Seventh

2.7K 593 28
                                    

November, 2018

Lee Taeyong mengalami kecelakaan lalu lintas.

Kim Doyoung menjatuhkan ponselnya sesaat setelah kabar itu keluar dari mulut Yuta, yang meneleponnya dengan nada panik dan dilatari oleh suara brankar yang didorong.

Setelahnya, Doyoung tidak tahu apa yang ia lakukan. Ingatannya kabur.

Dan begitu tersadar, ia sudah berada di rumah sakit Universitas Seoul, masih mengenakan piyama yang dikenakannya untuk tidur, juga menggunakan sandal rumah sebagai alas kaki.

Ruang tempat Taeyong dioperasi masih gelap. Di lorong rumah sakit, Yuta yang menungguinya berdiri bersandar pada salah satu dinding, menundukkan kepalanya dalam. Johnny di seberangnya terduduk dengan kepala mendongak--namun wajah lelaki jangkung itu tertutupi oleh punggung tangan.

Dan ada air mata yang mengalir dari sana.

Katanya, Taeyong yang mengendarai motor sepulang sekolah ditabrak oleh pengemudi mobil tak bertanggung jawab. Menyetir sambil mabuk dan menerobos lampu merah di pertigaan. Pengemudi itu tidak mengalami luka parah, namun Lee Taeyong yang harus menanggung semua luka atas kelalaiannya.

Padahal, satu jam sebelum itu baru saja Doyoung meminta Taeyong berhati-hati usai mengantarnya pulang, karena jalanan di malam hari memang selalu rawan.

Akhirnya, Doyoung pun jatuh terduduk di atas lantai rumah sakit yang dingin. Menangis sejadi-jadinya karena takut akan kehilangan Lee Taeyong. Takut untuk menjalankan hari tanpa menemukan presensi lelaki itu di sekitarnya, jika Tuhan berkehendak untuk mengambil nyawa Taeyong.

Maka, Doyoung memanjatkan doa dalam hati. Agar Taeyong dapat diselamatkan, dan ia kembali tersadar. Mampu menjalankan hari-harinya kembali seperti sedia kala.








Dan rupanya, Tuhan masih berbaik hati untuk mengabulkan doa Doyoung.

Dua minggu setelah kecelakaan itu, Taeyong meraih kesadarannya. Yang pertama ia lihat adalah wajah Mark Lee--satu-satunya keluarga yang masih tersisa, Johnny yang memasang wajah bodoh (menurut Taeyong), Yuta dengan ekspresi serupa, dan...

Kim Doyoung.

Kelegaan terpancar jelas dari roma wajahnya, dan mata lelaki itu seakan memiliki konstelasi bintang karena air mata yang mengepungnya.

Dan dia, adalah yang pertama menarik Taeyong ke dalam pelukan. Erat. Disertai tangisan yang segera membasahi pakaian pasien Taeyong bagian bahu.







"Terima kasih sudah bertahan, Lee Taeyong."

Tanpa disadarinya, air mata pun turut menetes di pipi Taeyong.

Karena untuk pertama kali, ia merasa kehadirannya ... begitu dihargai.

.

A/N : aku nangis sambil senyum sendiri ngetik ini di kantor. Bodo amat :)

Subtle Kind of Love; Taedo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang