Part 1 - Tantangan Sang Raja

6 0 0
                                    

Sorakan pujian terdengar di setiap penjuru tempat itu, semua orang terlihat berkumpul seraya mengepalkan telapak tangan dan mengangkat tinggi-tinggi dengan senyuman yang menghiasi wajah mereka dan berteriak bersamaan.

"Hidup baginda"

"Hidup"

Kalimat itu terucap di bibir mereka yang mengakibatkan istana saat itu menjadi meriah, mereka terus menyerukan kalimat-kalimat pujiannya kepada Rajanya. Siapa lagi kalau bukan Raja Marcus, Raja yang paling terkenal di penjuru Romania.

Raja Marcus memiliki putra yang bernama Razvan Romanov. Dia terkenal dengan sosok penerus mahkota yang arogan tapi itu tidaklah benar, justru pangeran Razvan memiliki sisi sebaliknya dia tulus dan juga penyayang hanya saja dirinya masih terlalu naif dan memiliki sifat tak sabaran seperti saat ini ketika acara perayaan untuknya yang akan resmi menjadi putra mahkota dia terlihat memaksa ayahnya Raja Marcus agar segera menyelesaikannya padahal perayaan saja belum di buka.
Dan Raja Marcus melihat putranya dengan segera memulai acara perayaan itu.

"Baiklah mari kita mulai saja acara ini.."
Rakyat yang melihat Raja nya berbicara langsung memperhatikan dengan pandangan kagum kepada Raja yang memang telah memimpin kerajaan dengan baik. Diikuti acara perayaan yang kini telah dibuka hingga sang Raja memperkenalkan keturunannya diangkat sebagai putra mahkota.

"Perkenalkan lah Razvan Romanov yang hari ini saya nobatkan sebagai putra mahkota kerajaan
Corvin" inilah yang menyebabkan istana kerajaan ramai semua orang langsung mengangkat tangan mereka sambil menyatukan telapak tangannya hingga mengeluarkan suara yang menggema hingga penjuru kerajaan dan diikuti senyuman kebahagiaan atas dinobatkannya Razvan sebagai putra mahkota .

"Hidup baginda, (hidup)"

"Hidup putra mahkota, (hidup)"

"Hidup baginda dan putra mahkota"

"Hiduppp"

Sedangkan yang dinobatkan sebagai putra mahkota sendiri hanya melihat semuanya dengan senyum tipisnya karena dia kini menjadi putra mahkota, namun sifat tetaplah sifat..dia selalu tidak bisa bersabar untuk hal apapun hingga saat ini sang raja akan menutup acara tersebut.

"Hari ini saya perkenalkan putra mahkota kerajaan Corvin yang selang beberapa tahun yang akan datang akan menggantikan posisiku seperti saat ini. Semoga kalian senang akan hal ini rakyatku!!"

Sorakan dan tepuk tangan menggema lagi di penjuru kerajaan itu hingga tanpa sadar hari sudah semakin siang dan semua orang kembali ke rumah masing-masing.

***

Setelah acara penobatan tadi menyebabkan Razvan lelah dan harus segera beristirahat sejenak hingga ada salah satu prajurit yang datang ke kamar putra mahkota karena diutus oleh baginda nya untuk memanggil Razvan untuk membicarakan hal penting.

Tok..tok..tok...yang kemudian dengan malas dibukakan pintu oleh Razvan.

"Permisi pangeran, pangeran dipanggil untuk menghadap baginda sekarang juga karena baginda akan membicarakan hal yang penting." ucap prajurit yang kemudian diberi anggukan malas oleh Razvan.

"Baiklah, silahkan pergi" Dan kemudian prajurit itu pergi meninggalkan Razvan sendirian di dalam kamarnya seraya dengan Razvan yang juga ikut meninggalkan kamarnya menuju ke hadapan Raja Marcus ayahnya.

Krekkk...menyebabkan sang raja menengok ke arah suara itu dan melihat putranya kini sedang berjalan ke arahnya

"Ada hal penting apa sampai-sampai ayahanda memanggilku disaat aku sedang beristirahat?" Ucap Razvan dengan nada malas karena merasa mengantuk.

"Kesinilah nak, berdiri di hadapanku" sambil memasang wajah yang memang darisana nya tegas.

"Aku ingin membahas tentang dirimu yang pada usia 20 tahun nanti akan naik pangkat menjadi seorang raja, tapi ada satu hal yang perlu kau ketahui.."

"Hal apa?" tanya Razvan yang memang bingung mengapa ayahnya sampai memanggilnya hanya karena membahas esok saat ia diangkat menjadi seorang raja.

"Sebelum kau bisa menjadi raja akan ada tantangan yang harus kau selesaikan terlebih dahulu untuk kau bisa menjadi seorang raja, bahkan jika kau memang bisa menyelesaikan tantangan itu sebelum kau menginjak usia 20 tahun nanti maka aku akan mengangkatmu sebagai raja saat itu juga." Ucapnya dengan tenang yang membuat Razvan mengernyitkan dahi kebingungan karena untuk menjadi raja saja harus ada tantangan yang harus ia selesaikan.

"Tantangan seperti apa yang akan ayahanda berikan?"

"Kau harus menemukan jodohmu sendiri yang bisa menuntunmu menjadi seorang raja kelak"

"Kenapa harus ada tantangan seperti itu ayah? Biasanya keluarga kita akan dijodohkan dengan putri kerajaan lain, tapi kenapa sekarang aku harus mencari sendiri jodohku?" ucapnya dengan bingung karena memang biasanya tradisi keluarga kerajaan akan dijodohkan dengan kerajaan lain.

"Silahkan kau cari dimana saja bahkan sampai kau keliling dunia sekalipun hingga kau menemukan jodohmu itu yang dapat menuntunmu menjadi seorang raja dan membantumu memimpin kerajaan ini kelak." Raja tersenyum tipis melihat putranya yang memang tidak pernah tahu menahu tentang tradisi yang baru ini.

"Baiklah ayahanda, aku akan menemukan jodohku dengan mudah..aku akan melakukan sayembara untuk mendapatkan seorang kekasih." Ucap Razvan dengan senyum yang seketika mengembang mengingat bahwa dia bisa melakukan hal apapun yang menurutnya bisa untuk dapat menemukan jodohnya.

"Lakukanlah nak, lakukanlah cara apapun itu jika kamu merasa bisa melakukan itu untuk menemukan jodohmu."

Dengan langkah tegap Razvan kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya yang tadi sempat terganggu dan melupakan tantangan yang telah diberikan oleh Raja Marcus, ayahnya kepada dirinya.

Sedangkan di lain tempat sang Raja yang terus saja memikirkan tantangan yang diberikannya untuk putranya takut jika putra satu-satunya itu salah memilih kekasih untuk menemaninya melanjutkan kerajaan sampai mereka tua nanti, sang Raja sebelumnya tidak memberi tahukan mengenai tantangan itu kepada istrinya karena tahu jika ia membicarakan hal itu dengan istrinya pasti tidak akan setuju akan hal itu akhirnya mulai membicarakan kepada istrinya.

"Aku memberikan tantangan kepada Razvan untuk dia menjadi seorang raja saat menggantikan aku nanti." Ucap Raja Marcus kepada istrinya yang langsung kaget mendengar hal itu dan menghentikan pekerjaan nya merapikan rambut.

"Tantangan apa yang baginda berikan kepada putra kita?" Tanya sang Ratu bingung sambil mengalihkan perhatian menghadap suaminya.

"Mencari jodohnya sendiri" jawab sang Raja dengan wajah tenang sambil melihat ke arah istrinya.

"Kenapa harus ada tantangan seperti itu untuk putra kita menjadi seorang raja? Bukankah selama ini di kerajaan sudah ada tradisi perjodohan dengan putra/putri dari kerajaan lain?" Tanya sang Ratu panjang lebar sambil mengangkat kedua telapak tangannya dan menghadapkan ke atas yang diikuti oleh gerakan bahu nya yang diangkat.

"Memang kerajaan sudah memiliki tradisi perjodohan seperti itu, tapi aku ingin Razvan bisa lebih mandiri dalam memilih kekasih nya yang bisa menuntunnya menjalankan dan menyelesaikan masalah kerajaan bersama-sama sampai mereka tua nanti." Membuat sang Ratu kembali memikirkan kembali perkataan suaminya yang akhirnya menyetujui tantangan yang diberikan untuk putranya walaupun dengan hati yang takut jika putranya itu malah salah memilih kekasih dan tidak bisa menyelesaikan masalah kerajaan kelak yang kapanpun bisa terjadi.

"Baiklah, aku akan lihat kemampuan yang dimiliki putra kita terhadap tantangan yang baginda berikan kepadanya..semoga Razvan tidak salah dalam memilih kekasihnya." Ucapnya dengan bibir yang membentuk huruf U yang membuat sang Raja bernafas lega karena akhirnya istrinya mau menerima tantangan yang diberikannya kepada putra satu-satu nya itu.

Second RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang