------(Bel istirahat) ringg... ring..
"Anak-anak, pelajaran kita cukupkan sampai disini dulu. Ingat kerjakan tugas yang ibu berikan, dan dikumpulkan paling lambat 2 hari lagi. Baik, sekarang kalian boleh istirahat" ujar bu Arini lalu keluar dari kelas.
"Fina, aku enggak ikut ke kantin ya. Soalnya aku udah dibekali sandwich sama mama, kalo mau kamu boleh minta kok"
"Dih, siapa juga yang ngajakin lo ke kantin bareng" jawab Fina dengan nada mengejek.
"Ih, nyebelin banget sih" tanpa menjawab Fina langsung pergi begitu saja.
'Hm.. kelas sepi cuman ada aku sama si anak baru, dia kok enggak ke kantin ya? tawarin enggak ya?
Jangan deh entar dibilang modus lagi, tapi enggak enak kalo nggak aku tawarin'"Umm, Farren kamu mau sandwich nggak? Mama aku buat banyak jadi kalo kamu mau kamu boleh min-"
Tiba-tiba si anak-anak kelas, Giselle dan 'gengnya' datang. Mungkin karena Giselle yang melihat Liliana yang sedang menawarkan sandwich-nya ke Farren juga hanya berdua saja dikelas, tdengan si anak baru. Dia terlihat sedikit kesal dan langsung mendatanginya,
"Loh, Lia. kamu sendiri aja? Fina mana?" tanya-nya sopan meskipun memotong kalimat Liliana. Dan tentu saja Liliana bingung dengan sikapnya yang berubah drastis itu,
"I-iya, Um.. Fina tadi ke kantin sendiri. Karna aku udah bawa bekal jadi enggak ikut ke kantin sama Fina" jawabnya
Masih bingung dengan sikap Giselle yang sekarang duduk disampingnya, bahkan teman-temannya duduk berjauhan dengan Giselle. Seakan-akan tidak pernah kenal sama sekali.
"Um... kamu tumben baik sam-"
"Wah sandwich kayaknya enak deh. Aku boleh coba satu enggak?" potongnya
"Eh? Oh boleh kok"
"Wah makasi"
"Um, anak baru mau coba sandwich-nya enggak?"Tidak ada jawaban
Setelah beberapa detik Liliana baru sadar sesuatu,
'Ah iya, kenapa aku baru kepikiran. Kemungkinan Giselle kayak gini karna dia suka sama si anak baru, ya kemungkinan besar'
"Oh iya kamu Farren kan? Maaf ya panggil kamu anak baru" si anak baru tidak menjawab dan tetap fokus pada buku yang dia baca.
"Namaku Giselle Grethania, panggil aja Giselle" Farren hanya menoleh, dan kembali fokus pada bukunya. Terlihat raut wajah Alex yang kesal. Alex, langsung bangun dan pergi keluar kelas.
Farren, yang sedari tadi hanya fokus pada bukunya tiba-tiba berhenti membaca bukunya. Dan,
-------(Sebulan sebelumnya)
"Pa, aku kenapa aku harus pindah? Apa aku nggak bisa tetap sekolah disana?"
"Kamu harus pindah. Mama sudah tidak kuat membiayai sekolah kamu. Terlalu mahal, papa sekarang sudah tidak bersama kita lagi"
"Dan mama-mu ini gajinya hanya cukup untuk biaya sehari-hari Ren. Belum lagi biaya sekolah adikmu. Kamu pikir dimana mama bisa mendapatkan uang?""Tapi ma-"
"Maafkan mama Ren, tolong kamu mengerti kondisi kita"
Farren hanya terdiam dikamar melamun. Marah, sedih, semuanya. Dia marah karena tidak bisa membantu orang tuanya, sedih juga karena harus pindah dari sekolah elite seperti SMAS SPRINGFIELD sekolah impiannya sedari SMP.
"Aku emang seharusnya ngambil beasiswa itu. Tapi.."
"Ah, udahlah. Dimana pun aku sekolah semuanya bakal sama aja"Sebelum ini kehidupan Farren sangatlah berbeda. Ayah Farren adalah CEO sebuah perusahaan ternama, sedangkan Ibu Farren hanyalah seorang guru di Taman Kanak-Kanak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patience?
Mystery / ThrillerKesabaran? "Kadang aku bingung bagaimana seseorang bisa bersabar. Dengan setiap hinaan, cacian, makian yang mereka terima. Bukan-kah itu memuakkan? Bukan-kah itu melelahkan? Kenapa mereka hanya diam? Kenapa?!" Namanya Liliana Calesthane, dia canti...