(4) Park Joy

621 92 0
                                    

"Maaa.. Joy berangkat ya"

"Iya. Bekalnya dimeja tuh"

"Oke maaa"

Gue berlari menuju pintu luar lalu loncat ke motor Jennie.

"Jangan loncat Joy! Ntar jatoh bego lu"

"Maap maap, cepet buruan ntar dihukum pak irwan lagi"

"Okedey"

....

Perkenalkan nama gue Park Joy, anak dari pasangan suami istri Wendy Park dan Chanyeol Park

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkenalkan nama gue Park Joy, anak dari pasangan suami istri Wendy Park dan Chanyeol Park.

Keluarga kecil gue gak memiliki keluarga lain. Ya cuma kita bertiga aja. Biar begitu keluarga gue termasuk keluarga rukun.

Sempat ada rumor dari tetangga klo gue anak pungut. tapi gue gak percaya, kata mama gue ini bener bener anak kandungnya. Makanya mereka sayang banget sama gue.

Tetangga emang suka sirik.

Jennie, dia itu sahabat gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie, dia itu sahabat gue. Debest bespren eper. Rumahnya beda dua blok sama gue, tapi kita dari SD udh sama sama jadi gtu deh lengketnya luar binasa.

...

"Punten-" ujar Jennie di kerumunan Abang kelas yang gila hormat itu.

"Jen Lo mau pesen apa?"

"Gue mie instan aja, rasa soto"

"Oke gue pesenin ya."

"Okai"
...

"Ini mie instan soto sama rendang nya mba." Ujar kakak kantin.

Saat gue hendak mengambil mie itu tiba tiba aja di rampas. Padahal punya gue.

"Eh punya gue itu"

"Apa? mau marah?" Pria itu mendelik.

Kayak lo ganteng aja sih sok bad boy gtu. Najis muka mirip ampas kopi aja belagu.

"Siniin punya gue" tarik gue.

"Apaan sih, punya gue juga. Gue yang mesen duluan"

"Bohong! Jelas jelas Lo baru dateng dan main nyambar aja"

"Yaelah Lo tinggal mesen lagi sana, biar gue ganti duit Lo."

"Enak aja! Gue gak mau! Siniin.."

Gue dan cowok itu ricuh tarik tarikan mangkok mie instan sampe akhirnya gue berhasil menarik mie itu. Sialnya kauah nya yang panas itu tersiram ke wajah cowok itu.

Mampus dah lu makin buluq.

"Lo tunggu ya, bakal tamat riwayat Lo" pekik pria itu dari arah belakang.

Sementara gue berlari menjauhi dia.
Sialan jadi nyesel gue bermasalah sama tuh cowok.

...

"Jen gue balik sama lo" bujuk gue. Soalnya sore ini papa pulang larut jadi gak bisa jemput gue.

"Gak bisa Joy, hari ini gue harus anterin bude gue ke rumah sakit."

"Tapi Jen-"

"Lo naik angkot aja ya. Maaf Joy, tapi gue beneran gak bisa. Lain kali gue anterin kok"

"Okelah Jen gapapa, gws ya buat kerabat lo"

Jennie tersenyum. Urusan Jennie lebih penting sih, gue naik angkot gapapa lah. Sekali kali.

...

Di dalem bus, iya gue gak jadi naik angkot. Mau bus aja lebih adem. Kebetulan bus ke arah halte dekat rumah gue itu sepi penumpangnya cuma 5 orang, jadi enak deh.

"Geser."

"Ck tempat duduk lain masih banyak, duduk ajak dilain tempat" ujar gue sambil melihat pemandangan di jendela.

Lagian ganggu gue aja.

Eh tiba tiba dia maksain duduk disamping gue.

"Apa? Mau marah?"

Mendengar kata kata pria itu, gue jadi menoleh. Sial dia lagi dia lagi.

"Lo kenapa ngikutin gue! Pria mesum!!" Pekik gue sambil mukulin tuh orang pakai tas.

"Ahsss siapa yang mesum! Gila!"

" Lo yang gila!"

"Lo dasar cewek gesrek!"

"Lo yang ngikutin gue! Mesum!"

"Hahaha.." tawa yang keras terdengar dari mulut pria itu.

"Gak ada yang lucu njink"

"Ada Lo, pede level dewa pfft."

"Emang Lo ngikutin gue kan! Ngaku aja!"

"Gue emang biasa pake bis ini. Sinting. Lo aja nuduh nuduh gue sembarangan"

Ya udh maap.
Gue kan gak tau.
Selo aja dong jangan ngegas bgsat.

"Trus kenapa duduk disebelah sini! Lo mau mesum kannn!!"

"Lo kali yang mesum! Gue dari tadi gak ngapa ngapain Lo, emang salah duduk disini?"

"Salah. Gue kan cewek Lo cowok. Gak ngotak"

Pria itu berdiri lalu memegang pegangan yang menjuntai itu.

Sementara gue melihat sinis sambil mencebikkan bibir.

...

Gue turun dari bus, melihat gerimis mulai turun gue pun membuka payung. Sialnya payung kuno itu malam macet.

"Sial sial" umpat gue melempar payung itu ke aspal. Dasar Payung kuno.

Gue berjalan berlalu dibawah rintik rintik hujan. Tak lama payung kuno itu menutupi kepala gue membuat gue terkejut.

Ya gue pikir payungnya melayang sendiri.

"Lo lagii???" Ya itu pria yang mesum yang ada di bus itu. Katanya gak ngikutin gue kenapa masih di deket gue sih. Payungin gue lagi.

"Tuh kan Lo emang mesum! Ngintilin gue dari tadi dasar stalker mesumpph.."

Mulut gue langsung ditutup dengan tangannya yang gede itu.

"Bisa gak sih gak kepedean, nih dompet Lo tadi jatuh di bus. Hufft kepaksa deh kan gue naik bus dua kali" omel tuh cowok.

"Sini.." gas gue.

"Park Joy, 11 IPS 2"

"Lo tau dari mana?"

"Kartu pelajar di dompet Lo."

"Jadi Lo copett!!!"

"Gue bukan akh-"

Gue gak banyak bacod sama dia. Udh gue duga kan dia orang jahat, ya udh gue tendang aja tytyd nya. Mampus lu.

Gue mau di lawan.

Gue buru buru berlari menjauh dari pencopet mesum itu.

"Gue Sehun 11 IPA 4" pekik tuh cowok. Tapi gue gak peduli.

Apa gunanya gue tau nama dan kelas dia. Gue harap gue gak ketemu lagi sama dia.

..

Bersambung...

AMNESIA ✓ Psy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang