[Mendung, Hujan, Petrikor]
Pertama. Datangmu hari itu tanpa kata-kata. Tanpa isyarat, praduga, atau tanda. Datangmu ibarat mendung yang dibawa oleh segumpal mega—sederhana dan tiba-tiba.
Kedua. Kamu menghampiriku sebagai hujan yang sukar reda. Memaksaku untuk membuang payung, dan berdansa di bawah basahmu yang nestapa—memaksaku untuk menerimamu yang sementara.
Ketiga. Kamu akhirnya reda. Atau lebih tepatnya lindap entah ke negeri mana. Tidak ada merah, jingga, kuning, dan seterusnya. Kamu hanya menyisakan aroma petrikor di setiap sudut kota—di bus sekolah, di lemari minimarket, di atap warung bakso, di kursi bioskop, di mana-mana.
Begitulah dirimu. Mendung, hujan, dan petrikor yang berhasil menjadi fase paling gila dalam kisahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUOTES DIARY'
RandomHanya sebuah kata yang bisa mewakili hati yang sudah tak mampu berbicara karena sebuah alasan, Jangan lupa vote+comment Sertakan #qoutesdiary23 jika di post ke sosmed,