Potasium Nitrat

90.6K 6.7K 334
                                    

Lorna menatap menatap ponselnya cukup cemas, ia mengedarkan pandangan sejenak membuat Olivia langsung memperhatikan secara detail.

"Apa yang sedang kau pikirkan Lorna?"tanya Olivia sambil meminum jus instan yang di kemas dengan susu.

"Eric...."

"Ada apa? Bukannya dia mengatakan padamu untuk pergi perjalanan bussines?"tanya Olivia memasang wajah penasaran sambil mendekatkan wajahnya di pinggir meja.

"Dia menghilang... Sama sekali tidak menghubungi ku!"keluh Lorna sambil menggigit bibirnya.

"Lorna, ayolah... Dia bukan anak kecil lagi. Kau bahkan tidak serius dengannya!"papar Olivia sambil tersenyum kecil.

"Yeah, aku memang tidak terlalu serius. Tapi ini terlihat aneh, sepertinya sesuatu sedang terjadi padanya."

"Kau hanya khawatir secara berlebihan. Baiklah, bagaimana kalau kita pergi ke pusat perbelanjaan?"tanya Olivia sambil melihat keraguan besar di wajah Lorna.

"Jangan khawatir, Alex baru saja mengirimi ku uang. Kau tahu kadang-kadang dia bisa di manfaatkan!"sambung Olivia sambil terkekeh kecil.

"Hmm- aku rasa dia benar, aku seperti serangga yang mencuri makanan orang lain!"Lorna menelan Saliva, ia tidak menyangka setelah memutuskan pergi dari keluarga Dulce sejak kemarin, ia benar-benar berusaha mandiri untuk menghemat semua tabungannya.

"Lorna, kau sahabatku. My family!"

"Kau terlalu sering mendukungku, Olivia,"ucap Lorna melempar senyuman tipis.

"Sudahlah... Kita harus menikmati hidup. Jangan pikirkan hal-hal yang tidak penting,"Olivia meletakkan selembar uang untuk membayar makanan mereka lalu meraih tas nya dan berdiri untuk meninggalkan restaurant. Mereka akan pergi untuk menghabiskan uang siang ini seperti kemarin.

____________

"Mr. Morgan!"ucap seseorang sambil melempar senyuman cantik di depan pintu ruang kerja Alexander.

"Jasmin,"Morgan berdiri mendekati wanita itu dan tetap terlihat tidak memasang wajah ramah.

"Aku menelpon mu berkali-kali. Kenapa kau tidak mengangkatnya?"tanya Jasmin sembari duduk di sofa lembut dengan aksen antik berwarna putih.

"Aku baru selesai rapat,"balas Alex singkat. Jasmin mengangguk lalu membuka tas nya dan merogoh itu dengan cepat.

"Ini pesananmu,"Jasmin memberikan sesuatu dan reaksi Alex sedikit berubah melihat hal tersebut.

"Kenapa kau memesan potasium nitrat? Aku tidak yakin kau bercocok tanam Alex,"tawa Jasmin mengembang sambil menyimpulkan ribuan kecurigaan pada pria yang ia kenal itu.

"Sesuatu yang seharusnya aku lakukan!"balas Alex begitu serius sambil meraih benda itu dengan cepat.

"Alex... Apa kau akan tetap melakukan ini?" tanya Jasmin mengundang mata Alex langsung tertuju padanya.

"Lakukan saja tugasmu! Bukankah itu perjanjiannya?"

"Bagaimana jika gadis itu tahu siapa kau sebenarnya?"

"Not your business!"Alex berdiri tanpa melepas pandangannya dan Jasmin tahu bahwa pria itu sedang mengusirnya.

"Okey.. Aku akan pergi, good job!"Jasmin berdiri tanpa ekspresi sambil memutar tubuhnya untuk segera pergi dari tempat yang seakan tidak menginginkannya datang.

"Sangat sedih jika harus memikirkan orang yang tidak melihat ke arah kita, bukan?"tanya Jasmin datar tanpa menoleh ke arah Alex sedikitpun lalu menutup pintu kantor dengan rapat.
Jasmin melangkah cepat untuk meninggalkan gedung pencakar langit tersebut.

When love meets 3 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang