1

55K 2.9K 89
                                    

Halooo... Selamat malam. Maap kl bikin kaget. Cerita ini bakal direpost ya. Ada satu cerita tamat lagi yg juga akan direpost. Yang masih belum masukin cerita ini ke perpustakaan, yuk masukin biar kl ada update notifnya muncul.

Mampir juga ke cerita2 baru saya, ya. Ada the pursuit of perfection dan riverside.

Selamat membaca.

###

Bulan Juli adalah bulan awal tahun ajaran baru. Bulan di mana semangat setiap murid selalu menggebu-gebu ingin masuk kelas baru, mendapatkan teman-teman baru, guru pengajar baru dan yang tak kalah seru adalah seragam, sepatu dan tas baru.

Memang tidak semua anak mendapatkan seragam baru tiap naik kelas. Tapi bagi murid atau peserta didik baru yang baru masuk kelas tujuh atau kelas satu, mereka pasti akan berseragam baru. Semangat mereka berkali-kali lipat besarnya dari pada kakak kelas yang sudah setahun atau dua tahun mengenyam pendidikan di sekolahnya.

Besarnya semangat untuk masuk sekolah di awal tahun ajaran baru ternyata tidak menular ke salah satu guru mereka. Salah satu contohnya Aluna Fajria Halim. Salah satu guru di SMP Putra Bangsa. Beban kerja yang tinggi dengan gaji tak seberapa menurut Aluna adalah salah satu masalah dari sekian banyak masalah yang dihadapinya.

Bagaimana tidak, setiap hari sebelum pukul setengah tujuh Aluna sudah harus di sekolah. Jangan sampai ia terlambat meskipun hanya sedetik. Terlambat berarti gaji disunat.

Aihhh... Menyeramkan. Dengan gaji utuh tanpa pemotongan saja dia harus cerdas mengelola keuangannya, apa lagi kena sunat. Bisa-bisa jatah creambath lenyap.

Seperti hari ini, Senin di bulan Juli hari pertama masuk sekolah. Sebelum semua kegiatan dimulai, seluruh siswa dan juga guru mengikuti upacara bendera. Para siswa sudah berbaris rapi di bawah sinar matahari pagi yang sudah mampu membuat beberapa siswa tumbang.

Gabungan antara tim medis dan beberapa anggota Palang Merah Remaja sudah disiagakan. Untung saja SMP Putra Bangsa memiliki ruang kesehatan atau biasa disingkat UKS yang cukup memadai dengan fasilitas yang tidak kalah dengan klinik terkemuka.

Upss... Lupakan kalimat terakhir. Jadi para siswa yang pingsan langsung dibawa ke UKS segera. Di ruangan itu sudah ada seorang tenaga medis atau lebih tepatnya perawat yang sudah stand by menunggu para pasien yang tumbang karena upacara bendera.

Senin adalah hari di mana sang perawat bekerja ekstra karena dipastikan jumlah siswa yang pingsan akan lebih banyak dari hari biasa.

Mengikuti upacara bendera bagi Aluna merupakan berkah tak terkira. Karena saat upacara bendera ia akan bisa memandang sang pujaan---Satria Wirawan, sang guru Pendidikan Jasmani dan Olah Raga---sepuasnya.

Sebenarnya bukan cuma Aluna saja yang menjadi pengagum rahasia Satria, tapi hampir semua makhluk berjenis kelamin perempuan di sekolah ini pun menjadi pengagumnya. Bukan cuma murid saja, guru yang masa kerjanya tinggal dua bulan juga ikut menjadi pengagumnya. Bahkan ada grub whats App yang khusus membahas seluk beluk si guru olah raga.

Selain itu juga ada 'BANGSAT' atau singkatan dari 'Barisan Anak Sayang Satria'. Suatu kelompok rahasia yang keahliannya tidak jauh berbeda dengan agen intelijen Amerika. Bagaimana tidak, mereka sudah menjadi stalker atau penguntit handal di mana-mana.

Kasihan Satria, sejak mengajar di SMP Putra Bangsa hidupnya tak akan lagi sama. Sebenarnya plus minus juga sih. Plus kalau tiba-tiba saja ada yang mengiriminya coklat, kue, atau bahkan makan siang. Minusnya kalau tiba-tiba barang-barang miliknya lenyap satu persatu, mulai dari bolpoint sampai jam tangan pernah raib tanpa diketahui rimbanya. Satu hal yang pasti, barang-barang itu diambil para pengagum rahasianya.

SIAP, PAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang