14

5.1K 249 24
                                    

Ali dan resi sudah berada di bangku ruang rawat Prilly.

"Mau ngomong apa Li?" Tanya resi ketika sudah di bangku itu.
Ali hanya diam saja tak merespon pertanyaan sang mama, dia menatap lurus ke depan.

"Li? Ali" panggil resi mencoba membuyarkan lamunan anaknya itu. Ali tetap saja diam bergeming, entah apa yang sedang dipikirkan nya.

"ALI!" teriak resi di depan wajah Ali membuat ali kaget dan tersadar dari lamunannya.

"Ha? A--apa ma? Iya Ali mau ngomong kalo naya--"

"Naya apa? Naya kenapa Li?" Tanya resi penasaran, Ali menghela nafas panjang sebelum menjelaskan semuanya.

"Naya sakit ma" lirih Ali sangat pelan namun masih bisa terdengar oleh resi .

"Naya sakit? Sakit apa Li?" Tanya resi, ucapannya masih terdengar santai saja. Santai kayak di pantai (apaan sih Thor orang lagi tegang juga)

"Naya-- Naya sakit--kan-kanker ma" jawab Ali disertai cairan bening yang lolos dari sudut matanya. Resi membeku ditempat setelah mendengar ucapan Ali, pikiran nya sudah entah kemana.

"Ma--maksud kamu Naya...? Naya sakit kanker? Kenapa bisa Li, hiks hiks....kenapa cucu mama sakit separah itu..." Ucap resi disertai tangisan kecilnya, ia menutup mulutnya tak menyangka dengan semua ini, bahunya berguncang karena menahan tangisnya yang memilukan itu. (Author jadi sedih😢) Ali langsung membawa mama nya ke dalam dekapan nya.

"Maafin Ali ma, Ali gak bisa jaga Naya dengan baik, maafin Ali" lirih Ali.

"Hiks...Naya... sayangnya Oma" ucap resi sambil terisak

"Mama jangan khawatir yah, Ali akan usahain semaksimal mungkin untuk mengobati Naya, bahkan jika perlu Ali akan bawa Naya pergi ke Singapura untuk mengobati nya" jelas Ali dan melepaskan pelukannya.

"HARUS LI! Kamu harus sembuhin Naya" tegas resi
(Maaf Tante yang bisa nyembuhin Naya itu cuma Allah yang melalui dokter bukan Ali te, maafin author yah te, hikss syedih dechh)

"Iya ma"

"Prilly udah tau?" Tanya resi sambil menyeka air matanya.

"Belum ma, ma Ali mohon tolong jangan kasih tau ke Prilly dulu ma karna Ali gak mau Prilly kepikiran sama Naya dan nantinya dia bakalan gak merhatiin alisya" pinta Ali dan resi mengangguk lalu tersenyum kearah Ali, tanpa mereka sadari ada sepasang mata dan telinga yang melihat dan mendengar pembicaraan mereka.

" Na-ya? Hiks...gak...gak mungkin hiks hiks... Naya gak mungkin sakit " ucap orang itu sambil membekap mulutnya agar tangisannya tak terdengar. Namun sekuat apapun ia menutup mulutnya agar tangisannya tak terdengar tetap saja tangisannya terdengar di telinga Ali dan resi hingga membuat mereka menoleh kearah sumber suara. Betapa terkejutnya mereka ketika siapa yang mereka lihat sekarang ini.
" Kaia" human Ali dengan nada terkejutnnya. Kaia menggelengkan kepalanya sambil menatap api dan resi. Resi hanya dapat diam melihat Kaia histeris ketika mendengar ucapan ali. Ali beringsut dari duduknya dan berjalan kearah Kaia lalu menarik pelan pergelangan tangan Kaia hingga membuat si empunya mengikuti langkah ali. Ali menyuruh Kaia duduk di samping mamanya. Kaia masih menangis sejadi-jadinya, tangan resi teruluh membelai rambut Kaia dan seperkian detik kemudian ia merengkuh tubuh anak perempuannya itu dan tangisannya kembali pecah di dalam rengkuhan itu.

" Kai, gue mohon jangan kasih tau ini ke Prilly yah" pinta Ali sambil terus menatap kedua wanita yang ia cintai dan sayangi sejak kecil itu. Kaia melepaskan rengkuhannya dan menatap Ali dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Lo bohongkan Li? Naya gak sakitkan? Dia baik-baik aja kan Li?" Tanya Kaia dengan tatapan memohon nya seolah-olah menyuruh Ali untuk mengatakan bahwa naya baik-baik saja. Ali diam tak menyahuti pertanyaan kakaknya itu, ia menunduk menatap ujung sepatu kerjanya yang masih melekat indah di kaki nya karena belum sempat pulang ke rumah untuk menggatinya.

" BILANG SAMA GUE LI! LO BOHONG KAN? LO BERCANDA KAN? BILANG!!!" Teriak Kaia yang kini sudah berdiri dihadapan Ali dan mengguncang bahu Ali guna untuk memaksa Ali mengatakan jika semua ini hanya lelucon Ali yang sering Ali lontarkan ketika bersama keluarganya. Teriakannya itu mengundang perhatian pengunjung dan beberapa suster yang berada di sekitar situ hingga ada seorang suster datang dan mengatakan, " maaf mas mbak dan ibu tolong jangan buat kegaduhan di sini, ini rumah sakit" tegur suster itu sambil tersenyum ramah dan kemudian berlalu dari hadapan mereka.
Aldo dan yang lainya yang mendengar teriaknya Kaia langsung menoleh kearah luar, semuanya saling pandang sampai akhir nya Caca dan Naya datang menghampiri mereka lalu Caca berkata

" paa... Itu mama kenapa? Kok mama teriak-teriak gitu? Kita samperin yuk pa" Caca berusaha menarik tangan Aldo upaya untuk menyuruh Aldo ikut dengannya keluar melihat apa yang terjadi sehingga membuat mama nya berteriak.

" Iya uncle, itu kok aunty Kaia teriak gitu sih ntar kesian adik Naya lagi bobok" sambung Naya hingga membuat aldo tersenyum lalu berjongkok menyamai tinggi badannya yang sama dengan Caca dan Naya.

" Maafin aunty yah sayang, yaudah kalo gitu uncle sama Caca keluar dulu yah mau liat aunty" ucap Aldo lalu kemudian menarik Caca untuk keluar. Mila menghela napas berat setelah mendengar teriakan dari Kaia sedangkan Prilly masih dengan raut wajah pernasaran nya.

Bersambung.....

Hai para readers ku,mohon maaf nya yah karena kemarin udah php in kalian, soalnya kakak aku baru mau ngenet nya hari ini, maaf maaf maaf deh, oke selamat membaca semoga cerita nya masih nyambung yah, dannnn jangan lupa vote and coment

Salam dari author❤️

anaya pricilla syariefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang