Bagian 2

1.8K 117 2
                                    

Budayakan vote dulu sebelum membaca gaes! 😊

Sidernya kurang-kurangi ya hehe.

Happy Reading

***

Entah apa yang telah dipikirkan oleh Alcan, tadi saat bertemu dengan seseorang dari masa lalunya di perpustakaan dan saling beradu tatap, Alcan memilih langsung pergi dari perpustakaan dan tidak jadi mengerjakan tugas.

Berakhirlah Alcan duduk di sebuah warung sederhana yang sekarang sedang dihuni oleh beberapa laki-laki yang hampir semuanya Alcan kenal.

"Tadi tuh katanya ada yang mau ngerjain tugas, eh kok malah berakhir di sini," ucap Leo menyindir Alcan yang sudah duduk anteng di tempatnya sambil menikmati segelas kopi.

"Wah ... siapa tuh, Le?" Ricky yang berada di bawah pohon dengan dua orang lainnya bertanya dengan nada keras ke arah Leo.

Leo berdiri dan mendekatkan dirinya ke arah Alcan yang sama sekali tidak terpengaruh oleh sindiran teman-temannya.

"Bos kita nih, yang nilai IP-nya selalu empat," jawab Leo sambil menepuk bahu Alcan. Perkataan Leo tadi mendapat sorakan meriah dari teman-temannya yang lain.

"Otak gue kadang insekyur anjir kalau liat nilai Alcan."

"Sama gue juga, apalah daya gue yang otak udang."

Celetukan dua orang yang sama-sama tengah menikmati mie instan itu membuat beberapa teman mereka terkekeh dibuatnya.

Alcan yang dulu memang sangat berbeda dengan Alcan yang sekarang, mulai dari penampilan sampai pertemanannya sangatlah berubah drastis. Sekarang Alcan tergabung ke dalam kelompok atau yang biasa disebut geng yang beranggotakan sebagian besar mahasiswa dari setiap universitas dan fakultas yang berbeda-beda.

Geng yang beranggotakan Alcan dan teman-temannya dinamakan Mahatuy alias Mahasiswa Santuy, agak aneh memang tapi memang itulah nama mereka. Alasan Alcan tergabung ke dalam Mahatuy ini adalah untuk mencoba hal baru yang selama ini belum pernah ia rasakan selama hidupnya, Alcan ingin mencoba keluar dari zona nyamannya dan ia berhasil. Hampir satu tahun Alcan bergabung dengan Mahatuy membuatnya memiliki banyak teman, walaupun sampai sekarang Alcan masih terkenal dengan sikap kalemnya yang bikin orang geregetan.

"Ada apa sih, Bro, kayaknya lo lagi ada masalah?" tanya Dirga teman Alcan yang berada satu kampus dengan Alcan dan Leo tetapi berbeda jurusan itu.

"Enggak," jawab Alcan sangat singkat.

"Singkat amat," celetuk Dirga.

"Kalau nggak singkat bukan Alcan namanya," sahut Leo.

Warung makan sederhana tempat para Mahatuy nongkrong ini berada di tempat yang cukup strategis karena letaknya tidak terlalu jauh dari Universitas Nusantara-tempat Alcan kuliah-dan kampus lainnya, maka dari itu warung ini tidak pernah sepi pengunjung walaupun sangat sederhana dan pengunjungnya hanya sekelompok mahasiswa.

"Gue balik duluan," ucap Alcan tiba-tiba membuat semua temannya itu menatap ke arahnya dengan bingung.

"Baru juga sampe lo, udah mau pulang aja," kata Leo.

Chance [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang