--Dear dairy, aku ingin membagi sepercik kisah hidupku kepada dirimu. Tentangku, dia dan mereka. Hidupku yang terlihat, terlihat tetapi seperti tak terlihat, dan tak terlihat. Yang terdengar dan tak didengar. Dengan hari yang terang, bersinar, menyilaukan. Dan dengan hari-hari yang sunyi, sepi, tenang, tanpa suara. Dapatkah kumulai sekarang? Buatkan secangkir kopi untukku memulai bercerita dan membagi kisah hidupku padamu.
--Awal hari yang cerah selalu membahagiakan, semua itu bohong. Sekalipun kuhabiskan semua hari cerah itu, tetap saja kebahagiaan tak kunjung datang. Hari itu adalah saat dimana aku tersadar bahwa kebahagiaan kecilpun dapat lenyap. Seperti halnya papaku, seorang musisi, kritikus, arsitek dan salah satu penyemangat hidupku telah pergi meninggalkanku selamanya ketika usiaku masih 7 tahun. Begitu pula mamaku yang menyusul papaku setahun kemudian. Lalu bagaimana caraku melanjutkan hidup? Tentu saja dengan belas kasihan, dari bibi dan pamanku. Lowongan adalah tempat terbaik untukku tidur, bagi bibi dan pamanku.
--Sungguh andaikan waliku ini mengerti bahwa musik adalah bagian dari hidupku. Aku sungguh kagum dengan kedua orang tuaku yang semasa hidupnya dapat membahagiakan orang lain dengan menyanyi dan bermain alat musik di sebuah opera house. Itu adalah kehidupan lamaku di opera house, namun sekarang diriku sangat jauh dari tempat itu, bahkan hatiku sekarang seperti tak mengenal dunia music.
--Usiaku sudah 15 tahun tetapi aku hanya mengenal cara memasak, membersihkan rumah, dan mengurus ternak. Hingga aku memutuskan untuk meninggalkan keluarga yang sudah membesarkanku sejak dini hingga usiaku yang sudah menginjak remaja, pergi kedaerah yang dahulu menjadi tempat dimana aku dilahirkan. Biarlah aku mengenang masa kecilku yang indah, dengan tetesan air mata haru.
--Segalanya tak seperti yang diharapkan, kini semua sudah berubah. Opera house itu telah hancur dan berubah menjadi hotel berbintang. Tak dapat kumengenang masa indah itu. Lalu apa yang harus kulakukan? Dimanakah aku akan tinggal? Itulah permasalahannya.
-- "Helena! Apakah benar ini dirimu?" tangan seseorang menyentuh pundakku, lalu badanku otomatis memutar kebelakang. "Arva? Bagaimana bisa?".
~~~~~~~~~bersambung~~~~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Of My Life
General FictionTentang Helena diary, menceritakan kisah hidupnya yang selalu diselubungi kegelapan.