A Man Called Ahok (Film)

46 6 0
                                    

Judul: A Man Called Ahok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Judul: A Man Called Ahok

Produksi: A United Team of Art

Sutradara: Putrama Tuta

Genre: Biopic

Pemain: Daniel Mananta, Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Denny Sumargo, Eriska Rein, Eric Febrian, Edward Akbar, Donny Damara, Ferry Salim, Mike Lucock, Jill Gladys, Samuel Wongso, Donny Alamsyah, Verdi Solaiman, Yayu Unru, Jenny Zhang, Dewi Irawan, Ria Irawan, dan Aida Nurmala

Tahun: 2018

Pengulas: TheEod

.

.

.

.

.

BLURB

Menceritakan sosok seorang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang berada di Belitung hingga bagaimana dia berjuang menghadapi tantangan yang ada di depan mata.

.

.

.

KELEBIHAN

- Setting Belitong Timur tahun 1970an sama 1990an terasa bangetttt. Sama perintil-perintilannya juga, mulai dari kostum, make up, kendaraan, sampai foto-fotonya juga. Pokoknya manjain mata banget bagi pecinta film nuansa vintage .

- Di awal film terdapat rekaman suara Pak Ahok yang asli waktu ada massa bawa lilin sebagai bentuk simpati. Seneng banget beliau mendinginkan suasana dengan menyatakan bahwa beliau baik-baik saja. Sudah membuktikan juga kalau film ini dibuat dengan izin berbagai pihak.

- Akting Daniel Mananta disini bener-bener HEBAT. Pembawaannya sebagai Pak Ahok super rinci sekali, dari gestur, cara bicara, ekspresi wajah, sampai kacamatanya pun juga.

- Bapaknya Ahok (terutama yang muda) benar-benar scene stealer abis sepanjang film. Transisi sikapnya pun bener-bener halus, dari yang watak dermawan sampai watak keras.

- Transisi scene dari Ahok remaja ke Ahok dewasa bener-bener halus. Jadi, penonton berasa nggak fokus ke transisinya.

- Menunjukkan realitas Asian Parenting. Dimana dulu anak selalu harus memenuhi ekspektasi orang tua. Kelebihannya disini, suasananya bener-bener real, sampek aku ngedumel 'Ya nggak gitu juga dong, Pak 🙄🙄'.

- BUNIARTI NINGSIH IS MA NEW FAV BADASS WOMAN. Dia sabar, tapi bisa tegas di waktu yang tepat. Eriska dan Tante Sita Nursanti bener-bener membawakannya dengan baik.

- Plot Engine-nya dibuat dengan rapi.

- Aku sekarang memahami mengapa Pak Ahok berwatak keras dan ceplas-ceplos. Film ini memang benar-benar membeberkan alasan dibalik semua sikap Pak Ahok selama ini.

- Film ini TIDAK ADA MUATAN POLITIK SAMA SEKALI. CAMKAN ITU.

- Film ini mengajarkan kita agar menjadi pribadi yang pantang menyerah dan tetap menjadi diri sendiri di era kepalsuan dan ekspektasi masyarakat.

- Scene sedihnya sukses bikin hatiku sesak 😫

- Aku suka banget sama adiknya Ahok yang pertama pas waktu kecil, gilak gemesin banget. Bener-bener bikin suasana ceria walau sejenak

.

.

.

KEKURANGAN

- Aku agak terganggu dengan salah satu scene yg keliatan banget pake efek visual.

- Adik-adiknya Ahok kurang banyak dapat jatah scene nih.

- Ada satu scene yang sedang baca kertas dokumen tapi gambarnya fotokopian struk makanan cepat saji 🤣🤣🤣 (MAU TAU? MAKANYA NONTON)

- Bagi yg suka ada scene romantis, ya maap kagak ada di film ini HAHAHAHA

- Endingnya sih kurang puas. Tapi ya nggak apa-apalah, filmnya masih worth it untuk ditonton.

- Ini karakter antagonisnya kok kayak agak bland dikit hihihi 🤭. Untung akting Om Donny Damara teteup manthul

.

.

.

.

KARAKTER FAVORIT

- Buniarti Ningsih

- Kim Nam muda (Indra Tjahaja Purnama)

- Yuyu Kecil (Basuri Tjahaja Purnama)

- Ahok

.

.

.

RATING: 8/10

Bedah Buku AGCWWhere stories live. Discover now