When I Meet You (2)

15 5 0
                                    


"Dara, what's that mean?"

Gladio yang berada di sebelah Dara terus bertanya ini-itu yag seharusnya tidak Gladio lakukan. Karna ia sebenarnya sangat tau pasti arti dari setiap kalimat yang keluar dari mulut guru di depan.

"Heh bule KW! Lo bisa diem gak sih? Gak usah sok-sok nanya kalo lo tau artinya!" Emosi Dara yang tak tertahankan, membuatnya mengucapkan kalimatnya agak keras. Kelas yang sedang hening mampu mendengar suaranya, tapi tidak dengan kalimat yang ia lontarkan.

"Dara. Kamu menjelaskan kembali pada Gladio dengan benar, atau kamu yang Bapak kasih materi tambahan?" Ujar Pak Reza tenang tapi mematikan selaku guru Geografi kelas XII IPS 1.

"Iya, Pak. Maaf."

Dara mengacungkan kepalan tangannya ke arah Gladio seolah-olah ingin meninjunya habis-habisan, saat Pak Reza membalikkan badannya ke arah papan tulis.

"Dara, you're cute, but dumb." Kekeh Gladio.

Dara yang mendengar pernyataan Gladio hanya bisa tarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Benar kata Gladio, apapun yang ia lakukan untuk menyalahkan Gladio hanya sia-sia.

Siapa sebenarnya Gladio? Tidak mungkin hanya karna ia memiliki tampang bule, ia sangat di agung-agungkan.

Ah, mengapa Dara memikirkan Gladio?

Mungkin ia hanya kesal karna keadilan seperti tak ada artinya jika menyangkut Gladio.

Tak lama, bel pulang berbunyi. Pak Reza sudah keluar kelas. Murid-murid mulai merapikan diri untuk keluar kelas.

Saat Dara sedang mengenakan jaketnya, teman sebangku baru nan menyebalkannya sudah keluar terlebih dahulu tanpa kata pamit.

Mengapa juga ia menunggu kata pamit dari seseorang yang songong setengah mati?

"Gimana?" Tanya Juan saat mengahampiri Dara yang kini sedang mengikat rambutnya.

"Gimana apa nya?"

"Gladio?" Balas Juan dengan kalimat pertanyaan.

"Apasih lo, gak jelas."

Dara melenggang pergi keluar kelas yang diikuti Juan.

Juan menggeram gemas. "Gladio gimana? Asik?" 

"Asik, jidat lo! Dia nanya ini-itu mulu sama gue! Gue nya kan gak bisa fokus!" Kesal Dara.

Ia sebenarnya ingin mengatakan jika Gladio lancar berbahasa Indonesia. Tapi entah mengapa ia tak berani mengungkapkannya. Seperti, itu bukan urusannya.

"Ya wajar, lah. Namanya bule."

Bule kw, iya! Tampang doang yang di andelin. Otak kaga! Jawab Dara yang hanya dapat di dengar oleh diri nya sendiri.

Sampai di parkiran motor, Juan menaiki motor sport kuningnya lalu pamit pada Dara yang kembali melanjutkan langkahnya menuju halte bus.

Saat sedang menunggu bus, beberapa orang berjas hitam melewatinya. Yang membuat orang-orang penasaran adalah tampang orang-orang berjas tersebut.

Mereka sama seperti tampang musuh baru nya di kelas.

Ya, bule. Tidak ada pribumi-pribuminya.

Rambut pirang, tinggi tegap, hidung mancung, dan mata mereka yang tajam tapi mereka tutupi dengan kacamata hitam yang selalu bertengger disana. Tak lupa sebuah kabel yang melingkar-lingkar terlihat menempel di salah satu telinga mereka.

Paspamres saja sepertinya tidak terlalu berlebihan seperti ini.

Wajar, namanya pribumi, selalu ingin tahu. Dara menatap mereka sampai pada tujuan mereka semua. Mereka memasuki mobil sedan mewah yang serupa dan totalnya ada tiga.

When I Meet You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang