Seorang kawan sibuk berlomba-lomba siapa yang lebih cepat.
Siapa yang lebih cepat lulus, siapa yang lebih cepat dapat kerja, siapa yang cepat untuk menikah, siapa yang lebih cepat punya anak, siapa yang lebih cepat, siapa yang lebih cepat dan siapa yang lebih cepat.
Seorang kawan lainnya bercerita tentang kekhawatirannya.
Merasa takut akan ditinggal lebih jauh, padahal selama ini selalu berjalan beriringan. Ia pun berlari secepat mungkin untuk mengejar apa yang tertinggal. Berharap kepada sang pencipta agar diberikan posisi yang serupa.
Tuhan yang baik memberikan apa yang diminta. Sama. Persis.
Tentu senang. Apa yang diharapkan menjadi terwujud. Walau sesaat. Karena hatinya menjadi pilu. Bukan ini yang dia maksud.
***
Kawan-kawan sedang senang berlari. Dikejar perihal konservatif kehidupan agar tak tertinggal dengan yang lainnya. Padahal banyak pemandangan yang bisa dinikmati ketika berlari.
Angin segar yang menembus raga. Suara burung yang cerewet. Rumput yang hijau. Dan suara air yang menenangkan.
Banyak orang terlalu fokus pada hal-hal besar. Sehingga hal-hal kecil menjadi terabaikan.
Sampai lupa proses juga merupakan sebuah pelajaran.
Selalu mengejar orang lain agar tak tertinggal. Sampai lupa apa yang kita inginkan. Proses. Manusia berproses. Setiap manusia memiliki proses dan cara menemukan apa yang ia inginkan.
Kejar apa yang diinginkan. Berlari karena ambisi diri sendiri.
Jangan seperti dikejar karena takut tertinggal.
YOU ARE READING
Kawan Bercerita
AcakKemarin kawanku bercerita, tentang perspektif yang tidak ku ketahui sebelumnya. Cerita untuk membuka pandangan bahwa banyak perbedaan di kehidupan kita.