Angin malam yang dingin menerpa wajah cowok itu dengan sebatang rokok yang di salipkan di jari - jari tangannya. Dia Alkar Natara Nevander. Matanya yang tajam menatap sekelilingnya terlihat gedung - gedung tinggi yang menjulang. Rooftop menjadi tempat persembunyian Alkar jika cowok itu sedang banyak pikiran.
Entah apa yang Alkar pikirkan, dia berjalan dan menaiki pagar pembatas membuat cowok itu dapat melihat dasar dari gedung itu. Alkar menghela napasnya berat. Sesak tiba - tiba menyelimuti dadanya.
"WOI JANGAN MATI !! BUKAN MASUK SURGA YANG ADA LO GENTAYANGAN DI SINI OGAH BANGET YA NAMBAH AJA SETAN DI SINI !" seru seseorang dari belakangnya sontak Alkar menengok ke balakang, terlihat gadis yang menatap Alkar dengan kedua tangannya terlipat di depan dada.
"Turun lo, mereka apa pada nontonin lo !" ujar gadis itu seraya tangannya yang bergerak menyuruh Alkar turun. Alkar menaikan alisnya menatap sekitar yang sepi. Siapa yang dia maksud.
"Lo gila?" entah mengapa kata itu yang pertama kali Alkar keluarkan.
Gadis itu membulatkan matanya. "LO YANG GILA UDAH CEPET TURUN AH !"
Gadis itu jalan menghampiri Alkar dan menarik hoodie yang Alkar pakai." Cepet turun !"
Alkar akhirnya mengikuti apa yang gadis itu minta. Keduanya saling tatap.
Gadis itu akhirnya menghela napasnya lalu menatap Alkar tajam. "Lo mikir apa sih? sampe mau ngelakuin hal gila kayak tadi? Lo gak mikirin orang - orang yang sayang sama lo? Kalo lo ada masalah tolong bertahan jangan nyakitin diri lo sendiri. Maafin dunia yang jahat sama lo. Lo bisa bikin dunia lo jadi yang lo mau tapi lo harus betahan sampai saat itu..""Jangan pergi dengan cara gak baik.." lanjutnya lirih.
Alkar menatapnya intens melihat gadis di depannya yang awalnya terlihat marah dan sekarang butiran air sudah terkumpul di matanya.
"Hei kenapa lo nangis?" tanya Alkar bingung dan membuang rokoknya yang sejak tadi masih menyala.
Gadis itu menunduk lalu memukul lengan Alkar. "LO BODOH KENAPA NANYAIN GUE? LO YANG KENAPA?!"
Tangisnya pecah tiba - tiba semakin membuat Alkar bingung dengan gadis di depannya. "Gue gapapa, gue gak ada niat ngelakuin apa yang lo pikirin itu. Gue cuma nenangin diri di sini."
Gadis yang masih terisak itu mendongak menatap Alkar yang jauh lebih tinggi darinya. "Tapi kenapa lo berdiri di luar pagar pembatas? lo bisa kapan aja jatuh gila !" ujar gadis itu emosi heran kenapa cowok di depannya ini sangat bodoh pikirnya.
Alkar tersenyum tipis melihat gadis yang masih terisak di depannya lalu menariknya ke dalam pelukannya.
"Lo mikirnya kejauhan. Gue gak ada niat sekalipun buat ngelakuin hal gila itu. Gue emang punya banyak masalah yang kadang bikin gue capek sama semuanya. Dan tadi apa yang lo bilang itu bener. Ada saat dimana gue bisa merubah dunia yang gak memihak gue sekarang akan berubah dengan apa yang gue mau." Alkar mengelus surai gadis itu yang menenggelamkan wajahnya di dada bidangnya.
"But thanks. Lo udah perhatiin gue walaupun lo salah ngira." lanjut Alkar lalu melepaskan pelukannya dan menangkup wajah gadis di depannya.
Gadis itu berusaha mengalihkan padangannya. Ia sangat malu sekarang wajahnya sudah seperti tomat rebus.
Alkar terkekeh dan tanganya bergerak menghapus air mata gadis itu ." Gausah malu. Sorry gue meluk lo gue gatau gimana nenangin lo."
"Gapapa sorry gue lebay banget."
Alkar mengulurkan tangannya. "Kita belum kenalan. Gue Alkar."
"Gue Kiefa."
"Ay_" ucapan Alkar terpotong dengan cepat gadis itu tiba - tiba berpamitan.
"Gue duluan ya thanks udah nenangin gue dan maaf gue salah ngira, jaga diri lo baik - baik." ujarnya dan berlari meninggalkan Alkar yang mesih setia menatap kepergiannya.
"Kiefa thank you.."
×××
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKAR
Teen FictionAvegos.Geng motor yang terkenal di kalangan anak SMA yang akan selalu berganti pimpinannya setiap masanya habis dan pemimpinnya selalu terkenal menakutkan. Alkar, dengan wajah datar dan sikap tak pedulinya itu menjadi sosok yang di hindari bahkan ru...