[MarkHyuck]

1.3K 132 4
                                    

See You, or See You?

Markhyuck






.

.

.






[ Melihatmu atau Sampai jumpa? ]


✔✔✔

□□□

Lelaki berkulit tan itu terdiam di ranjang. Sesekali matanya terpejam kala suara bantingan atau bahkan pecahan memenuhi rumahnya. Tangannya yang ada dipangkuannya tak kunjung tenang, masih bergetar dan dadanya juga tak berhenti bertalu.

Umpatan sang ayah atau pun ibu benar-benar memekakan telinga si manis walau dalam hati seluruh umpatan dan makian memang benar adanya. Sudah banyak piring maupun gelas yang ayah atau ibunya lemparkan ke atas lantai tapi tidak membuat mereka terdiam. Teriak memaki malah semakin lantang terucap.

Haechan -lelaki manis tadi tersenyum kecut. Dia tidak ingin terlahir seperti ini. Keadaan keluarganya bisa dibilang berkecukupan, apa saja dia punya, tapi kebahagiaan nihil dia dapatkan.

Sering kali dan bahkan hampir setiap hari ibu dan ayahnya saling meneriaki dan dia hanya mampu berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun.

Si kecil Haechan jauh dari kata bahagia, bahkan ketika dia sudah berumur 23 tahun ini kebahagiaannya belum juga dia dapatkan. Entah sampai kapan dia terus bernasib seperti ini, lelaki manis itu tidak tau.

Haechan yakin waktu sudah semakin malam kala suara gaduh yang tercipta dari luar kamarnya mulai berangsur menghilang. Kebiasaan orang tua mereka, akan pergi setelah bertengkar dan menyisakan pecahan kaca yang akan dibersihkan oleh sang ahjumma dipagi harinya.

Haechan mengambil nafas dalam, matanya terpejam erat. Rasa sesak membuncah didadanya kala teriakan sang ayah dan juga ibunya masih membekas jelas dibenak. Haechan, juga tidak ingin terlahir seperti ini.

Lelaki lemah yang tidak pantas untuk dibanggakan. Tidak ada sedikitpun yang bisa dia banggakan untuk keluarganya. Haechan memang hanya penambah cita rasa buruk dalam hubungan keluarganya. Dan sayangnya dia menyadari hal itu.

Entah berapa lama dia terdiam, sampai suara ketukan dan kenop pintu yang diputar membuatnya membuka mata. Dia yakin bukan orang tuanya yang datang, tapi seseorang yang jauh dari hubungan 'keluarga'. Tetangga sebelah rumahnya.

"Hey.."

Haechan memutar sedikit badannya agar lelaki yang datang tadi bisa melihat wajahnya.

"Apa kau baik-baik saja?" Suara alas kaki memenuhi telinga Haechan. Haechan mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh pemuda tadi.

"Aku melihat kedua orang tuamu pergi beberapa menit lalu, dan aku yakin sudah terjadi sesuatu denganmu-"

"Nyatanya kau tidak baik-baik saja" Lelaki tadi duduk disisi kanan Haechan, membuat Haechan hanya bisa menundukkan kepala dalam.

"Ada banyak pecahan beling di bawah sana, kau pasti tahu hal itu"

"I-iya. A-aku tahu"

Gugup. Satu hal yang selalu Haechan rasakan saat lelaki itu berada di dekatnya, getaran aneh juga sering dia rasakan di jantungnya.

"Mau sampai kapan kau begini?" Lelaki tadi menarik dagu Haechan, menatap manik kosong itu dengan pandangan terluka.

"Kau tau aku terlalu mengkhawatirkanmu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antologi Kita | NCT CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang