-seriously??-
📕📕📕
"AAAA!!! " Teriakan membahana itu sukses membuat Riya yang tengah bergulat didapur terlonjak kaget, begitupun Gibran yang sedang nangkring didepan TV. Keduanya menoleh kearah tangga, disana terpampang dengan nyata sosok Olly yang sedang berjingkrak jingkrak gak jelas.
"MAMAH!!! ADA CICAK!! AAA!! " Teriaknya lagi, masih sama seperti tadi, membahana sekali.
"Woy!! Berisik!! " sahut Gibran, setelah itu melanjutkan aksinya mencomot snack yang ada dihadapannya. "AAAAA!! MAMAH!!! ADUH DIA GERAK GERAK!! " Mengabaikan celotehan abangnya dan kembali berjingrak jingkrak ria dengan cicak yang kini sedang merambat manja diatas kepalanya.
"Mana?!! Mana?!! Biar mamah sapu!! " Tak kalah panik dengan anaknya, Riya datang dengan membawa sapu ditangannya.
"Emang, kepala Olly lantai. Pake disapuin segala." Masih sama. Masih berjingkrak jingkrak. Saat mengatakannya.
"Yah, mana mamah tau kalo ada dikepala Olly. Olly kan tau, mamah juga takut sama cicak. "
Melihat kedua wanita yang disayanginya itu kelabakan, tak membuat Gibran berniatan membantu. Malah menjadikannya tontonan seru, langka dan gratis. Sedangkan Riya yang menyadari keberadaan Gibran diruangan yang sama dengan putrinya berdecak marah melihat tak ada pergerakan dari putranya untuk berniat membantu. "GIBRAN BANTUIN ADEK KAMU!! CEPET!! "
Baru saja menikmati pemandangan seru, malah disuruh menghentikan keseruannya. Dengan langkah lebar dia berdiri tepat dibelakang Olly yang sedang memunggunginya, dengan santai dia mencabut cicak yang bersarang dikepala adiknya dan membuangnya ke tempat sampah.
"Ngapain lo buang ketempat sampah, percuma!! Nanti ujungnya balik lagi. Kalo niat buang itu kedepan atau wastafel sekalian biar mati tuh bedebah!! " bukannya terima kasih malah sibuk ngedumel dan mengumpat setelah sadar tak ada hewan menggelikan itu lagi.
Belum sempat Gibran menjawab, sudah keduluan mamahnya. "Olly. Gak sopan bicara gitu sama kakak kamu. Bukannya terima kasih malah nyuruh orang tua kamu. " dengan penuh terpaksa dia mengucapkan kata terima kasih sepelan mungkin hingga lebih layak dibilang bisikan.
"Kalo gak ikhlas, gak usah bilang. Padahal cuma bilang gitu doang, masih untung gue bantuin lo. Keliatan banget gak ikhlasnya."
"Emang. " sungutnya dan segera melenggang pergi sebelum mulut mamahnya menyemburkan kata kata yang membuatnya menurunkan harga dirinya lagi.
×××
BRAK
Bantingan buku bertumpuk super tebal di mejanya membuat sang empu pemilik meja terlonjak, bukan hanya kaget tapi dia jadi khawatir lama lama berteman dengan seseorang yang ada dihadapannya ini, bisa bisa terserang stroke dadakan dianya. Karena terlalu sering mendapat sikap absurd temannya itu.
Mendapat delikan tajam tak membuatnya, takut. Malah semakin menunjukan rentetan gigi yang bersembunyi dibalik behel.
"Pagi pagi bikin telinga gue udah budek aja. Slow mbak slow. "
"Gimana mau slow, pagi pagi si Gibran udah bikin gue emosi aja. Masak si veri bannya kempes, pasti ulah tuh spesies. Gila, kalo gini caranya bisa bisa gue gila beneran. Oh God!! " keluhnya seperti volume balok, panjang kali lebar kali tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELO!?!! [MI_DOREMI]
Fiksi RemajaPlagiat dilarang mendekat!!! Selamat membaca 😘😘 ✍✍✍✍ PENGUMUMAN Barang siapa yang berhasil naklukin hati adek gue, gue bakal traktir satu bulan full makan bakso dikantin. Tertanda Gibran si anak paling...