[People say I act like I don't give a shit.
I'M NOT ACTING.]
Sore pun berganti malam---Helena berguling dikasur sambil memainkan game nya dengan serius. Suara tembakan memenuhi kamar gadis itu ditambah jendela kamar yang terbuka membuat angin menerobos masuk membawa hawa dingin yang menusuk.Namun Helena menyukai hawa dingin.
Dan tanpa mempedulikannya Helena terus fokus bermain sampai dia tidak sadar jika jsm sudah menunjukkan pukul 11.45.
Seharusnya dia segera tidur seperti ucapan mama sewaktu menelponnya tadi.
"Jangan begadang sayang. Lekas tidur sebelum jam 10 atau kau bisa telat bangun nanti."
Btw, mama kerja lembur hari ini dan itu artinya Helena sendirian di rumah tanpa ada siapa pun.
Aku tidak takut sendiri karena ini sudah jadi 'tradisi' ku, kata Helena.
Jika ada pencuri mungkin dia akan melawan sebisa mungkin. Atau ada hantu--ah masa bodoh. Helena tidak takut dengan hal apapun--kecuali murka sang mama yang mirip Hades.
"Fuck! Fuck! Fuck! "
Umpatan itu keluar dari bibirnya saat orang dalam gamenya mati ditembak musuh.Sebuah pesan yang ternyata dari nomor tidak dikenal merupakan penyebab ke-kalahan Helena dalam permainan PUBG nya.
Ah sial sekali dirinya.
Dengan kesal Helena menerima pesan itu lalu membaca nya tidak minat.
From: Unknown
Hei cantik, coba kau lihat keluar jendele.
Helena menyrengit heran dengan rasa ngeri dihati. Siapa orang ini? Apa Helena mengenalnya? Sejauh ini orang yang tau nomor telepon nya hanya mama dan Irene.
Mencoba menepis pikiran buruknya Helena mulai membalas pesan tersebut.
Siapa?
Pemuda yang kau katai banci tadi siang sayang :)
Helena mereka ulang kejadian-kejadian yang terjadi disekolah dalam pikiran nya. Detik kemudian gadis itu mendelik kaget sebelum memekik bingung.
"Park Jimin!? "
Serius!? Jimin!? Tau dari mana nomor telepon nya!?
Sebuah pesan tiba-tiba datang lagi, dan masih dari pengirim yang sama.
Teriakan mu keras sekali sayang.
Ayo turun ke bawah dan pakai jaket mu lalu temui aku.Kuhitung sampai 10 jika kau tidak turun terpaksa aku yang akan menjeput mu.
Akan ku dobrak pintu rumah nya.
Oke, oke, oke. Ini gila, untuk apa Jimin disini?
Tapi dari pada pintu rumahnya rusak lebih baik dia pergi menemui si brengsek itu.
Helena langsung melompat turun dari kasur dan membuka lemarinya mengambil jaket kulit berwarna hitam lalu memakai celana jeans karena dia tau udara diluar sangat dingin.
Helena langsung berlari terburu-buru menuruni tangga sebelum gadis itu sadar 10 detik telah terlewat.
Dia menghitung dalam kepala sejak melihat pesan terakhir Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic
FanfictionAku memilki seseorang yang sangat aku benci. Namanya Park Jimin, si iblis berwajah malaikat. Sekian dan terimakasih. 🍷🍷🍷 ΩUβLISH: 3 DΣCΣMβΣR 2018 ΣΠD:- CΩPΨRIGHT βΨ @Sexy__Mochi