aku zoya hayat khan, berasal dari keluarga yang sederhana membuatku paham dengan kesulitan hidup, bahkan saat aku lulus MA, ketika aku mendapat beasiswa aku lebih memilih untuk tidak mengambilnya karna aku tahu walau mendapat beasiswa tetap saja nantinya aku akan membutuhkan uang untuk keperluan kuliah. jadi aku tidak mau membebani orang tuaku, karna prinsip hidup yang ku jalani "simpan dukamu, bagikan kebahagiaanmu" dan aku juga tidak ingin menjadi beban orang lain terutama orang tuaku.
meski tamatan MA, aku masih saja belum bisa menerapkan apa yang aku pelajari disekolah meski aku paham betul bahwa menutup aurat hukumnya wajib aku masih saja belum bisa menerapkannya. Meski begitu aku sudah melaksanakan sholat, ya walau belum menutup aurat.
tak ingin membuat orang tua semakin merasa terbebani, aku memilih untuk pergi merantau ke Karawang tinggal bersama kakakku. atas permintaan kakak akhirnya aku bersedia untuk tinggal bersamanya membantu mengurusi rumah dan menjaga kedua ponakanku.
namun sebelum berangkat ada suatu kejadian yang membuatku teramat takut, dan hal yang membuatku takut itu adalah berupa mimpi, meski orang berkata bahwa mimpi hanyalah bunga tidur tapi mimpi ini begitu nyata bagiku, mimpi yang membuatku begitu takut, seakan-akan ini adalah teguran bagiku. dimimpi itu aku didatangi oleh seorang wanita yang berpakaian serba putih, namun dia tidak mengenakan hijab, dan wanita itu merupakan amalanku, kemudian dia berpesan kepadaku
hal ini lah yang lantas membuatku merasa begitu takut seakan pesan itu merasuki relung hati yang begitu dalam. semenjak saat itu aku mulai mengenakan pakaian yang serba panjang meski belum mengenakan hijab, aku yang dulunya tomboy, yang memakai baju sebahu, celana levis besar selutut dan disertai ikat pinggang karna ukurannya yang kurang pas dipinggangku. saat keluar rumah aku mulai memakai celana jeans dan juga baju panjang serta sweeter, aku selalu menutupi kepalaku dengan sweeter tersebut karena tidak ingin orang melihat auratku.
kini aku tinggal bersama kakakku, dirumah yang lumayan besar menurutku karna memiliki dua tingkat meski tidak terlalu besar, disini kuhabiskan hari demi hari mengurus rumah dan mengurusi kedua ponakanku hafiz dan juga zahra, dengan sifat mereka yang nakal membuatku sedikit kualahan menjaga mereka.
setiap hari kuhabiskan waktu dirumah, karena aku adalah orang yang kurang suka bersosialisasi, lantaran sibuk dengan pekerjaan rumah dan menjaga ke-2 keponakanku, saat orang tua mereka pergi ketoko. karna suntuk dirumah tidak ada kukerjakan selain mengurus rumah dan ke-2 ponakanku, aku mengisi waktu luang dengan bermain Sosmed, dan karna aku sadar bahwa hidayah itu dicari bukannya ditunggu, akhirnya aku mulai mendownload vidio-vidio ceramah dan juga browser tentang ilmu-ilmu yang kusia-siakan, selama bersekolah di MA.
Saat ini aku sudah mulai menutup aurat, meski belum menutup secara sempurna, namun benginilah yang namanya hijrah, semua butuh proses dan tidak ada yang instan, mengingat proses hijrah yang ku lalui, awal tamat MA, sudah niat untuk berhijrah, namun seperti alasan kebanyakan wanita lain masih adanya penolakan-penolakan dihati, tapi karna keinginan yang sangat kuat untuk berhijrah ini lah yang mendorongku untuk terus memperkuat agar terus berhijrah.
Mengingat 10 bulan yang lalu, awal mula aku memutuskan untuk berhijrah, kakakku berjualan hijab, agar hidayah itu menjemputku, aku membeli beberapa hijab, yang kuletakkan dilemari bajuku, sehingga tiap kali aku mengambil baju, aku melihat hijab itu.
bertepatan awal Maret, saat itu aku mau mengambil baju hingga terjatuhlah hijab itu, segera kuambil, sejenak terjadi keheningan, tampa sadar perlahan air mata menetes membasahi pipiku, aku menutupi wajah dengan hijab tersebut, lantas aku pun berucap "Ya Allah sekian lama aku menjemput hidayahmu, namun belum juga sampai, saat ini aku ingin mengenakannya ya Allah, meski belum sepenuhnya yakin mungkin aku akan melepasnya lagi karna aku benar-benar belum siap, Tapi aku berdoa semoga engkau berikan keistiqomahan bagi hamba untuk berhijab ya Allah, Bismillah ya Allah aku memulai menjalankan perintahmu, wahai dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku diatas agamamu" akupun mengenakan hijab itu dan merasakan suatu kedamaian hingga adanya rasa tidak ingin melepaskan hijab yang telah menutupi auratku.
karena ingin menutup aurat secara sempurna aku memesan beberapa baju gamis dari kerabat yang bekerja sebagai penjahit. hingga aku pun sekarng memakai pakaian yang syar'i, dan itulah proses hijrah yang kujalani sampai istiqomah dengan hijrah yang kujalani hingga sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Yang Terabaikan
SpirituellesPerjalanan hijrah yang mempertemukan Zoya Hayat Khan dengan Andryo Al Faro, sang pengusaha rumah makan, yang baik, tulus, sopan dan sangat menghargainya. Namun karna perihal Zoya memutuskan hubungan secara sepihak dengan alasan tak ingin bahagia dia...