PANGERAN BUMI🌻

8.6K 349 21
                                    

Sebelum baca Wajib Vot🌟+ Coment⌛💬 ya└(^o^)┘karena pada dasarnya itu GRATIS! Apa susahnya pencet Bintang dibawah sana? Gak akan menyita waktu kalian juga kok, Karena 1 buah Like dri kalian sangat berarti untuk Author!!!

Happy Reading˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙

Sebuah Mobil Land Rover Ranger Sport berwarna Hitam super mewah nan Eksklusif, perlahan menurunkan kecepatan di jalanan sebuah kompleks perumahan mewah. Mobil yang jendelanya tampak digelapkan semua itu akhirnya berhenti di depan gerbang sebuah rumah besar bergaya elektik yang temboknya didominasi motif batu bata.

Seorang cowok berkulit putih keluar dari dalam mobil yang dibukakan oleh sopir pribadinya. Kaus putih polos skinny-fit sebagai Outer yang di Layer dengan jaket Unravel Oversized Bomber berwarna hijau Army sebagai Inner. Celana jeans Hitam dengan sepatu Vans canva White vulkanized sebagai pelengkapnya. Sungguh terlihat Casual tampilan yang simple namun terkesan smart casual yang chic ini. Siapa lagi jika bukan Gagas!!.

Ia turun dari dalam mobil sambil mengendap-endap. Semoga saja orang rumah tidak ada yang mengetahuinya.

"Pak Dani, makasih ya" kata Gagas sedikit berbisik.

"Iya, Den."

Tak ingin Mommy dan Daddy tahu, Gagas masuk melewati jendela rumah yang memang sudah sengaja tidak ia kunci. Gagas membuka jendela itu dengan sangat pelan agar tidak membangunkan yang lain, jujur saja jika Mommy dan Daddy tahu ia pulang jam 4 pagi seperti ini pasti Gagas harus siap memasang telinga mendengarkan kedua orang tuanya konser sepanjang pagi.

Aksi melewati jendela rumah sudah berhasil, Gagas memandang sekeliling matanya terus mengawasi setiap inci rumahnya. Lampu ruang tamupun mati, jadi ia tidak harus berjalan mengendap-endap lagi.

Dengan santai Gagas berjalan mendekati anak tangga.

BUGGKK!

Suara pukulan dengan enteng berbunyi nyaring di ruang tamu.

"Arghhh...! Siapa sih!" erang Gagas sambil memegang punggung belakangnya. Gagas menoleh kebelakan. Mbak Desi, salah satu asisten rumah tangganya tengah memegang sapu dan kkemocen.

Mbak Desi terkejut melihat Gagas terpukul, dia pikir maling yang masuk kedalam rumah ini ternyata cowok ganteng yang masuk dari jendela rumah.

"Eh... Den Gagas" ucap Mbak Desi kaget.

"Maaf ya Den, saya pikir maling tadi, habisnya Den Gagas ngapain masuk lewat jendela?" tanya Mbak Desi kemudian.

Gagas masih memegang punggungnya, terasa nyeri dan panas pukulan dari Mbak Desi ini.

"Mbak gimana sih! Maling mana ada yang secakep saya! Lagian juga gak mungkin maling berani masuk ke rumah ini" sungut Gagas.

"Gak ada yang nggak mungkin Den."

"Gak akan Mbak... Kan udah saya kasih jampi-jampi didepan."

"Papan tulisan yang isinya Peringatan itu Den? Yang Mau Maling Rumah Saya Silahkan Masuk atau yang Hati-hati ada Anjing Gila? Apa yang Saya Orang Kaya Maling Aja Gak Apa-apa?" tanya Mbak Desi menyebutkan beberapa papan yang selalu Gagas buat dan tulis.

Gagas menyeringai kecil, ternyata banyak juga papan yang ia buat. Dan memang alhamdulillah sampai sekarang tidak ada tuh yang berani masuk kerumahnya yang mewah ini. Mungkin bisa juga karena papan itu yang dikira Rumah Gagas pasti sudah dilindungi jebakan atau sejenisnya, tapi keluarga Gagas sama sekali tidak memerlukan hal-hal semacam itu.

"Tapi kok Aden masuk lewat jendela?" tanya Mbak Desi lagi. Terus memperhatikan Gagas.

Gagas gelagapan saat ini, ia harus mencari alasan yang masuk akal jika tidak ingin dicurigai Mbak Desi.

PANGERAN BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang