Atas nama patah hati yang tumbuh mengakar padanya.
Mencintai yang tidak mencintai.
Membenci seketika.
katamu kau tak mungkin memilih, tapi nyatanya kau malah menerimanya dengan muka munafik seri bahagia.
bodohnya aku percaya saja.
lugu seperti tadi, mencoba manis - manis bersikap padamu, aku nyatanya mati tragis dengan dibekap oleh tanganmu malam ini.Aku kehilangan duniaku.
Maaf, tapi benar; selebih - lebihnya rindu, masih akan berkurang dengan penuh apa bila telah di hadapkan dengan wajahnya. Debar akan menjalar kesegala arah, menghentikan keramaian semesta, sewaktu menghentak ingkar, membakar nyata - fiksi penarik bahagia. Seketika semua berhenti, kau berjalan kemari. Ke arahku. Lalu; sekejap mata. Tak ada lagi yang bergerak, dunia mati suri. kecuali kau dan aku. Lalu, dengan penuh rindu, Ku beri banyak pertanyaan, tentang kemana saja kau selama ini ? Kepada siapa saja kau pinjam hatimu, dan duniaku ? kenapa lama pulang ? Begitu bahagiakah hari mu ?Aku begitu kesal, kau nampak lelah dengan kantung mata itu. Raut wajah cantikmu menangis.
Seolah sedang mengemban duka yang siap kau berikan padaku. Lalu bisik melanjutkan seruan - tumpahkan masalah dukamu padaku, semuanya.
Sebab sesungguhnya aku tak pernah pergi. Hanya kau yang beranjak dan mencoba berjarak. Tapi, lantas apa yang menarikmu datang kembali menemuiku ? Penuh curiga, tapi semua egoku luluh lantah, Puncaknya suara itu terdengar lagi. Tanpa permisi, semua yang telah mati mulai tumbuh kembali; duniaku, kau beri lagi (mati dibulan juni tahun lalu). Ketika itu yang setara dengan hancur kecuali aku. Pikiran tak akan beranjak, tak akan. Biarkan mati seperti ini.Tapi...
Semesta kembali membawamu padaku, merencanakan sesuatu. Lalu seolah memberi seruan cukuplah bepergian dan pulanglah kerumah lama. Lalu beri tanda, ucap selamat atas desember yang debarnya dengan semesta telah sanggup melahap fajar dengan sempurna.
Mengecap temu tersadar, menancap tanya tersabar; kapan akan bertemu dan berbagi hari ?."Percayalah aku akan baik baik saja,bahkan setelah kau patahkan lagi dengan hal yang sama,aku tetap menyukaimu walau raga tak lagi berdiri utuh ."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai mu sendirian
Short StoryMenyukai dari jarak jauh mungkin terdengar gila, namun percayalah itu adalah cara ku menyukai dirinya.