[5]

27 5 0
                                    

Bandara Los Angeles dipadati orang-orang yang memerlukan pesawat untuk mengantar mereka ke tempat tujuannya. Seorang gadis berambut coklat itu kegirangan saat melihat suasana bandara yang sudah bertahun-tahun ia tidak lihat. Gadis yang menemaninya tertawa pelan.

"hey Amy, jangan norak begitu" cibir Ashley

"memang kenapa? aku sudah lama tidak ke sini!" sorak Amy.

Tak lama kemudian, Ashley sudah mengurusi segala urusan tentang menaiki pesawat. Tinggal menunggu waktu kapan mereka berangkat.

"aku rindu Ayah Ibu..." gumam Amy saat Ashley baru duduk di sebelahnya. Ashley menatapnya dalam. "kau benar-benar yakin? Maksudku, aku masih tak percaya aku sebenarnya memiliki adik kandung" Ashley memandang langit-langit bandara dan Amy menoleh ke arahnya.

"dan aku juga tidak yakin mengapa kau tidak mengingatku?" Ashley tidak menjawab. Semenit kemudian, Wanita yang bertugas memberitahu penerbangan mengucapkan LA Airlines YT-45 akan segera berangkat.

"itu pesawat kita. Bersiaplah" Ashley bangkit dari kursinya lalu meninggalkan Amy sendiri yang masih duduk di sana. "what are you waiting for, girl?" teriak Ashley yang menunggu keberadaan Gadis bermata safir itu. Amy menghela napas kasar kemudian beranjak dari kursinya lalu berlari kecil mengejar Ashley yang sudah di depan. 

***

"kau pikir kemana Si Pirang itu pergi?" ujar Cellyn sambil menatap ponselnya mencari-cari informasi kemana sahabatnya pergi.

"mungkin dia pergi ke pantai bersama lelaki tampan itu" jawab Alice yang juga menatap ponselnya setelah selfie ria. "haha Alice, kau tau kan Si Pirang itu miliknya?" Giselle menatap Alice di sampingnya. "aku tau Gis, tapi dia lumayan juga" seketika wajah Alice membayangkan lelaki yang ia maksud adalah Tunangannya Ashley.

"hey! jangan jadi 'Pelakor' Alice" Cellyn melempar gelas plastik ke arah Alice dari atas sofa.

"ouch! untuk apa itu?" ringis Alice. "karena kau berusaha merebut Ashton"

"i'm not!" Alice melempar kembali gelas plastik itu kearah Cellyn. Cellyn menatapnya tajam. Seketika sahabat-sahabatnya menertawai mereka berdua.

Beberapa menit kemudian, Pintu tempat peristirahatan Cadance Blaze terbuka keras bak seseorang mendobraknya.

"Hey Girls! Apakah kalian tau Ashley pergi kemana?!" suara berat itu membuat seisi ruangan terdiam memperhatikan kedatangannya.

"dia panjang umur ya" sindir Cellyn mengisi keheningan. "tumben kau ke sini Ash?" kata Giselle.

"hey jawab pertanyaanku dulu! Dimana Ashley?" Ashton menatap gadis-gadis di depannya dengan serius. "kami saja belum menemukan jawabannya. Sekarang kau bertanya akan hal yang sama" jelas Cellyn dengan santai.

"Apa?! kalian sahabatnya tidak tahu keberadaan sahabat kalian sendiri?" gertak Ashton tidak sabar. Ia sangat kehilangan kendali setelah mengetahui bahwa Tunangannya itu pergi tanpa alasan.

"kau Tunangannya tidak tahu keberadaan Tunanganmu sendiri?" cibir Cellyn seraya mengikuti  lagak bicara Ashton tadi. Ashton terdiam. "kami berusaha mencari keberadaannya Ash..." jelas Giselle. Ashton berdecak kesal lalu ia pergi meninggalkan CB tanpa sepatah kata pun.

Tiba-tiba Ashton kembali. "oh ya dan... Terima kasih. Kalian sangat tidak membantu" sindir Ashton. The Girls saling menatap. "sudah kuduga pria itu kalau sedang marah sangat tidak mengenakan hati" Giselle mendengus kesal. "masih saja kau mau dengannya?" Cellyn menyenggol bahu Alice pelan. Alice menggeleng pasrah.

***

"kau yakin ini rumahnya?" Amy menatap sebuah Rumah sederhana di antara rumah-rumah kecil di Desa terpencil Inggris. Ia mengenang terakhir ia melihat rumah yang selama ini dia tunggu untuk kembali. Dan tepat sekarang juga Amy memijaki tanah yang ia rindui.

"tentu saja. Ayo masuk!" Ashley sedari tadi berdiri di depan pintu menunggu Amy yang masih sibuk memandang sekitar rumahnya.

*Tok-Tok-Tok*

Ashley mengetuk pintu Sang pemilik rumah. Sedetik kemudian, pintu itu terbuka lalu tampaklah seorang Wanita yang usianya hampir memasuki kepala 5. Setelah melihat siapa yang berada di depannya sekarang, ia menutup mulutnya dengan tangan.

"Astaga!"

~~~

Ok, Chapter ini sedikit sekali

Don't Forget to Vote and Comment!

JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang