1

21 1 0
                                    

Dibalut hangatnya selimut dan di temani susu cokelat saat hujan adalah kenikmatan yang tiada duanya. Gadis cantik bernama-Nara-ini sedang bersantai di ruangan favorite nya. Di sebuah kamar. Entahlah baginya, kamar adalah tempat serbaguna. Tidak hanya digunakan saat ingin tidur saja. Tempat ini menjadi saksi bisu semua suka duka nya.

Malam ini Nara tengah berdiskusi online bersama teman teman organisasinya. Nara adalah anak yang sangat aktif di sekolah. Dia sangat berbakat, terlebih dia adalah seorang ketua OSIS. Di bekali paras yang cantik, rambut panjang nya yang sangat terawat, bibir mungilnya, juga iris mata sedikit kebiruan menambah kharisma tersendiri. Walaupun ia memiliki kelebihan tersebut, Nara adalah anak yang sangat mudah bergaul. Sifat ramah nya yang membuat orang orang nyaman berbicara dengannya.

*Grup Osis*

Rey: P
Rey: P

Iyaa kenapa Reyyyy?

Dirga: Apaan mas broo?
Rey: Ra, besok umumin yaa
          kepanitiaan

Oohh okelahh siappp

Dinda: Gue jadi apa Ra??
Dirga: Iyaa nihh jadi apa
             gue?
Kia: 3
Sheyla: 4

Besok aja yaahhh sek-
alian gue umuminnn,hehe.
Kalo sekarang panjanggg

Dinda: Oke
Sheyla: Sipp lah
Dirga: Siapp
Kia: Okeokeoke

***

Sudah dua bulan ini Nara duduk di bangku kelas dua belas. Dan sepertinya akan ada banyak acara. Mulai dari hari hari nasional sampai nanti LDKS, sertijab. Baik, kali ini Nara harus pintar memanfaatkan waktu.

Ceklek...

"Kak, anter beli mie ayam yuk ke depan" celetuk adik ku bernama Deren.

Aku menarik nafas panjang "Ganggu aja sii, pw niihhh"

"Ahhh ayolahh kakkk. Kalo gak ujan gaakan minta anterin" katanya memohon.

"Hmm oke lah. Buruan yukk asal traktir ya" pinta ku diikuti kekehan kecil.

"Kebiasaan, iyaiya"

***

"Mang mie ayam nya tiga yaa, saos kecap nya pisah aja" pesan Daren pada mamang mie ayam.

"Oke mas Darenn"

"Kak besok ada acara apa di sekolah? Gak bawa buku gapapa? Kan baru selesai ujian" tanya Daren.

Sedikit berpikir "Emmm gak bawa juga gapapa sih gak masalah. Acaraa... Gak ada, adanya minggu depan"

"Hoohh oke dehh"

"Sipp lah"

Tak lama kemudian mang mie ayam menghampiri kami dengan menenteng kresek berisi tiga porsi mie ayam "Ini Mas mba, jadi lima belas ribu"

Daren memberikan tiga lembar uang lima ribu an. Setelah itu, kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah..

"Ni mah lima belas ribu tuh, Kakak mau tadi" kata Daren. Aku hanya nyengir lebar.

"Hmm yaudah cepet makan ya" kata mama.

"Iyaa mah" jawabku dan Daren.

"Ren, besok Cila mau kesini loh. Gak akan nyiapin apaaa gitu" kataku disela sela makan.

"Hah?! Besok?! Kok baru bilang" pekiknya.

"Orang gue juga baru tau gimana sih"

"Jam berapa besok??" tanya nya antusias.

"Katanya malem sih"

"Oh alhamdulillah deh. Oh iya kata kakak kan besok gak belajar. Gue ijin yak"

"Hm, bilang Bu Ajeng. Alfain tau rasa lo"

"Yaya, gue juga ngerti kali" jawabnya.

Sadar jika ada yang harus aku kerjakan aku langsung berdiri dan menepuk jidat "Aduuhhh tugas dari Bu Ajeenggg"

Mendengar perkataan Nara membuat Daren tertawa "Selamat begadang, haha" katanya setelah itu dia berlari ke kamar nya.

"Dareeennn!!!" pekik ku.







DevannaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang