-Kakak terlaknat-
📕📕📕
Hari telah menunjukan waktu siang yang berubah haluan menjadi sore. Meskipun hari sudah sore tak menyulutkan anak anak yang kini sedang mengikuti ekstrakulikuler untuk beranjak pulang.
Jam sudah menunjukan pukul lima sore, seharusnya mereka sudah pulang dari setengah jam yang lalu. Dan lihatlah sekarang masih ada banyak anak yang belum meninggalkan sekolahan, alasannya cukup klise yaitu numpang wi-fi. Masih ada ya anak jaman sekarang yang masih nongkrong numpang wi-fi.
Matahari sudah berangsur turun, hari mulai beranjak gelap dan itu berhasil membuat mereka ikut beranjak untuk meninggalkan pekarangan lingkungan sekolah. Balik kanan bubar jalan. Mungkin itu kata yang tepat untuk mendeskripsikan mereka.
"Dek, ayo pulang!" teriakan itu berhasil membuat Indah menolehkan kepalanya ke sumber suara. Dia kembali menolehkan kepala ke teman duduk disampingnya.
"Oll, gimana abang elo? " Dihembusnya nafas kasar. Sambil menggeleng pelan. "Udah, lo sana cepet pulang. Nanti gue dijemput kok sama Bang Gip. Tenang aja. "
Seolah tak percaya perkataan temannya itu, ia memicingkan mata, menatap lawannya memastikan bahwa tak ada kebohongan bersarang disana. "Dek?? Ayo!! Udah sore ini. Dimarahin bunda tau rasa." intruksi kakak Indah yang entah sejak kapan kini berada didepannya tak lupa dengan motor yang menjadi kendaraannya.
"Ya udah, gue duluan ya Oll. Sorry ya gak bisa nemenin. "
"Iya iya udah ah. Gak usah lebay gitu, buruan sana. " Dorongan dari Olly membuatnya mau tak mau rela tak rela terpaksa dia menaiki boncengan motor kakaknya dan melenggang pergi, tak lupa dia dan kakaknya pamit sebelumnya. Jarum jam panjang kini telah menunjuk angka sepuluh dan sampai saat ini abangnya sama sekali belum menunjukan batang hidungnya. Sebagian dari orang masih menunjukan kecuekan dalam menunggu lamanya sebuah angkutan datang.
Tak suka berlama lama menunggu akhirnya Olly mulai melenggang pergi, melangkahkan kaki menyebrangi jalan raya dan mulai berjalan pelan ditrotoar sambil masih menunggu jemputan datang.
"Mana sih tuh orang, tau gini gue bawa mobil sendiri. Awas aja tuh orang kalo sampe ketemu. Mati lo sana!! " Gerutuan demi gerutuan mengalir dengan deras didalam mulutnya. Tangan kiri yang bebas digunakannya menghentikan angkutan yang bisa mengantarkannya sampai rumah, sejauh ini selalu saja ada penumpang disetiap angkutan yang dihentikannya. Entah itu ojek, bajaj, mini bus, taxi. Olly jadi geram sendiri.
Entah kesialan apa lagi yang akan menimpanya setelah luntang lantung sendirian diakhir sore. Kini, HP yang akan digunakan memesan ojek online kehabisan baterai. Tandas tanpa sisa. Terpaksa dan dengan amat sangat terpaksa kini dia menunggu lagi dan lagi sampai ada angkutan yang mau menampung tubuhnya.
"Lo, adiknya Gibran kan? " Entah dari mana suara itu, Olly berharap lewat suara itu Tuhan memberinya pertolongan. Bayangan seseorang dihadapannya terpaksa membuatnya mendongak setelah sekian lama putus asa seperti manusia gak berguna.
"Lo kenal gue? " dengan hati hati dia bertanya.
"Gak sih, tapi gue tau lo. Pernah lihat sesekali. Ngapain lo disini? "
"Lo kenal Gibran? Gibran Kiev Vernando? Abang gue?" sedangkan yang berdiri dihadapannya mengangguk meng-iyakan. Entah bagaimana ekspresi bahagia yang ditunjukan Olly secara gamblang kepada orang itu. Tak terdefinisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELO!?!! [MI_DOREMI]
Teen FictionPlagiat dilarang mendekat!!! Selamat membaca 😘😘 ✍✍✍✍ PENGUMUMAN Barang siapa yang berhasil naklukin hati adek gue, gue bakal traktir satu bulan full makan bakso dikantin. Tertanda Gibran si anak paling...