02

30.5K 5.6K 1.6K
                                        

"Emang lo bisa solat? Baca takbir aja gak bisa." Kata Seungmin sambil menggulung mie ayamnya.

"Pura-pura bisa kan, bisa." Balas Jeno.

"Astagfirullahalazim ukhtiii..." kata Haechan.

"Akhi bego." Sahut Seungmin. "Astagfirullah, aing udah ngomong kasar."

"Gak ada yang bener lo berdua." Kata Jeno.

"Lo lebih gak bener." Kata Haechan.

"Sejujurnya orang yang gak bener itu, adalah orang yang ngerasa bener, paham lo berdua?" kata Seungmin.

"Iya Pak ustad." Timpal Jeno dan Haechan berbarengan.

"Jadi lo serius suka sama Kamila Kabello itu?" tanya Haechan.

"Kamila Kabello, lo kira dia suka joget-joget havana apa?" balas Jeno sinis. "Nama panjangnya itu Putri Kamila."

"Eleuh Putri, berarti cocoknya sama Hyunjin, diakan Pangeran sekolah dulu." Kata Haechan.

"Woy!" bentak Jeno. "Malah nyasar ke simemble lagi lo pada. Hyunjin kan udah nikah." Sungut Jeno kesal.

"Ih iya baru inget, Hyunjin udah nikah, kita masih jomblo." Kata Haechan.

"Itu mah lo aja gak laku, gue mah bentar lagi mau ta'arufan." Timpal Seungmin.

"Bohong amat. Jomblo mah jomblo aja kali." Kata Haechan.

"Eh gue itu pakek sistem dijodohin. Istri gue nanti insya Allah solehah, gak kayak istri lo entar." Kata Seungmin.

"Wah nyumpahin temen sendiri dapet istri buruk lo?! Gelut ayuk!"

"Ayuk!"

Brak! Jeno menggebrak meja cukup kuat hingga mie ayam yang ada di meja hampir melompat, sedangkan Seungmin dan Haechan langsung terdiam.

"Kalian mikirin gue gak sihhh? Ada gue disini dan kalian malah berantem. Oh my god! Udah gak jadi traktir, bayar sendiri-sendiri mie ayamnya." Kata Jeno.

"Ihh pundungannn..." kata Seungmin dan Haechan mencoba merayu Jeno.

Jeno menggeram kesal, namun pada akhirnya ia mencoba tenang.

"Terus gue harua gimana ferguso?" tanya Jeno.

"Ngajak berantem?" balas Seungmin.

"Ini permen susu mahal." Timpal Haechan.

"Bisa gak sih kita serius dikit? Hahh?!" seru Jeno kesal.

"Lo yang mulai duluan manggil kita anjing." Kata Seungmin.

"Gue bilang kalian ferguso, bukan anjing." Balas Jeno.

"Alah! Lo pasti tau artinyakan?!"

"Tenang teman-teman, tenang. Ini di tempat umum please. Gue malu punya temen kayak kalian, mau ditaruh dimana muka tampan gue?" kata Haechan.

"Mas-mas yang disana bisa diem gak?! Atau saya sebarin video kalian ribut tadi ke internet?" Mamang mie ayam tiba-tiba ikut nimbrung dan mengancam.

"Tuhkan gara-gara kalian." Decak Jeno.

"Ujug-ujug nyalahin." Gumam Haechan.

"Udah please, udah! Sekarang ayo kita serius." Kata Seungmin.

"Oke. Jadi gue harus gimana?" Jeno kembali mengutarakan pertanyaan yang sama.

"Menurut gue, saran gue ya, lo coba aja ngelamar kerja disana, gak papa deh gak bisa solat, mungkin nanti malah lo di sana diajarin solat. Siapa atau ajakan yaaa, lo dikasih hidayah. Nanti kalok udah dapet hidayah, ajak Haechan juga biar beneran dikit." Kata Seungmin.

"Kenapa sih aku dinistakan mulu? Salah Esmeralda ini apa Antonio?" sahut Haechan.

"Udah diem, atau gue siram kuah mie ayam entar." Kata Seungmin sambil memberi tatapan tajam yang membuat Haechan langsung bungkam.

"Tapi gue udah bilang ke Kamila kalok gue udah kerja, entar ngomong apa kedia kalok gue tiba-tiba ngelamar kerja di tempatnya?"

"Bilang aja lo baru dipecat, atau diphk soalnya tempat lo kerja bangkrut. Simple." Kata Haechan.

"Pinter juga lo." Gumam Jeno.

"Dari dulu." Balas Haechan.

"Oke. Gue bakal lamar kerja di toko kuenya besok." Kata Jeno.

"Semanget bro!"

•••

Jeno mendengus sembari mulai menyabuni mobil milik Ayahnya. Iya, Ayahnya menyuruh dirinya mencuci mobil sore-sore begini. Ia kemudian melirik ke arah rumah Kamila.

Ada Lino, Kakak Kamila, tengah cuci motor tapi sambil menari-nari dan memasang ekspresi kurang senonoh.

'Harusnya gak boleh dance sexy-kan? Kata Kamila gitu, tapi kok ternyata Kakaknya kayak gitu? Hhmm, cuman dia keliatan abnormal sih. Astagfirullah, gak boleh membatin calon Kakak ipar sendiri.'

"Woy tetangga!" Jeno terkejut saat Lino tiba-tiba meneriakinya, sambil dadah-dadah dan tersenyum padanya. "Tinggi amat idung lo, kayak gunung salak. Eh tapi tinggian gunung salak atau dieng?"

'Ketahuan dah, ini orang emang random.' Jeno tanpa sadar membatin.

"Halo Bang." Akhirnya hanya itu yang mampu keluar dari mulut Jeno sambil tersenyum kikuk.

"Ngajak ngobrol dong, gue bingung nih mau ngobrol apa." Kata Lino.

"Eungg..." Jeno terdiam. 'Yang nyapa duluan siapa coba?' "Eh iya Bang, kayaknya kemaren baru cuci motor, kok udah dicuci lagi?"

"Oh iya, inii... entar malem ada keluarga orang. Mau dateng ngelamar Kamila, jadi rumah termasuk kendaraan dibersihin semua."

'Hah?'

Mobil Ayah Jeno seolah jadi hancur berkeping-keping seperti perasaan Jeno saat ini.

°~°

Hijrah | Jeno. L ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang