01. Jus

16 1 1
                                    


Rifqi, Hasan dan Arya mulai mengangkat gelasnya, sudah dekat dengan mulut, tapi aktifitas mereka terhenti karena ketiga perempuan yang dari tadi memperhatikan langsung meberhentikan mereka.

"Tunggu dulu!" Nindif, Zahira dan Arum memberhentikan aktifitas ketiga teman laki lakinya.

"Kenapa?" tanya Arya dengan wajah yang kelewat polos.

Rifqi dan Hasan juga menatap tiga perempuan di depannya dengan tatapan bertanya.

"Gak seru kalau belum di kasih Bon Cabe level 30" kata Nindif sambil ngeluarin bungkus Bon Cabe dari kantong tasnya.

"Gak akan seru kalau belum di kasih Madu sama Kecap" ucap Zahira sambil naruh 6 sachet Madu dan Kecap ke meja Rifqi.

"Gak akan pernah seru kalau belum di kasih Micin satu sendok" ucap Arum sambil memasukkan satu sendok penuh Micin ke dalam gelas Rifqi, Hasan, dan Arya.

Nindif langsung memasukkan Bon Cabenya ke dalam gelas Rifqi, Hasan dan Arya. Zahira juga segera memasukkan Madu dan Kecap yang sudah ia sediakan.

Rifqi, Hasan dan Arya menatap horor ke araha gelas mereka masing masing yang sudah tercampur oleh bahan bahan yang tidak wajar.

"Serius kita minum ini?" Rifqi masih menatap ngeri ke minumannya.

"Ini halal kan?" tanya Hasan sambil mengaduk minumannya.

"Minum ini gak bakal mati kan?" tanya Arya sambil memperhatikan minumannya.

Minuma itu adalah racikan dari ketiga perempuan yang sedang tersenyum lebar, Nindif, Zahira dan Arum. Mereka membuat Jus Jengkol + Pete + Buncis + Bon Cabe lv.30 + Madu + Kecap + Micin. Semuanya di aduk menjadi rata dan siap untuk di minum oleh Rifqi, Hasan dan Arya.

"Pokonya minum aja, ini hukuman karena kalian ninggalin kita di mall" ucap Nindif dengan santai. Memang benar saat itu mereka ninggalin Nindif, Zahira dan Arum di mall waktu mereka lagi belanja. Jadinya ini adalah hukuman untuk mereka.

"Minum ae cepet" ucap Arum.

"Yang habisinnya paling akhir, nanti dia yang bakal traktir kita makan siang" ucap Zahira yang sudah semangat.

"Satu! Dua! Tiga!"

Tiga laki laki itu langsung berlomba untuk menghabiskan minumannya. Yang duluan habis adalah Rifqi, menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar, Rifqi yang menghabiskannya duluan. Di susul Hasan yang menghabisinya dengan merasa jijik. Dan Arya adalah yang paling akhir menghabisi minumannya, dia kalah dari 2 temannya.

"Sumpah ini kagak enak" ucap Rifqi, Hasan dan Arya sambil menaruh gelas yang udah kosong itu.

"Oke! Udah di tentuin siapa yang bakal neraktir makan siang nanti" ucap Zahira sambil memukul meja.

"Yang kalah adalah Arya..." ucap Nindif sambil menunjuk Arya yang mukanya udah masam.

"Arya.. Persiapkan duit untuk siang nanti" ucap Arum.

"Yang sabar ya ar, kita selalu dukung elo kok" ucap Rifqi sambil menahan tawanya, Hasan yang berdiri di samping Rifqi udah ketawa terbahak bahak.

Arya cuman diam sambil nampakin wajah masamnya. Yang lain hanya tertawa melihat wajah masam Arya.

"Ada apa ini ribut ribut?" tanya seorang bapak guru berbadan pendek namun gemuk, dan wajahnya terlihat garang.

"Nggak pak, nggak ada apa apa" ucap Hasan sambil senyum ramah.

"Ya sudah kalau gitu semua kembali ke tempatnya" ucap Pak Mahdi dengan tegas, ia adalah wali kelas di kelas Rifqi dan teman temannya.

Semua murid yang di kelas itu langsung berhenti ribut dan duduk rapi di tempatnya. Bell baru berbunyi sekarang, tapi kenapa Pak Mahdi sudah masuk duluan sebelum bell berbunyi.

"Kalian pasti bertanya tanya kenapa saya masuk sebelum bell berbunyi, kan?" seluruh murid mengagguk dengan pertanyaan itu.

"Ketua kelas maju kedepan" ucap Pak Mahdi dengan tegas.

Rifqi selaku ketua kelas, langsung berdiri dan berjalan ke depan papan tulis.

Pak Mahdi langsung berbicara dengan Rifqi, mereka berbicara dengan suara yang kecil, tidak ada yang mendengarkannya. Selesai dengan percakapan yang tidak diketahui oleh murid lain selain Rifqi, Pak Mahdi langsung mengeluarkan lembaran kertas yang lumayan banyak, setelah mengeluarkan lembaran kertas itu, Pak Mahdi langsung keluar kelas dengan menenteng tasnya.

Setelah Pak Mahdi pergi dari kelas, Rifqi membalikkan badan menghadap seluruh murid dan langsung memecahkan keheningan kelas.

"Karna seluruh guru ada pelatihan, sekolah diliburkan selama seminggu" ucap Rifqi dengan nada datarnya.

Kelas kembali heboh dengan pernyataan yang di ucapkan Rifqi. Rifqi kembali membuka mulutnya yang membuat suasana kembali hening.

"Kalian bisa pulang sekarang, nanti juga boleh" sekali lagi kelas sangat heboh, para murid bersorak kesenangan.

"Jangan terlalu senang, kita di kasih banyak tugas sama Pak Mahdi" seketika kelas menjadi rame karna keluhan dari murid murid.

"Arya, bantuin gue bagiin tugas" ucap Rifqi sambil manggil Arya yang duduk di paling depan, tepat di depan papan tulis.

Arya langsung berdiri dan membagikan tugas titipan Pak Mahdi. Rifqi juga membagikannya, tapi cara membagikannya sangat berbeda, Rifqi menggombali dulu setiap murid perempuan di kelasnya, membuat Nindif, Zahira dan Arum terlihat kesal karna perlakuan Rifqi.

Selesai dengan urusannya, Rifqi dan Arya langsung kembali ke tempat duduk mereka masing masing dan langsung mengemasi tas mereka, begitupun dengan murid yang lain. Semua murid langsung berhambur keluar kelas dan kelas sudah sedikit sepi, sisa 6 makhluk hidup yang sedang ngobrol sambil bercanda.

"Eh bentar, perut gua mendadak mules" ucap Rifqi sambil berlari ke kamar mandi.

"Kenapa tuh?" tanya Arum sambil mengemasi tasnya.

"Tau tuh-- aduh perut gua" ucap Hasan sambil megang perutnya.

"Lo sakit perut?" tanya Zahira.

"Iya kayaknya, perut gua mules banget, gua ke toilet dulu" ucap Hasan yang langsung ngacir pergi dari kelas.

"Lo gak sakit perut juga?" tanya Nindif sambil menunjuk Arya yang masih duduk di tempatnya.

"Ya enggak lah gua kan-- aduh... Perut gua tiba tiba mules" ucap Arya sambil berdiri dan langsung keluar kelas.

"Jangan jangan mereka sakit perut karna jus tadi?" tanya Arum sambil menahan tawanya.

"Mungkin, jusnya kan kita racik asal asalan" ucap Zahira.

Nindif gak berkomentar, dia udah ngakak duluan, Zahira sama Arum juga ikut ikutan ngakak di kelas.

"Udah ayo kita pulang, biarin aja mereka bermalam di toilet sekolah, Hahaha" ucap Arum sambil ketawa.

Mereka bertiga akhirnya meninggalkan Rifqi, Hasan dan Arya yang masih berada di kamar mandi.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Feelings Change To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang