Daun

10 2 0
                                    

"Puan."

"Iya apa dimas?"

"Aku sedang bersama teman-teman ku, maaf kalau bising."

"oh iya, tak apa."

"Puan, apa ditempat mu juga hujan?"

"Tidak, disini tidak hujan."

"Ah berarti princess ku sedang bahagia ya? makanya tidak hujan."

"Apa sih dimas bucin banget."

"Gak apa bucin asal sirius ku bahagia."

"Iya deh."

"Minggu depan aku akan pulang."

"Kenapa mendadak? Ada apa?"

"Tak apa aku hanya merindukan suasana di yogya, Aku rindu mengusap rambutmu puan, aku rindu mencium keningmu, aku rindu dengan senyumanmu."

"Aku terdiam, mataku sudah berkaca-kaca."

"Hana, kamu tidak menangiskan? Jangan menangis, apa yang kamu tangiskan sebentar lagi kita akan bertemu, tunggu sebentar, aku tak bisa memeluk mu dalam jarak jauh hana."

"Aku tidak menangis, aku hanya kelilipan."

"Dih si anak om kevin bisa aja boong nya."

"Dimaasss ngeselin diem deh ah."

"Nanti kalo aku diem kamu kangen lagi."

"Suka ngaco deh, yang biasa spam aku aja kamu, tolong ya dim gak ush boong-boong."

"Iya deh iya, habisan aku kangen sama semua tentang kamu sih, maka nya jadi cewe gak ush ngegemesin sayang."

"Udah dulu ya han, ini aku udh mau pulang, gak betah disini, gak ada bidadari nya aku."

"Dasar aneh, Ya udh sana pulang aja, udh larut juga dim."

"ya udh, besok aku telpon lagi."

"iya."

"Selamat malam Hana, maaf jika aku masih belum bisa membahagiakan mu, tunggu aku beberapa tahun lagi, akan ku buktikan semuanya, aku mencintai mu puan, hanya kamu."

— Hana, Your sirius.
      Belum sempat aku membalas ucapan mu, tapi kamu seenaknya mematikan panggilan itu, sebelum kamu suruh juga hati ku akan selalu menunggu mu dimas, tidak ada alasan untuk aku meninggalkan mu, terimakasih untuk pembicaraan hari ini, cepat pulang, aku rindu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sirius Aldebaran.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang