-Guess Who

11 3 0
                                    

"Duh, gue terlambat! mana sekarang hari pertama kerja lagi. Duh, tau gitu gue set alarm"

Dia berlari sekencang-kencangnya,
Dia bahkan tidak peduli dengan orang-orang yang ia- tabrak.

'Cih.., kenapa pas lagi cepet-cepet gini lampunya hijau' pikirku

Persetan dengan lampu sialan itu, dia tanpa pikir panjang langsung menyeberang di zebra cross.

Tiiiin..

Duagh..

'Akh, sakit banget'
'B-badanku mati rasa'

Lalu semuanya gelap gulita,

-------(Episode sebelumnya)

"Pak, kenapa kok tiba-tiba berhenti?" supir itu keluar tanpa jawaban.

"Um, Fina gimana kalo kita ikut keluar?"

"Udah diem aja disini"

"Tapi aku penasaran Fin" sahutnya langsung keluar dari mobil.

"Ya udah kalau kamu enggak mau ikut nggak apa aku sendi-"

"Astaga!"

Seketika badan Liliana gemetar, bibir-nya kaku. Darah berceceran dimana-mana. Kerumunan orang-orang yang melihat.

Tubuh, yang dipenuhi darah. Tepat terbaring di depan taksi yang mereka naiki.

Supir itu sibuk bicara dengan polisi di telepon

'Kenapa ini?!!'

"Na. lama banget sih?" tanya Fina yang tiba-tiba sudah ada disamping Liliana

"Na, lo-lo harus pergi dari sini" Fina langsung membayar taxi-nya. Menarik tangannya paksa agar menjauh dari sana.

Setelah berjalan sedikit jauh dari tempat tersebut Fina langsung mencari taxi yang lain, setelah beberapa menit mereka menemukan taxi dan melanjutkan perjalan ke toko kue.

"Na, lo nggak apa kan?"

"Ng... enggak apa kok, tapi kok kamu aneh tiba-tiba panik gitu?"

"Ng-nggak, gue nggak panik. Apaan sih"

'Aku tadi kenapa? kenapa rasanya kejadian tadi kayak pernah aku liat. Aneh, aku kenapa sih? dejavu?'
'ah, udahlah palingan perasaan-ku aja'

-------

14 menit kemudian

"Naa?, Liana?. Woi?!"

"A-apa? kenapa?" Liliana yang tadinya tertidur tenang. Tiba-tiba terbangun karena kaget.

"Ah, elah. Sempet aja lo tidur, kirain pingsan. Tuh, udah sampek lo nggak mau turun?"

"M-mau lah, kan aku yang ngajakin ke kesini" jawabnya kesal

"Lagian enggak usah pakek teriak-teriak dong. Budeg nih lama-lama"

"Cerewet"
"kenapa nggak gue biarin aja lo tidur tadi ya? Terus gue turun, terus lo dibawa sama supir taksi tadi. Terus dijual hahaha. Lagian gue terlalu baik, gini nih" jawabnya sambil tertawa aneh

'Ih, baik apanya?'

"Ih, apaan sih. Enggak lucu tau. Garing!" sahutku langsung membayar taxi yang kami naiki.

Sesudah mereka turun dari taxi, mereka langsung menuju toko kue,

Drtt.. drt...

"Em, Fina bentar deh. Kayaknya ada yang telepon"

Patience?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang