membawa anak itu ke sebuah ruangan.

Setelah menunggu beberapa lama, Aneska melihat dokter keluar dari ruangan itu. Aneska langsung menghampiri dokter itu.

"Dokter, bagaimana keadaan anak itu dok ?"

"Anak itu hanya pingsan yang disebabkan karena kurangnya energi, kemungkinan besar anak itu tidak makan selama beberapa hari, anak itu sudah boleh pulang sekarang."

"Yaampun, baiklah terima kasih banyak dok. "

"Ya sama sama, baiklah saya permisi."

Setelah dokter itu pergi, Aneska langsung masuk ke ruangan itu, dan melihat anak itu sudah sadar dengan wajah yang menggambarkan bahwa ia sedang ketakutan

"Jangan takut dek, saya bukan orang jahat. Kenalin saya Aneska, tadi saya lihat kamu pingsan di terotoar jalan, jadi saya bawa kamu ke sini."

"Te terima kasih ka."

"Ya sama sama, yang penting sekarang kamu sehat. Oh ya nama kamu siapa ?"

"Nama aku Adin ka."

" Hai adin. Kamu tinggal dimana ? Biar saya antar kamu pulang."

"Saya tinggal di panti asuhan Tunas Bangsa ka."

"O-oh ya." Seketika Aneska merasa kasihan dengan Adin.

"Yaudah kaka anter kamu pulang ya" dengan senyum mengembang Aneska mengatakan itu.

Setelah menyelesaikan urusan dengan rumah sakit, Aneska mengatarkan Adin pulang menuju panti asuhan Tunas bangsa menggunakan taksi.

Jarak yang ditempuh lumayan jauh. Sesampainya di panti asuhan, Adin langsung berlari memeluk Bu Siska. Bu siska adalah ibu panti yang mengurus semua anak yatim piatu di panti asuhan ini.

"Kamu kemana aja nak ? Ibu khawatir sama kamu."

"A-aku hiks.. kemarin nyoba cari hiks.. ayah aku bu " Jawab Adin dengan tangisan yang tidak dapat dibendung.

"Kamu ga perlu cari ayah kamu nak, biar ibu yang cari. Ibu sangat khawatir sama kamu nak."

"Maafin aku bu."

Bu siska hanya membalas dengan senyumnya yang tulus.

Aneska pun terharu melihat situasi ini. Tanpa disadarinya ia meneteskan air mata. Aneska pun menghampiri Adin dan bu siska.

"Terima kasih banyak ya nak, karena sudah membawa Adin kembali ke sini."

"Ya bu, dengan senang hati saya membantu Adin. Saya akan sering berkunjung ke sini untuk menemui Adin dan adik adik saya yang lain."

"Hatimu benar benar mulia nak, kami akan sangat senang bila kamu berkunjung ke sini."

"Ya bu."

Aneska pun bermain dengan Adin dan teman temannya tanpa sadar ia telah bolos pada hari pertama bersekolah di SMA Harapan Jaya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00. Aneska pun memutuskan untuk kembali ke rumahnya menggunakan taksi. Hari ini ia telah bahagia bersama anak panti yang sudan ia anggap seperti adiknya sendiri.

~~~~~

Gimana ceritanya ? Suka ga ?
Jangan lupa vote and comment ya, biar aku semangat.

Maaciw ♡♡♡









Selat Gibraltar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang