Meting penting sudah ia hadiri, yuri mengusap peluh yang mengalir di dahinya. Hari ini sangat sibuk sekali, Mengingat tadi pagi dia hanya tidur selama dua jam membuatnya merasa kelelahan yang berlebihan. Yuri menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi tertingginya seraya mengusap wajahnya kasar.Namja tanned itu meraih telepon kantornya untuk menghubungi sekretarisnya, ia tersenyum miring saat suara di seberang sana terdengar.
“Masuk ke ruangan saya sekarang.” Suruhnya tegas.
“Ne sajangnim.”
Yuri menyandarkan tubuhnya kembali, Pikirannya melayang saat kejadian di Melody’s Club. Dunia begitu sempit sampai dia harus bertemu kembali dengan wanita itu, Seorang wanita yang sekarang resmi menjadi sekretaris di perusahaannya.
Ceklek.
Yuri mengalihkan pandangannya dengan menatap pintu ruangannya yang terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik yang lagi² sedang gelisah saat bertemu dengannya. Dia tersenyum sinis melihat wanita itu yang tetap cantik meskipun wajah kelelahannya tergambar jelas di wajahnya.
“Permisi.. Ada apa anda memanggil saya sajangnim??” Tanyanya lembut.
“Lain kali, kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu.” Tegurnya dengan lembut.
“Maafkan saya.. Lain kali saya akan mengetuknya terlebih dahulu.”
“Jadwal saya apalagi setelah ini.”
“Saya belum mengeceknya sajangnim, Tadi saya baru saja selesai membereskan ruang meeting bersama karyawan yang lain.”
“Saya sedang tidak menanyakan hal itu Jessica, Yang saya tanyakan adalah jadwal saya setelah ini. Kamu harusnya tahu tentang itu, Tidak harus dengan mengecek di buku agenda yang sering kamu bawa kemana mana itu kan.” Ucap Yuri marah.
Yuri bisa melihat wanita itu menundukan wajahnya, namja itu menghembuskan nafasnya secara kasar. Dia tidak pernah melihat wanita itu menatap ke arahnya saat mereka sedang berbicara, Membuatnya muak.
“Kamu bisa kan menatap saya saat kita sedang berbicara.” Bentak Yuri seraya berdiri dari duduknya. Ia sengaja membiarkan yeoja itu terus berdiri di pintu ruangannya.
“Saat di Pub, kau selalu menatap pelanggan² mu itu dengan tatapan menggoda. Bahkan kau merayu mereka agar mereka memberikan mu uang, Tapi kenapa saat kau berbicara denganku, kau selalu menunduk.”
Yuri benar² marah sekarang, ia lepas kendali sampai harus menyangkut pautkan pekerjaan kantor dengan aktivitas wanita di hadapannya saat malam hari. Padahal dia sudah berjanji untuk tidak membawa masalah pekerjaan yeoja di hadapannya selama di kantor.
“Apa perlu aku membayarmu dulu baru kau mau menatapku?.” Desis yuri tanpa perasaan. Dia sering emosi sekarang, mungkin itu sebagai pelampiasan karena pekerjaan kantor yang tidak ada habisnya.
“Maafkan.. Ini dikantor, Tidak seharusnya anda mengungkit masalah itu lagi disini.” Ucap wanita itu pelan.
“aku tahu sekarang kita lagi di kantor, Tapi kamu juga harus ingat, ruangan ini kedap suara, dan Cuma ada kita berdua disini.”
“Sebenarnya apa yang sajangnim inginkan ??”
Yuri tersenyum sinis, ia mendekati wanita itu dan berdiri tepat di hadapan jessica, Menatap jessica dari atas hingga bawah. Tatapan merendahkan menurut jessica. Dan itu yang membuatnya tidak suka dengan bos’nya ini. Selalu merendahkan orang lain tanpa tahu permasalahan yang sesungguhnya.
“aku mau, nanti malam kita berangkat ke club bersama. Aku akan menjadi pelangganmu mulai malam ini. Dan ingat, jangan pernah menolak perintahku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Danger
Teen FictionYuri menatap wanita itu dengan senyuman miring, ia benar - benar tidak menyangka jika wanita yang semalam ia temui di tempat terlarang itu juga pernah bekerja di perusahaan terbaik milik lim yoona, Rivalnya. Mempunyai kepribadian ganda, sama seperti...