Druw, sebuah desa terpencil yg diasingkan. Desa yang tidak terlalu banyak diketahui oleh orang orang di luar desa tersebut.
Ada satu rumah yang dihuni oleh empat orang perempuan,salah satunya aku, Anke, Mina dan Titia. Kita bukan saudara kandung, saudara jauh, bahkan kita tidak punya hubungan darah.
Kita tinggal satu rumah hanya karna kita saling mengasihani satu sama lain.
Sudah 15 tahun kita hidup bersama bagaikan sebuah keluarga yang saling mencintai, menyayangi, dan menjaga satu sama lain.
Sampai akhirnya siMonster datang ke kehidupan kita.
Aku tidak tahu alasan mengapa dia tidak di sukai oleh semua warga. Padahal dia sangat cantik, senyumnya menawan, suaranya lembut, tidak seperti yang di katakan para warga.
Dan malam itupun datang, dia siMonser mendatangi rumah kita dalam keadaan usang dan basah kuyup karena hujan.
"Kau tidakpapa? Mengapa malam malam begini diluar? apalagi sedang turun hujan" Anke membiarkannya masuk, mungkin karna kasihan.
"Aku tidakpapa, aku diluar karna rumahku dihancurkan lagi oleh warga, mereka mengusirku, aku tidak tau mau kemana, tetapi karna melihat rumahmu jauh diri warga warga yang tidak menyukaiku, bolehkah aku tinggal disini untuk beberapa hari?" jelas siMonster panjang lebar, dan Anke mendengarkan dengan senang hati.
Awalnya dia bimbang memperbolehkan siMonster tinggal dirumah kita, untuk kedua kalinya mungkin karna kasihan akhirnya dia meminta pendapat kita. Dan kita memperbolehkannya tinggal dengan alasan kasihan.
Ada untungnya kita memperbolehkan siMonster tinggal,untuk bantu bantu pekerjaan kita sebagai petani buah.
"Aku ingin bertanya,apakah boleh?"ucap Anke di sela sela pekerjaan kita kepada siMonster.
"Tentu, tanyakan saja"jawab siMonster.
"Mengapa kau sangat tidak disukai oleh semua warga?"tanya Anke,aku juga penasaran mengapa,dan ternyata Mina dengan Titia pun sama juga penasarannya.
"Aku tidak tau mengapa mereka membenci ku-"
ada sedikit jeda di jawabannya"dan bahkan mereka menyebutku sebagai monster"
Jawab siMonster yang sebenarnya kita semua sudah tidak kaget, karna rumor tersebut sudah menjadi rahasia umum di desa kita.
Kasihan, sangat sangat kasihan, melihat siMonster tidak di sukai oleh semua warga di desa ini.
Tapi entah mengapa aku tidak menyukainya tinggal bersama kita. Apalagi Anke yang mulai terbuka dengan siMonster.
Ku akui dia sangat cantik. Dia juga sangat pandai mengabil hati orang.
Dan sudah hampir 6 bulan siMonster tinggal bersama kita. Bahkan fakta ini sudah diketahui oleh semua warga.
Ada yang mengatakan bahwa kita harus mengusir siMonster dari rumah ,sampai2 ada yang mengatakan kita harus membunuh siMonster pada saat dia tidur.
Anke yang tambah dekat dengan siMonster dan Mina yang mulai terpengaruh oleh siMonster.
Sedangkan aku, aku tak suka padanya, ya... benar kata warga, dia monster,monster yang merebut teman temanku yang kuanggap sebagai keluargaku.
Dan untungnya Titia tidak terpengaruh. Dia bersikap santai layaknya tidak ada siMonster di rumah.
Ketika makan malam Anke,Mina dan siMonster bergurau ria sedangkan aku dan Titia lebih memlilih diam.
"Sepertinya seekor tikuspun takut dengan mu"ledek Mina pada siMonster atas julukannya.
"haha iyah, semenjak kau tinggal disini jarang aku melihat tikus melintas di rumah" timpal Anke.