He is Kenan

21 4 0
                                    

"Nan—" suara ini terdengar tidak asing, sontak membuatku tercengang ketika mengetahui laki-laki dibalik topi hitam ini adalah—sebentar.

Benar, dia memang salah satu OSIS yang mempermainkan aku tadi, namun selain itu aku merasa wajahnya tidak asing.

"Lo? Bentar deh, kayak pernah liat dimana ya?" aku berusaha mengingat wajahnya yang sudah tidak asing.

"Lo, kenal dia?" tanya laki-laki yang sedari tadi masih memegang Handphoneku diatas kepalanya dengan tatapan penuh selidik.

"Gue lupa." ucapku sambil melirik laki-laki yang sekarang tengah memapah perempuan berambut panjang dan juga tatapannya yang tidak biasa.

Tanpa mengatakan apa-apa, mereka berdua pergi begitu saja.

"Lo mau kemana, Nan?" kenapa mereka saling memanggil dengan nama yang sama? Nan? Apa mereka kakak adik?

Bunyi bel masuk telah terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Laki-laki ini mengembalikan ponselku setelah menghapus video yang aku rekam barusan, kemudian pergi meninggalkanku.

"Kenapa dia begitu ikut campur dengan urusan orang lain? Uurrghh." tanyaku dalam hati.

•••

Aku berdiri disamping pintu sembari menghentak hentakkan kaki ke lantai, tepat di depan ruang kelas Ipa 2, kelas yang akan kutempati sekarang. Tak lama kemudian seorang guru datang dengan membawa beberapa tumpuk buku, kemudian menyuruhku masuk dengan mengikutinya di belakang.

Namanya Bu Lisa, tentu bukan member Blackpink ya. Dia adalah Wali Kelas Ipa 2, dia tinggi, cantik dengan balutan hijab warna peach dan menurutku dia ramah.

"Selamat pagi anak-anak?" sapa Bu Lisa kepada semua murid.

"Pagi, Bu guru." jawab semua murid serentak.

"Sebelum ibu memulai pelajaran, ibu akan mengumumkan sesuatu. Kalian mendapat teman baru. Perkenalkan dirimu nak!" ucap bu Lisa sembari mempersilahkanku mengenalkan diri di depan semua murid.

"Halo, semua? Perkenalkan namaku Keyla Jasmine Seavita, kalian bisa memanggilku Keyla. Aku baru pindah dar—" aku menghentikan kalimatku.

Aku begitu terkejut ketika dua murid laki-laki yang baru saja masuk ke dalam ruangan, sulit dipercaya mereka adalah dua makhluk yang barusan kutemui di depan perpustakaan.

"ohh,Tuhan. Kenapa aku harus sekelas dengan mereka? Apa tidak ada kelas lain, selain kelas yang ada mereka?" rengekku dalam hati.

"Maaf, Bu . Saya telat tadi dari UKS." ucap laki-laki itu dengan sedikit menunduk ketika melewati Bu Lisa.

"Ohh, iya. Segera ke tempatmu!" perintah Bu Lisa yang kemudian melirikku sebentar, secara tak langsung menyuruhku meneruskan acara perkenalan tadi.

"Eehh, Ohh ya, aku baru pindah dari London tiga hari yang lalu, aku juga tinggal di lingkungan daerah sini. Mohon bantuan dan kerjasamanya ya, mari berteman." aku mengakhiri kalimat perkenalan dengan sedikit senyuman.

Kulihat semua murid menyimak dengan senang hati, kecuali dia. Murid laki-laki bertubuh jangkung yang sedari tadi pagi membuatku beritanya-tanya, siapa dia? Benar-benar tidak sopan.

Sebelum aku duduk di kursi, aku mengedarkan pandang ke arah Dara yang sudah duduk manis sambil tersenyum tanpa rasa bersalah, bahkan saat aku sedang memelototinya.

Aku memutuskan untuk duduk tepat di belakang Dara,  yang kebetulan kosong.

"Gitu ya, yang namanya temen?" ucapku pada Dara dengan berbisik dibelakang kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kenan (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang