My BadDay

64 12 0
                                    

Jakarta, 06 Mei 2015

Hari yang melelahkan dan membosankan mungkin itu kalimat yang pas untuk menggambarkan keadaanku untuk saat ini, seharian bersih bersih ruangan, sendirian, eemm—sebenarnya hanya kamarku, karena yang lain sudah diurus Si Mbok (Asisten Rumah Tangga).

Aku masih terbaring lemas diatas tempat tidur yang lembut dan nyaman ini, serasa ingin tidur kembali. Masih mengenakan kaos lengan pendek berwarna abu abu dan celana jens pendek hitam, yang kurasa sekarang sudah mulai bau apek karena terkena keringat sehabis bersih bersih tadi.

Aku Keyla Jasmine Seavita, sudah menjalani masa masa hidup selama dua hari di Jakarta setelah kepindahanku dari London. Anak kedua dari dua bersaudara, sedikit manja, itu kata kakak dan keluargaku, dan kalian jangan percaya itu.

SMA Darma Wiyata, salah satu sekolah High School ternama yang berada di Jakarta, cukup bagus, meski tak sebagus sekolahanku yang berada di london dulu, tentu. Ada alasan, kenapa aku mau dipindahkan ke sekolah yang ada di Jakarta.

"Uggh..sebaiknya aku harus mandi," aku terlentang sambil melihat ke arah jam dinding, lagipula jam sudah menunjukkan pukul 09:00Am. Apa? Jam 9?

"Astaga—aku lupa, hari ini aku ada janji ,aahh ogeb!!" tepuk jidat.

Tanpa berpikir lama, aku langsung melesat menuju almari tempat penyimpanan handuk serta kawan kawannya itu disimpan, dan menyambar handuk berwarna biru yang kurasa habis dicuci kemarin. Acara mandi tak berlangsung lama. Layaknya ingin berkencan dengan seorang lelaki ,aku dilema hanya gara gara baju yang ingin kupakai, tapi ini beda ,aku hanya akan jalan jalan dengan temanku.

Begini, setiap kali ingin pergi kemana mana aku memang selalu bingung seribu kepayang hanya karena masalah baju, padahal hanya jalan biasa, dengan teman pula. Memang aku akan memperhatikan penampilanku dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun, terkadang.
Tanpa berpikir lama lagi, aku langsung menyambar handphone  yang tergeletak di atas nakas,  membuka aplikasi Whatsapp  dan mencari kontak seseorang yang semoga aja bisa membuat dilemaku ini lenyap.  Menatap layar HP yang sekarang sedang menyambungkan videocall ke salah satu temanku, Dara.

Dara meivitasari, dia teman sekaligus sahabat karibku dari kecil sampai sekarang, tingkahnya tak kalah riwueh dari pada tingkahku yang pecicilan ini, dia lebih dan lebih riwueh dan ribet daripada aku. Aku tak habis fikir kenapa bisa aku berteman dengannya yang—ramenya melebihi diriku sendiri, oohhh... untung saja kita tak pernah berantem dalam hal apapun.

Menyambungkan...

Setelah terhubung ke dara,  "Darraaaa..  Kok lama banget sih ngangkat videocall dari gue", omelku padanya dengan memasang wajah cemberut.

"Ada apa sih keyla, pagi pagi udah nyerocos mulu bawaannya, nggak capek apa tuh mulut? ",dengan matanya yang sembab dan rambut acak acakan dia menatap malas layar handphonenya.

"Gila loo,  demi apa lo jam segini baru bangun. Ihhh perawan belum mandi, lihat nohh iler lo kemana mana tuh, rambut lo juga acak acakan kek gitu," ejekku sambil menertawakannya terbahak bahak.

"Baru bangun nih, ada apaan?" Dara menguap tepat didepan layar Hp nya, dia benar-benar, uughh. "Eehh bentar bentar lo jam segini tumben udah mandi, mau kemana? " lanjut dara.

"Daraa... Jangan bilang lo lupa, kalo hari ini kita janjian mau keluar," gerutuku, sembari melototinya lewat layar HP.

"Ohh iya ya,  sorry key gue bener bener lupa. Oke gue mandi dulu ya, daaaa."

"Eehh bentar dulu. Gue videocall lo itu mau minta pendapat. Bagusan mana, gue pakai yang ini atau yang ini? ," sambil menunjukkan dua pasang baju yang aku tenteng sebelah kiri dan kanan tanganku.  Ditangan kiri, baju lengan panjang berwarna hitam dan putih bergaris horizontal, dan sebelah kanan swetter berwarna merah maroon.

Kenan (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang