Sasuke mengetuk-ngetukkan jari di meja, ia sedang menunggu Hinata pulang.
"Tadaima." Bagai angin dingin di musim panas Sasuke bersorak, tapi ia urungkan. Moodnya masih memburuk.
"Hn." *
"Lho? Nii-san sudah pulang?" tanya Hinata heran.
"Ga, masih pergi," kata Sasuke kesal.
"Oh yaudah. Hati-hati di jalan Sasuke-Nii." Sasuke berkedut kesal.
Bersikap acuh, Hinata membuka sepatunya kemudian meletakannya di rak sepatu. Ia berjalan dan perlahan melepaskan tas ranselnya.
Greb!
Sasuke langsung menarik tangan Hinata, mengakibatkan Hinata limbung dan duduk di pangkuan Sasuke.
"Nii----heump!" Bibir peach sang gadis dihadiahi ciuman bertubi tubi.
Dengan ganas Sasuke mencium Hinata, melumat bibir Mungil gadis itu hingga keduanya kehabisan napas.
Napas mereka tersengal, Hinata memukul Sasuke gemas.
"Apa yang kau lakukan? " Gadis itu bertanya dengan napas tersengal
"Menurutmu?" tanya Sasuke kembali.
"Ish." Hinata kembali memukuli Sasuke.
"Sasu---heumphh!!" Dan ronde kedua pun terjadi.
"Hah----"
"Kau kenapa sih sebenarnya?" tanya Hinata penasaran.
"Kenapa kau memanggilku Nii-san Hinata?" tanya Sasuke, Hinata mengerinyit tak mengerti.
"Huh?"
"Kau mengatakan pada Naruto kalau aku itu Nii-Sanmu," jelasnya dan Hinata hanya ber 'oh' ria.
Ia tahu, Sasuke dalam mode cemburu.
Tapi Hinata tidak salah di sini, Sasuke lebih tua lima tahun dari dirinya. Dan saat kecil Hinata sudah terbiasa memanggil Sasuke dengan Sasuke-Nii, sebelum negara api menyerang//eh.
Sebelum mereka dihubungkan dengan pernikahan oleh kedua keluarga maksudnya.
"Kau tau? Sedari tadi di kantor, banyak pasang mata memperhatikanmu, " terangnya lagi.
Sekarang Sasuke sadar, yang sedari tadi diperhatikan karyawannya adalah Hinata, bukan dirinya.
Ckckckck.
Pengidap penyakit narsiscus**, eh// dihantam.
"Kau tak malu apa? "Hinata mengerinyit heran, bukannya Sasuke yang menyuruh Hinata ikut ke kantor.
Lah?
"Pokoknya kau harus di rumah saja!" Tegas Sasuke.
"Sekolahku?"
"Hm, dengan sekolah!" Ia berkata lagi, Hinata mengangguk.
Toh daripada runyam, ikut kata suami saja lah.
"Sasu...." Sasuke menatap istrinya.
"Di sini gerah!"Hinata menunjuk ke arah dadanya yang terlapisi kemeja putih kekecilan, Sasuke menahan napas.
Ia masih marah pada Hinata.
"...."Sasuke memalingkan wajahnya.
"Sayang~~~"Hinata memanggil dengan nada yang dibuat manja, membuat bulu bulu Sasuke merinding.
"Yang?" Okeh Sasuke tak tahan.
Sret!
"Kya!!" Hinata memekik kaget kala Sasuke langsung merobek kemejanya.
Untuk ke sekian kalinya.
"Chotto---Sasu---"
"Kau yang mengundangku Hime!"Tukasnya.
"Ah..."
Selebihnya biarkan kalian yang membayangkan saja oke.
***
Pojok makoku
*hn: pernah w bahas ma teman w kalau penyakit karakter utama tuh kata"nya hm, hn, iya, tidak, okeh. Wkwkwkwk ga sadar ternyata w nulis gtu juga.**narsiscus: penyakit narsis yang di temukan di abad keberapa, lupa w. Intinya kenapa diberi nama narsiscus karena dikembangbiakkan? Oleh pengeran yg bernama narsiscus siapa lagi lupa yang sangat menyukai dirinya sendiri. Kepedeannya lebih pokok e.
Sebenarnya w kaget baca ulang wkwkwkk isinya awalnya lemon, kaget w aaaaaaaaaa. Taubat w taubat. Awowkwkwkwkkwkwwk ga sanggup kaget lihat konten wkwkwk
Yaudah bye bye. Banyakkan curhatan keknya awowkwkkw
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story (Drabbles)
FanfictionA Story of mine. Drabbels, Hinata Hyuuga as main Characters. Disclaimer: Masashi Kishimoto Makoku Drabble