Lana memasang posisi siap ketika pak Mino mulai mondar mandir didepannya sambil garuk garuk punggung pake rotan.
"Kamu tau kan peraturan yang saya berlakukan selama latihan?"ujar pak Mino pelan, namun dengan nada menusuk.
Perlahan kepala Lana mengangguk. Gadis bersurai panjang itu hampir memekik saking kagetnya ketika pak Mino berteriak.
"SEBUTKAN!"
"Satu, dilarang bertengkar diluar matras. Dua, dilarang menyalakan ponsel ketika latihan. Tiga, dilarang berpacaran sesama anggota."ujar Lana, masih dengan posisi tegak.
Pak Mino mengangguk, puas dengan daya ingat yang dimiliki oleh anak didik didepannya. Pak Mino kemudian berdiri tepat didepan Lana, membuat gadis itu tegang bukan kepalang.
"Mulai sekarang, kamu yang beresin matras setelah latihan."
"Baik, sabeum."
Lana bahkan gabisa berfikir dulu sebelum menyanggupi ucapan pak Mino. Tatapan tajam pria itu bener bener membuat Lana ngerasa kecil.
Brakkk
Atensi seluruh penghuni dojang otomatis berpusat kearah sumber suara gaduh, ternyata berasal dari seorang laki-laki yang baru aja ngelempar tasnya kearah tribun kemudian berlari masuk kedalam barisan paling belakang.
Doboknya miring lebih condong kearah kanan, sabuk merahnya diikat dengan asal asalan, surai pirang itu terlihat berdiri keatas, ada bercak merah dipipi kanannya, ketara sekali kalo dia baru aja bangun tidur.
"Wah, sinting si memet."
"Udah gila ya tuh orang?"
"Nyari mati!"
Dan masih banyak lagi.
Lana bisa denger temen temennya mulai berbisik-bisik, membicarakan si peran utama yang malah cengar cengir gajelas.
Gak tau situasi banget, gak liat apa muka pak Mino bener bener udah merah menahan amarah.
"MELVIAN! SIAPA YANG NYURUH KAMU BARIS?!??"
Melvian Hyunsuk Metanegara, atau cowok yang kerap disapa memet itu adalah orang gila penghuni tim taekwondo disekolahnya. Lana udah hapal banget, soalnya sering diomongin sana sini.
Gak sekali dua kali Hyunsuk telat begitu, dia emang orang satu satunya orang yang sering banget kena marah pak Mino.
"Sini kamu!"
Hyunsuk berlari kecil menghampiri pak Mino, ia berdiri disamping Lana yang emang masih belom disuruh masuk barisan lagi.
"Kamu ini, udah gede kelakuan masih kaya anak sd! Mau saya botakin kamu hah?"
Cengiran Hyunsuk menghilang, digantikan dengan ekspresi serius. Perlahan kepalanya menggeleng.
"Jangan sabeum, begini aja gak laku gimana kalo saya botak!"
Ucapan Hyunsuk barusan sontak memancing tawa dari anak anak yang lain.
Kan udah dibilang, emang bener sinting ini anak.
Pak Mino menghela nafas, susah ngomong sama Hyunsuk. Butuh kesabaran tingkat tinggi buat menghadapi bocah yang satu ini.
"Kamu balik sana ke barisan."
Lana mengangguk, setelah memberi salam ia berbalik, berjalan menuju barisannya semula. Hyunsuk mengekori dibelakang.
"Bukan kamu, Melvian!"amuk Pak Mino lagi. "Pimpin pemanasan!"
Hyunsuk nyengir. Dengan tampang songongnya dia berbalik, menatap satu persatu teman temannya dengan sok ganteng.
"Sebelum gua mulai, ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdo'a dimulai."
Khalayak berdoa dengan khitmat, kecuali Lana yang masih bengong, mikirin anak kurang ajar mana yang berani ganti nada dering hapenya.
"Selsai."
Hyunsuk yang sedari tadi memperhatikan Lana diem diem akhirnya buka suara, "eh lu yang paling jelek dibelakang sana, sini maju kedepan."
Lana nunjuk dirinya sendiri, seolah sadar kalo dia itu yang pantes dapet title elu yang paling jelek.
Emang sialan Hyunsuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
from me to you 君に届け <choi hyunsuk>
Fanficeh lu yang paling jelek dibelakang sana, sini maju kedepan.