Gino dan teman - temannya sedang berkumpul dikantin sekolah ketika jam istirahat tiba. Gelak tawa tidak bisa dihindari dari tempat berkumpul Gino dan teman - temannya, namun Gino terlihat sedang memikirkan sesuatu, pria itu tidak sesemangat seperti biasanya.
" Lo tau, cowo yang duduk dibelakang Biru siapa? " tanya Gino, kepada Andre yang kebetulan satu kelas bersama Biru.
" Oh itu, Murid baru. " jawab Andre, singkat.
" ada apa emang? " Lanjutnya lagi.
Belum sempat menjawab pertanyaannya, Andre justru sudah kembali berseru.
" Tuh Anaknya. " ujar Andre.
Gino melihat arah pandang Andre, yang mengarah pada seorang pria yang baru saja memasuki area kantin. Kemudian Gino membuang pandangannya ke arah lain, kembali menatap Andre dengan sorotan mata yang nampak tidak bisa diartikan.
" Gue gak suka cowo itu. " desis Gino, kepada Andre. Andre yang mendengarnya hanya tersenyum kecil.
" Lo Cemburu? Karena Biru? " Andre tertawa setelah menayakan pertanyaannya.
" lo, terperangkap sama permainan lo. Gue suka. " ujar Andre, masih dengan tawanya. Gino hanya menderik mendengar perkataan Andre.****
Biru menatap sekeliling nya dan biru tidak suka tempat ini, Terlalu ramai untuk seorang Biru. Langit yang melihat raut tidak suka diwajah biru buru - buru menarik tangannya. Membuat biru juga masuk kedalam kerumunan siswa lainnya, dan Perlu dicamkam bahwa biru benar - benar tidak suka hal seperti ini.
" lepas, lo gak perlu narik tangan gue. " ujar Biru dengan intonasi yang sedikit meninggi.
Alih - alih mendengar, Langit justru semakin menggenggam tangan itu semakin erat.
" Lepass!! " dengan sekuat tenaga, akhirmya biru bisa melepaskan genggamam itu.
" lo gak perlu narik tangan gue kaya gitu. " ujar biru dengan tidak suka
" kenapa?" tanya biru dengan polosnya
" gue gak suka. " ujar Biru dengan kesal, saat dia berbalik wajahnya sudah menangkap wajah Gino yang tengah tersenyum kearahnya.
" Gino. " ujar Biru setengah kaget.
" Minggir. " ujar Biru, sambil sedikit menabrak bahu Gino. Selepas Biru pergi, Gino sempat menatap kearah langit sebelum keduanya sama - sama membalikkan badan.
" Biru, tunggu. " ujar Gino sambil setengah berlari.
" Biru, tunggu Ru. " ujar Gino, sambil mensejajarkan langkah nya dengan Biru.
" kenapa sih, orang - orang gak pernah ngebiarin gue sendiri. " ujar Biru, setengah berbisik. Namun nampaknya gagal, karena bisikannya terdengar oleh Gino.
" lo, lucu Ru. " ujar Gino, dengan senyum dibibirnya. Biru hanya menderik malas pada Gino.
" Lo pengen sendiri? " tanya Gino, sentuhan tangannya pada tangan biru membuat langkah Biru terhenti.
Tidak ada jawaban dari Biru, gadis itu memang keras kepala.
" yaudah, hari ini gue biarin lo sendiri ya. Besok gue temenin lagi. " ujar Gino sambil mengacak pelan rambut Biru.
Biru, terdiam ditempatnya. Sampai Gino pergi dengan melambaikan tangan kearahnya.
Biru buru - buru pergi kekelas, sesampainya dikelas. Ternyata Langit sudah ada dibangku nya. Dengan tatapan dingin menatap ke arah Biru.
Biru kemudian berjalan kebangku nya dengan malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Langit
Teen FictionMungkin bagi kebanyakan orang Langit, adalah sebuah hamparan luas yang berada diatas kepala mereka. Yang ketika kau menengadah akan melihat betapa indahnya kekuasaan tuhan diatas sana. Tapi Aku yakin setiap manusia tidak pernah melihat ujung dari sa...