Mine
.
.
.
.Sasuke selalu heran jika menyangkut gadis yang sedang ia genggam, gadis itu setia mengikuti langkah kakinya.
Sesekali dirinya bersenandung ria yang membuat beberapa pasang mata semakin menatapnya gemas.
Sasuke berhenti sejenak.
Duk!
Gadis manis yang tak lain adalah Hinata Hyuuga itu menatap lelaki di depannya. Karena tak waspada, ia menabrak tubuh kokoh yang berada di depannya. Sasuke menatapnya sekilas.
Ia kemudian memperhatikan sekeliling yang dimana banyak pasang mata itu menatap mereka.
Cih!
Ia mendecih, lagi-lagi menjadi pusat perhatian.
Ia kemudian dengan cepat menarik gadis berusia 18 tahun itu segera pergi dari kantornya.
Sasuke--pria berumur 23 tahun itu melajukan mobilnya dengan lambat. Sesekali matanya melirik gadis di sampingnya, ia tersenyum kala melihat Hinata---gadis itu yang tengah membaca buku dengan tenang. Sesekali bibirnya mengerucut kala tak mengerti dengan apa makna dari buku itu. Membuat Sasuke gemas dan terkekeh.
Sasuke mengantarkan Hinata tepat di gerbang sekolah Hinata, setelah pamit dan berterima kasih, Hinata dengan langkah cepat meninggalkan Sasuke yang tengah menggelengkan kepalanya.
Sasuke pun kembali ke kantornya.
...
"Teme!" Sasuke menahan lift agar tidak tertutup, membiarkan beberapa teman kerjanya ikut masuk.
"Sankyu!" balas pria blonde yang diangguki tiga teman lainnya.
Naruto, Gaara, Sai, dan Toneri serta Sasuke terdiam beberapa saat hingga suara Gaara memecah keheningan.
"Gadis yang kau gandeng tadi... Siapa?" tanyanya tanpa melirik ke arah Sasuke, tapi mereka semua tahu kalau pertanyaan itu merujuk ke Sasuke.
Sasuke menatap heran.
"Kenapa? Tumben bertanya?" tanya Sasuke kembali.
"Hm, tidak jadi." Gaara menggaruk tengkuknya malas.
"Oh Iya Teme. " Seluruh pasang mata menaruh perhatian pada si blonde.
"Gadis yang tadi, eumm Hinata-chan " kata Naruto riang.
"Hinata?"
"Chan?" Ulang Sasuke tak mengerti.
"Jadi namanya Hinata," gumam dua orang dengan rambut berbeda---Sai dan Toneri.
"Iya! Namanya Hinata! Tadi aku sempat berkenalan dengannya," kata Naruto sumringah.
"Restui kami yah, Sasuke." Sasuke tidak mengerti arah pembicaraan ini.
"Maksudmu?" tanyanya heran.
"Hey ayolah! Apa kau begitu dengan sahabat sendiri?" tanya Naruto memelas.
"Kau jangan mencuri start Naruto," kata lelaki bersurai putih yang diangguki dua sisanya---Gaara dan Sai.
"Hehehehe, Hinata-chan begitu manis dan cantik! Banyak orang yang menaruh minat padanya ttebayo. Oleh karena itu Aku harus start duluan," kata Naruto ringan.
"Cih! Jangan harap aku akan melepaskan gadis itu dengan mudah," gumam Sai yang diangguki Gaara dan Toneri.
"Baiklah, baiklah." Naruto tersenyum.
"Tapi kita harus mendapat restu Sasuke dulu," kata Naruto, ke empat pria itu menoleh padnya.
"Kenapa harus Sasuke?" tanya Toneri heran.
"Karena kata Hinata, Jika aku ingin mendapatkan nomornya... " Yang lain diam mendegarkan penjelasan Naruto.
"Aku harus minta pada Nii-sannya," ungkapnya kemudian menatap Sasuke.
"Jangan bilang..."
"Ya! Sasuke adalah Nii-sannya Hinata!" kata Naruto sumringah.
Ia yakin akan mendapat restu paling cepat, karena Sasuke bagaikan saudaranya sendiri
Bak pinang dibelah dua.
Semuanya menatap Naruto iri, sementara Naruto tertawa nista dalam hati. Dan Sasuke--
"Bangsat!" Ia mengumpat dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story (Drabbles)
FanfictionA Story of mine. Drabbels, Hinata Hyuuga as main Characters. Disclaimer: Masashi Kishimoto Makoku Drabble