Part 1

79 0 0
                                    

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinggggggggg........

Bunyi weker tiba tiba terdengar di suatu kamar. Sebuah tangan terulur meraba raba meja kecil yang ada di sebelah ranjang minimalis yang terlihat berantakan. Setelah bergerak random selama beberapa menit, akhirnya tangan itu berhasil menjangkau weker dan mematikannya. Ruangan kembali hening. Beberapa menit berselang, terdengar bunyi ponsel berdering. Setelah panggilan yang kesekian, akhirnya telepon itu diterima.

"Uggghhh.....siapa lagi ini...." Seorang gadis menggerutu pelan

"Ha..lo..." jawab gadis itu setengah mengantuk.

"HALO, HEI BANGUN KAU PEMALAS....!! Boss sebentar lagi datang. Dia barusan menelponku." Seru suara di seberang yang terdengar keras, sampai sampai gadis itu harus menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga.

"Omaigat, Han oppa. Dikecilkan donk volume suaranya.....bikin kaget aja" sungut si gadis.

"He..he..he.....maaf maaf. Tapi serius deh, buruan bangun ya" ujar suara di seberang melunak.

"Iya....iya....." jawab si gadis

Dengan terpaksa, gadis itu bangun dan menuju kamar mandi. Selang beberapa menit, gadis itu sudah rapi dan berangkat menuju kantornya.

********
Yuri pov

Kupandang bangunan tinggi yang menjulang di depanku dengan rasa kesal.
Baru semalam aku bisa tidur dengan nyenyak, sudah ada panggilan darurat lagi. Aku ini manusia biasa, bukan robot yang bisa bekerja 24 jam non stop. Apa kurang cukup dedikasi yang telah kuberikan untuk instansi ini? Waktu, tenaga, pikiran, bahkan bila perlu, nyawapun siap kupertaruhkan setiap kali aku bekerja.
Apa...?? Nyawa...??
Kalau kalian bingung mengapa aku harus mempertaruhkan nyawa, itu karena aku adalah seorang agen rahasia. Yah.....beda beda tipis dengan James Bond lah. Sama sama cerdas, menawan, seksi sekaligus mematikan, hahaha....

Kulangkahkan kakiku memasuki gedung yang bercat putih ini. Bangunan yang megah berdesain classic romawi dengan beberapa pilar besar dan kita harus menaiki beberapa anak tangga untuk menuju pintu utamanya. Benar benar melelahkan.

Begitu masuk, pandangan kita akan disambut dengan lobby dan ruang tunggu yang memiliki 1 set sofa yang terlihat sangat nyaman jika kita duduk di sana. Mungkin beberapa orang akan mengira kalau ini adalah lobby hotel berbintang karena tempatnya terlihat begitu berkelas dan lihatlah.... bahkan dindingnya dilapisi marmer berwarna coklat muda. Mereka pasti menghabiskan banyak uang untuk membangunnya.

Beberapa pasang mata memandangku. Sebagian besar menatapku dengan rasa penasaran. Mungkin dibenak mereka tersimpan pertanyaan, siapa gadis dengan penampilan acak acakan, datang ke tempat ini, dimana mayoritas berpenampilan cantik, rapi, dan berseragam formal. Tapi tak kuhiraukan mereka dan aku langsung menuju ke lift yang membawaku ke lantai paling atas untuk bertemu dengan seseorang.

Seorang pria muda menyapaku ketika aku memasuki sebuah ruangan. Setelah memperkenalkan diriku padanya, dia mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam.

Segera setelah aku menutup pintu, aku melihat seorang pria tua yang merupakan atasanku, sedang duduk di meja kerjanya. Bahkan setelah sekian tahun, ia tetap terlihat gagah di usia senjanya. Aku membungkuk hormat dan tersenyum kepadanya.

"Oh.....akhirnya kau datang juga. Ayo duduk dulu" sapa pria tua itu

"Terima kasih, Pak" jawabku sambil menarik sedikit kursi warna hitam. Terasa nyaman untuk diduduki.

"Okay, kita langsung ke pokok bahasan saja, ya. Saya minta maaf karena memangilmu ke sini, meskipun saya tahu bahwa kau baru pulang dari misimu di Jepang. Tapi saya berjanji, tugas kali ini akan terasa menyenangkan dan berbeda dari yang sebelumnya, Yuri" ujarnya sambil tersenyum.

BodyguardWhere stories live. Discover now