(14) time turner is never exist.

1.4K 270 37
                                    

Vernon mengintip kalender meja yang ada di dekatnya. 17 Desember 2020. Sudah dua musim dingin terlewati dengan perasaan yang anehㅡia tak lagi seorang light chaser. Kameranya sudah tergantung sejak lama dan ia bahkan lupa berapa sisa film yang tersisa di dalamnya.

Padahal biasanya disaat-saat seperti ini, Vernon selalu merelakan tulang-tulangnya kedinginan diterpa angin dan badai salju kecil. Kadang ia rela menghabiskan uangnya demi penginapan murah dekat hutan, membeli beberapa mangkuk sup hangat dan roti, dan bahkan sebuah teropong baru. Demi foto-foto aurora yang kadang menghasilkan warna yang tidak pernah atau jarang ia lihat.

Sekarang Vernon lebih senang bermain dengan bonon, menonton tv, dan sesekali melukis di dalam rumah. Sofia pun heran dengan perubahan sang kakak yang tidak seaktif dulu lagi. Alasannya pun tetap sama.

"Kakak lagi malas jalan-jalan di musim dingin. Mager,"

Sofia mengernyit. Baiklah, mager bisa mendatangi setiap orang, tapiㅡdua tahun? yang benar saja?

"Kalau begitu setidaknya datanglah ke pameran kecilku," sahut Sofia, sedikit merengut, "aku akan memamerkan jepretanku disana,"

Vernon mengangkat sebelah alisnya. Ia baru ingat kalau Sofia akhir-akhir ini seolah menggantikan dirinya. Ia terobsesi dengan northern lights. Bersama dengan kelompok fotografinya yang bernama the chaser chwe atau apalah itu, ia pergi mengelilingi utara, nyaris ke arktik hingga sering kena marah sesampainya ia dirumah.

"oh, okay. Nanti aku akan datang," sahut Vernon, malas-malasan.

"kakak harus datang pokoknya!" gerutu Sofia, "Cuma di sekolahku, kok! Bukan di Oslo atau di Finlandㅡtidak jauh pokoknya" jelasnya.

"Baiklah, cerewet!" Vernon mengibas-ngibaskan tangannya, menyuruh sang adik untuk segera meninggalkan kamarnya. Tak lupa menunjuk ke arah gagang pintu, dan memutar tangannya, seolah menyuruh Sofia untuk menutup pintunya.

Selepas Sofia pergi, Vernon kembali pada aktifitasnya. movie marathon. Ini sudah seri Harry Potter ke-3 yang ia tonton dan sebenarnya Vernon sudah mulai bosan. Popcorn madunya sudah habis dan Bonon pun sudah tertidur di sampingnya.

Nyaris saja Vernon jatuh terlelap saat akhirnya kedua matanya kembali terbuka. Ia berniat untuk mematikan tv nya dan benar-benar pergi tidur. Namun tayangan di tv menunjukkan salah satu scene favoritnya.

Saat Hermione dan Harry pergi ke masa lalu, menggunakan time-turner milik Hermione, tanpa Ron yang saat itu tengah cedera.

Vernon termenung. Ia menatap sendu layar tv itu dan melepaskan remote yang ada di tangannya.

"time-turner, yaㅡ" ucapnya pelan. Ia membuka ponselnya, menuju galeri dengan folder 'umji'.

Vernon tersenyum samar. Ia menggeser tiap foto Umji dan menemukan senyum hangatnya disana. Semakin ia menggeser layar ponsel itu, semakin ia menemukan wajah Umji yang sangat ia rindukan.

"Ji," panggil Vernon, "gimana ya cara nyuri time turner-nya Hermione?" tanyanya tak masuk akal.

Tentu saja. Karena Hermione hanya karakter dalam cerita, dan kalung miliknya pun hanya sebatas kalung biasa yang indah.

Menyadari penolakan logis di dalam pikirannya, Vernon tersenyum kecil.

"Maaf ji, aku emang bodoh," tuturnya.

"gapapa, ji. Kamu istirahat aja ya,"

Vernon merebahkan dirinya dan menarik selimutnya hingga batas bahu. Ia mulai memejamkan matanya, namun tangannya masih memegang ponselnya dengan layar yang masih menyala.

"Vernon, jangan bodoh," Ia merutuki dirinya sendiri dengan mata terpejam.

"time turner is never exist, non"

dan ia pun tertidur.

~ • ~

Vernon mengenakan salah satu coat favoritnya hari ini. Demi sang adik tercinta yang rela (tega) membangunkannya pagi-pagi, menyuruhnya untuk segera mandi, bersiap dan tidak lupa untuk menghadiri pameran kecilnya di sekolah.

Untuk pertama kalinya pula Vernon mengambil kembali kameranya yang sudah lama tergantung. Ia berniat untuk memotret Sofia di pameran nanti.

Sesampainya di sana, Vernon bahkan nyaris tidak bisa menemukan dimana spot adiknya. Ada begitu banyak orang dan ini diluar perkiraan Vernon.

"Lumayan juga," ujarnya sambil sesekali menengok ke kanan dan kiri, mencari sang adik.

Tapi Sofia tidak ada dimanapun.

Sembari menunggu, Vernon berjalan menyusuri tiap foto yang ada disana. Kebanyakan dari mereka menampilkan foto gunung es, desa yang tertutupi salju, beruang kutub, pinguin, dan lainnya.

Vernon terus berjalan menyusuri barisan foto-foto yang dipajang dengan figura dan berhenti tepat di sebuah foto yang sangat menarik perhatiannya.

Northern Lights.
by: Ji.

Potret aurora itu sangat indah hingga membuat Vernon nyaris menangis. Aurora berwarna ungu dan magenta dengan lengkung indahnya tercetak sempurna dalam foto itu. Sangat indah, hingga membuat Vernon kembali memikirkan Umji.

Kalau Umji melihatnya, ia pasti juga tersenyum, sama seperti Vernon sekarang.

Vernon kembali tersadar dan bergegas mengambil ponselnya untuk mencari sang adik. Ia berjalan kembali menerobos beberapa orang yang berlalu lalang, hingga ia merasa mengenal seseorang.

Ia seorang gadis dengan rambut panjang berwarna hitam, mengenakan bucket hat hitam dan coat cokelat muda. Berjalan dari arah berlawanan dan sudah melewatinya.

Vernon mengernyitkan dahinya, dan saat orang itu sudah berjalan cukup jauh, Vernon bergegas mengejarnya.

"Umji??"

Vernon menyadari bucket hat itu. Persis milik Umji.

Bukan persis lagi, tapi itu memang bucket hat milik Umji.

Vernon mengenalinya dari tag kecil di belakang topi yang sepertinya khusus dibuat untuk Umji. Tag kecil dengan tulisan 'Umji' disana.

"Umji?? hey!" panggil Vernon. Ia berusaha menerobos kerumunan orang, berkali-kali ia mengucapkan kata maaf pada orang yang ditabraknya, dan semakin lama, Vernon semakin kehilangan sosoknya.

"Kak!!"

Vernon merasakan ada seseorang yang menarik coat nya. Itu Sofia.

"hah? Sofia?"

"kakak mau kemana? foto ku ada disana" tunjuk Sofia ke arah yang berlawanan. Vernon yang masih dalam kondisi bingung hanya mengangguk asal.

"oh, iya, kakak kesana," ujar Vernon sambil mengiringi langkah Sofia.

"ck, kakak kenapa sih?"

• • •

Vernon kembali ke rumah dan langsung masuk ke kamarnya. Ia lagi-lagi melihat foto-foto umji, sambil memeriksa dengan jelas topi yang Umji kenakan.

"mirip," ujarnya.

"tapi kamu nggak mungkin kembali kan, Ji?"

Vernon menghela nafasnya sekali. Ia lalu mengunci ponselnya, dan mencoba untuk tidur.

Vernon nyaris benar-benar terlelap sampai akhirnya ia terbangun karena mendengar notifikasi pada ponselnya.
Ia mengucek pelan kedua matanya, lalu merogoh ponselnya dan mengecek notifikasi itu.

notifikasi dari instagram.
















um.jiiya98 wants to send you a message.

• (really) end •

northern lights ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang