Mirror

22 2 1
                                    

"Grace! kau sudah siap? ibu sudah siapkan makan malam. Malam Natal akan tiba. Kau mau terlambat? inikan adalah acara yang suci" Ibu selalu bernyanyi seperti burung pipit di udara. Nyanyiannya sangat merdu.

"kau makan seolah olah hidup mu paling membosankan, nak! lebih bercahaya sedikit bukan kah aku baru memberi mu baju baru!" ucap nya lagi.

"ibu! kau pikir aku ini anak kecil yang akan kegirangan ketika kau memberikanku hadiah!" jawab ku dengan wajah bermuram durja.

"Di mata ku, kau tetap lah anak ku" Ibu melepaskan celemek masaknya dan melipatnya rapi setelah itu menyimpannya dalam lemari dapur.

"Tapi seiring berjalan nya waktu, aku ini sudah jadi remaja bu, tolong bedakan" jawab ku kesal sambil menuruni setiap anak tangga.

"Jangan pernah buat aku menjadi menyesal sudah melahirkan mu"  ibu selalu membuat ku terdiam dalam berucap. Kata kata nya selalu benar..

Kenapa aku tidak mau pergi ke malam natal?
Aku selalu iri kepada mereka yang memiliki keluarga lengkap, tidak seperti aku.
Mereka akan selalu merendahkan ku dengan kata kata yang tidak seharusnya mereka ucapkan.

Hal itu masih terdengar di kedua telinga ku, lalu tergiang di otak ku..
Sewaktu SMP, aku selalu di rundungkan. Mereka menarik helai demi helai rambut ku, dan menekan keras kuku kaki ku, lalu mereka akan tertawa terbahak bahak dengan angkuh nya.

"kenapa kau diam" Shelin dengan khawatir bertanya padaku, dia adalah sahabat terbaik ku, karena memang kami senasib dari dulu, di rundung selalu sama sama.

"hei...grace" panggilnya lagi.

"ah ya..ada apa"

"kok melamun sih"

"gak kok, mungkin ngantuk"

"ahh...oke" jawab nya

Tak lama kemudian, aku menuju gudang, tempat nya gelap dan sangat dingin, tapi aku tidak merasa takut, karena memang aku ingin sendiri...

"ada orang disana" seseorang berbicara dan membuat bulu kuduk ku berdiri, apakah ada orang lain disini selain aku.

"ya ampun kau bodoh sekali"
Ucap nya lagi

"aku tidak bodoh, keluar kau"

"bagaimana aku bisa keluar dengan kau seperti itu"

"apa maksud mu"

"aku berada di bawah mu"

Aku terheran heran, di bawah...tapi tidak ada hal yang empuk disana, yang ada jika di hentak akan berdetak seperti kaca kemudian, aku melihat kebawah tanpa kusangka aku melihat seseorang didalam kaca, mirip dengan ku.

"kenapa di kaca ini ada aku" aku terheran heran sambil bercermin di cermin.
"kau bodoh sekali, nama nya juga kaca, jika yang dipantulkan kaca bukan kau, berarti bukan kaca"
"oh baik lah, kalau begitu aku pergi dulu" aku tak tertarik dengan magis murahan begitu, lebih baik langsung pulang dan tetidur.

"kau tidak berniat mengambilku, membawaku pulang dan meletakan ku di dinding kamarmu" tawar nya

"kau terlalu kecil" ucap ku

"Yang penting muat di tas mu itu" jawab nya

"baik, terserah biar kau puas" pasrah ku

.............

Jam sudah menunjukan pukul 10.30

Sesampai dirumah, aku langsung   menuju kamar, malam natal sangat membosankan, sangat membosankan.

"hei, apa aku akan tetap disini, keluarkan aku dari tas mu" perintah nya

Dengan malas aku mengeluarkannya dari tas ku dan meletakannya di dinding kamar ku

MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang