"Hyunsik-ah" Jia menarik ujung kaos hyunsik.
Hyunsik berhenti namun tidak menoleh.
"Mari kita hentikan ini" ucapnya dengan sura bergetar. Hyunsik hanya menghela nafas namun masih tetap tidak menoleh.
"jujurlah, eoh. Kau pun tahu kita tidak akan berakhir seperti yang diharapkan" Jia mulai terisak tangannya bergetar "Ini akan menyakiti kita, kau maupun aku. Tidak bisakah kita menerima kenyataan?" air mata wanita itu mulai jatuh.
Hyunsik berbalik dan memeluk Jia erat, mendekapnya seakan akan dia kan menghilang. Nafasnya memburu seiring isak tangis Jia yg semakin menjadi. Tenggorokannya tercekat, dia tidak bisa mengucapkan apapun bahkan kata "maaf" pun tidak bisa keluar dari mulutnya Terlebih Shin Jia wanita yang ada dalam dekapannya ini sangat membenci kata-kata tersebut. Ia hanya terus memeluk erat Jia,sambil sesekali mengelus rambut panjang wanita itu.
"Mianhae" akhirnya hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Hyunsik.
Jia Menghapus air matanya,melepaskan diri dari pelukan Hyunsik dan menatapnya sendu. Dia tersenyum,senyum yang sangat menyakiti hati Hyunsik. Menghancurkannya berkeping-keping, sebanyak apapun dia menahannya rasa sakit itu menyelinap di relung dadanya membuatnya sesak dan seakan mencekik lehernya.
Jia menggengam tangan Hyunsik yang besar, air matanya menetes membahasi tangan pria itu. Dia menatap hyunsik lekat-lekat, mata mereka bertemu mereka saling menatap. Air mata Jia masih tak terbendung, tatapan mata Hyunsik tak bisa di artikan. Kali ini bukan eyesmile yang ada di sepasang mata itu tapi mata yang kehilangan sinarnya. Tidak ada lagi keceriaan di sepasang bola mata indah tersebut, hanya pancaran penyesalan yang muncul.
"Im Hyunsik, please live well. Goodbye.."
Jia melepaskan genggaman tangannya dan berbalik, melangkah menjauh meninggalkan pria itu yang masih berdiri mematung. Dia terus bejalan bayangannya mulai menghilang di ujung koridor, namun Hyunsik tidak bergerak dia masih memandangi bayangan wanitanya yang mulai menghilang. Namun, sebuah teriakan dari dalam dirinya memaksanya untuk segera sadar
"pergi bodoh, kejarlah..." Batinnya berteriak, namun sisi yang lain berusaha menolaknya.
Suara batinnya terus mengusiknya tiada henti, dia menghela nafas.
"Apakah akan berubah saat aku bisa mengejarnya? Aku sama sekali tidak berubah dari diriku yang masih 17 tahun, aku menyakitinya dan membiarkan dia pergi. Dan saat bertemu lagi aku mengulanginya?"
"tidak..ini tidak boleh. kau tidak sama lagi" Hyunsik terkesiap dia berlari dengan langkah besar setelah berhasil mengalahkan kebingungan di hatinya. Dia terus berlari,berlari sampai menuju basement yang gelap dan pengap.
"SHIN JIA...." teriakannya bergema di basment yang sesak.
To Be Continued..
YOU ARE READING
Beautiful Pain
FanficBukan cinta yang datang terlalu cepat hanya saja kau yang terlambat untuk menyadarinya. Indah namun menyakitkan, I met love and went through a breakup... The poet who lost his romance is a living dead...