Chapter 2

163 45 12
                                    

***

"Hoaaaaaammmmm" Zafran menguap setelah tidur panjangnya.

Ia mengusap-usap matanya dan sesekali  menguap. Ia mulai turun dari ranjangnya dan melihat jam beker yang berada tepat disampingnya. Matanya membulat sempurna. Jam menunjukkan pukul 07:35.

"Abaaaanggg!!!"
Zafran berteriak saat mengetahui dirinya terlambat untuk berangkat sekolah.
Ia pun keluar dari kamarnya untuk menemui Rizal.

"Kok lo gak bangunin gue sih bang??!!"

"Gak bangunin Lo bilang? Kuping lo aja tuh yang budek, udah gue gedor-gedor juga itu pintu. Lagian kenapa pintunya lo kunciin sih? Biasanya juga engga kan?"
Ucap Rizal kesal.

Zafran mengingat-ingat, kemarin sore dia mengunci pintunya karena Bagas sedang marah-marah karena PS yang dimainkan Bagas diotak-atik olehnya.

'Aduhh goblok banget sih gue'
Ucap Zafran dalam hati.
"Terus Bagas sekarang dimana?"

"Udah berangkatlah" jawab Rizal enteng.

"Hahh?!!" Mulut Zafran terbuka lebar.

'Kurang asem Bagas, pasti dia bales dendam sama gue gegara kemarin'

Zafran menidurkan tubuhnya ke sofa, bersiap-siap menyalakan TV. Dia berniat untuk bolos sekolah.

"Eh! Lo mau ngapain hah?" Ucap Rizal sambil mengambil remot TV dari tangan Zafran.

"Nonton TVlahh! masak TV yang nonton gue"

"Siapa yang nyuruh lo bolos??"

"Aelah baanngg!! Gue kan udah telat hampir satu jam. Lagian gue males dihukum sama Pak Eko" elak Zafran.

"Lo cowok apa cewek sih?
Gue aja nih ya. Dulunya ga pernah bolos, gue selalu sekolah walaupun telat. Dan hukumannya aja lebih keras dari pada lo. Udah sono lo berangkat! Cepetan, gue yang anterin"
Ucap Rizal panjang.

"Ngapain lo nganter gue? Orang gue entar pake motor"

"Motor lo udah dibawa Bagas"

Zafran melongo.

"Bener-bener Bagas! Awas aja tuh anak! entar gw bej--"

"Udah cepetan!" Potong Rizal.

Zafran hanya bisa medengus kesal.









***

Zafran sampai disekolah pukul 08:05.

"Lima belas! enam belas! Tujuh belas! Delapan belashh!.........."
Hitung Zafran yang sedang push up dilapangan karena keterlambatannya sebagai murid SMAN 1 Garuda.

Sedangkan didepan Zafran, ada Pak Eko  yang sedang  berkacak pinggang akibat ulah muridnya yang satu ini sangat sering terlambat.

Para cewek kelas lain yang baru saja selesai olahraga melihat Zafran dihukum pun langsung berbisik-bisik membicarakannya.

"Ihhh si Zafran kalo keringetan makin keliatan keren banget yaaa" ucap salah satu cewek berambut ikal.

"Tapi kasian tau! Si Zafran digituin sama Pak Eko. Nanti kalau dia pingsan gimana?"
Begitulah kata-kata yang sering dilontarkan para murid cewek yang sangat mengidolakan Zafran.

"Dua sembilan! tiga puluh! Empat lima! Empat en--"
"Eh eh! Enak aja kamu! Masa selesai tiga puluh langsung ke empat lima! Ayo hitung lagi yang bener" Omel Pak Eko kesal.

"Yaelah pak! Capek tau. Masa selesai lari dua puluh keliling, masih disuruh push up 50 kali sih pak? Biasanya kan cuma lari".

"Kalau saya cuma kasih kamu hukuman lari dua puluh keliling terus. Kapan kamu kapoknya? Jadi Bapak kasih bonus Push up ke kamu"

ZAFRANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang