H.M.3

86 27 25
                                    

[It's hard to let go of the demons inside. They were holding you when no one else would]


"Aku bersumpah! Ginhwa High School memiliki murid yang lebih liar dari pada murid di sekolah lama ku."

Irene hanya tersenyum kecut melihat Helena yang menggerutu dengan wajah kesal. Sebenarnya, Helena sudah kesal sejak Jimin berniat memukulnya. Yang benar saja, memukul perempuan? Helena tertawa dalam hati.

Dasar banci!

Saat ini Irene dan Helena duduk ditribun sambil menonton para senior yang sedang bermain basket dilapangan indoor sekolah. Perhatian Helena seluruhnya terfokus pada salah satu senior dengan angka '2' didepan bajunya.

Karena rasa penasaran, Helena mencolek lengan Irene membuat sang empunya menoleh dengan ekspresi bertanya.

"Apa? "

Helena menunjuk senior yang dia maksud. Irene mengikuti arah tunjuk Helena, detik kemudian dia tertawa kecil.

"Kau menyukai nya? "
Tanya Irene dengan senyum menggoda.

Helena mengangguk mengiyakan membuat Irene terkesiap karena dia tidak menunjukan reaksi malu sedikit pun. Well, buat apa juga dia harus malu? Pikir Irene maklum.

"Mungkin saja aku suka padanya, dia tampan, apa dia juga kaya? "
Kini giliran Helena yang menggoda Irene.

"Yang benar saja Helena. " Irene memutar matanya malas.

Tanpa mereka berdua sadari, seseorang berjalan mendekat ke tempat duduk yang mereka tempati saat ini. Bisa dibilang posisi Helena dan Irene dekat dengan lapangan.

"Hei, cantik~"

Goda senior yang juga anggota tim basket sekolah, bedanya dia kelas 2. Helena membalas dengan senyuman manis--membuat si pemuda tampan bak anime itu bersorak kemenangan dalam hati.

Tidakkah Helena sadar bahwa tindakannya dapat membuat Taeyong salah tangkap? Tidak, Helena tidak tau. Tapi, Irene yang saat ini duduk bersebelahan dengan nya tau.

"Lee Taeyong, dan kau? "

Taeyong mengulurkan tangan kanannya dan langsung dibalas Helena dengan ceria, "Helena Walker. "

"Pantas mata mu berwarna biru. Jadi, kau anak baru itu? Benar kata mereka. Kau cantik sekali. "

Irene memutar matanya--terlalu malas mendengar godaan Taeyong yang sering dia berikan untuk semua gadis cantik disekolah ini--tidak peduli jika itu guru sekalipun. Helena bergumam 'Oh' sebelum bangkit dari posisi duduknya dan menarik Irene untuk segera pergi dari sana.

"Hei, kenapa tiba-tiba pergi!? "

Helena menghentikan langkahnya--berbalik menatap Taeyong yang berdiri jauh beberapa langkah dari tempat nya saat ini. Dia tersenyum dan mengedipkan sebelah mata nya sekilas,"Aku tidak mau playboy. Tapi, aku suka pujian dari mereka. Manis."

Irene melonggo melihat tindakan Helena, gadis ini pintar menggoda. Helena mendapati reaksi Taeyong yang diam hanya menggidikkan bahunya acuh sebelum kembali melangkah-jangan lupakan Irene yang dia seret.

Yah, Irene pasrah saja di seret seperti ini.

Yang penting itu Helena, Irene rasa tidak apa-apa.

Sedangkan Taeyong menatap kepergian Helena dengan pandangan yang sulit diartikan. Ekspresi nya datar berubah angkuh ketika senyuman miring tercetak dibibirnya.

"Menarik. "

"Siapa? "

Seseorang tiba-tiba datang dan menepuk pundak Taeyong, membuat dirinya otomatis menoleh kebelakang.

ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang